Toleransi Penopang Keberagaman dan Perekat Persatuan Indonesia
Kamis, 21 September 2023 - 17:34 WIB
Secara umum, sudah bisa dilihat beberapa upaya dari pemerintah dan swasta untuk menjembatani berbagai perbedaan di masyarakat Indonesia. Upaya ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya kegiatan yang memfasilitasi pertemuan antarkelompok masyarakat agar terjalin dialog yang dapat meneduhkan dan memupuk kerukunan.
"Jika melihat program-program yang dilakukan organisasi masyarakat sipil, khususnya dialog-dialog untuk membangun toleransi, maka saat ini sudah berkembang dari sisi kreativitas penyelenggaraannya. Misalnya ada kegiatan membangun toleransi lintas iman dan budaya dengan cara berpetualang ke daerah-daerah tertentu, mengunjungi rumah ibadah, museum, dan mengadakan dialog yang lebih jujur di antara para peserta. Kementerian dan lembaga pemerintahan juga sudah mulai memfasilitasi dialog dan program inovatif dalam rangka melestarikan semangat toleransi," katanya.
Alamsyah berharap agar toleransi terhadap berbagai keragaman yang ada tertanam pada generasi muda Indonesia. Sebagai suatu bangsa, Indonesia punya modal besar dalam konteks ini. "Kita menghadapi bonus demografi yang tidak hanya mendapatkan surplus secara kuantitas, namun juga meningkat secara kualitas bila dibandingkan dengan generasi sebelumnya," katanya.
Generasi muda saat ini telah mendapatkan pendidikan yang lebih baik melalui lembaga pendidikan dalam dan luar negeri. Walaupun begitu, Indonesia sebagai bangsa yang luhur masih menghadapi tantangan maraknya ujaran kebencian yang menyasar kalangan muda. Tidak jarang beberapa dari remaja Indonesia yang turut menjadi pelaku penyebaran berita bohong dan ujaran kebencian.
"Kita perlu mengembangkan strategi yang inovatif dan sesuai dengan sasaran demi tercapainya kesadaran bersama akan bahayanya intoleransi dengan berbagai bentuknya. Salah satu caranya bisa melalui pendekatan mental health yang menjadi salah satu isu populer generasi muda Indonesia saat ini. Kita juga bisa kembangkan program penanaman toleransi yang lebih informal dan santai, serta melalui sarana pendidikan formal mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi," kata Alamsyah.
"Jika melihat program-program yang dilakukan organisasi masyarakat sipil, khususnya dialog-dialog untuk membangun toleransi, maka saat ini sudah berkembang dari sisi kreativitas penyelenggaraannya. Misalnya ada kegiatan membangun toleransi lintas iman dan budaya dengan cara berpetualang ke daerah-daerah tertentu, mengunjungi rumah ibadah, museum, dan mengadakan dialog yang lebih jujur di antara para peserta. Kementerian dan lembaga pemerintahan juga sudah mulai memfasilitasi dialog dan program inovatif dalam rangka melestarikan semangat toleransi," katanya.
Alamsyah berharap agar toleransi terhadap berbagai keragaman yang ada tertanam pada generasi muda Indonesia. Sebagai suatu bangsa, Indonesia punya modal besar dalam konteks ini. "Kita menghadapi bonus demografi yang tidak hanya mendapatkan surplus secara kuantitas, namun juga meningkat secara kualitas bila dibandingkan dengan generasi sebelumnya," katanya.
Generasi muda saat ini telah mendapatkan pendidikan yang lebih baik melalui lembaga pendidikan dalam dan luar negeri. Walaupun begitu, Indonesia sebagai bangsa yang luhur masih menghadapi tantangan maraknya ujaran kebencian yang menyasar kalangan muda. Tidak jarang beberapa dari remaja Indonesia yang turut menjadi pelaku penyebaran berita bohong dan ujaran kebencian.
"Kita perlu mengembangkan strategi yang inovatif dan sesuai dengan sasaran demi tercapainya kesadaran bersama akan bahayanya intoleransi dengan berbagai bentuknya. Salah satu caranya bisa melalui pendekatan mental health yang menjadi salah satu isu populer generasi muda Indonesia saat ini. Kita juga bisa kembangkan program penanaman toleransi yang lebih informal dan santai, serta melalui sarana pendidikan formal mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi," kata Alamsyah.
(abd)
tulis komentar anda