Mahfud MD Sebut Presiden Jokowi Tahu Politikus Nakal dan Kerja Gelap
Minggu, 17 September 2023 - 18:50 WIB
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD merespons pernyataan Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) yang mengaku punya data intelijen. Mahfud menegaskan, hal tersebut merupakan hal wajar, sebab presiden mendapat laporan intelijen setiap harinya.
"Pastilah namanya presiden bisa tahu apa saja. Termasuk parpol, itu tugasnya presiden, keamanan, masalah isu hukum, apa apa yang sensitif di masyarakat presiden setiap hari mendapat laporan dari intelijen, di mana pun presiden harus begitu, jadi itu benar," kata Mahfud di Plaza Kemenpora, Jakarta, Minggu (17/9/2023).
Kemudian, Mahfud menjelaskan, berdasarkan data intelijen tersebut, presiden pun mengetahui pergerakan partai politik termasuk para politikus. Dan hal itu, kata Mahfud, tidak ada hubungannya dengan cawe-cawe menjelang Pemilu 2024.
"Malah siapa saja harus punya kalau presiden, tidak hanya Pak Jokowi. Enggak urusan cawe-cawe, urusan tidak, itu tidak ada kaitannya," katanya.
"Ini presiden pasti punya intelijen, siapa politikus yang nakal, siapa politikus yang benar. Siapa yang punya kerja gelap, siapa yang punya kerja terang itu punya presiden," sambungnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengaku mengetahui segala hal yang ada di dalam partai politik (parpol), pembahasan, dan tujuan politik partai dalam strateginya menjelang Pemilu 2024. Jokowi mengatakan, memiliki banyak informan dari intelijen, entah itu berasal dari Polri, Badan Intelijen Negara (BIN) ataupun intelijen dari Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI.
"Saya tahu dalamnya partai seperti apa, saya tahu, partai-partai seperti apa saya tahu, ingin mereka menuju ke mana saya tahu. Informasi yang saya terima dari intelijen saya ada, BIN, dari intelijen di Polri ada, dari intelijen TNI saya punya, BAIS," kata Jokowi di acara Relawan Seknas di Kota Bogor, Sabtu (16/9/2023).
"Pastilah namanya presiden bisa tahu apa saja. Termasuk parpol, itu tugasnya presiden, keamanan, masalah isu hukum, apa apa yang sensitif di masyarakat presiden setiap hari mendapat laporan dari intelijen, di mana pun presiden harus begitu, jadi itu benar," kata Mahfud di Plaza Kemenpora, Jakarta, Minggu (17/9/2023).
Kemudian, Mahfud menjelaskan, berdasarkan data intelijen tersebut, presiden pun mengetahui pergerakan partai politik termasuk para politikus. Dan hal itu, kata Mahfud, tidak ada hubungannya dengan cawe-cawe menjelang Pemilu 2024.
"Malah siapa saja harus punya kalau presiden, tidak hanya Pak Jokowi. Enggak urusan cawe-cawe, urusan tidak, itu tidak ada kaitannya," katanya.
"Ini presiden pasti punya intelijen, siapa politikus yang nakal, siapa politikus yang benar. Siapa yang punya kerja gelap, siapa yang punya kerja terang itu punya presiden," sambungnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengaku mengetahui segala hal yang ada di dalam partai politik (parpol), pembahasan, dan tujuan politik partai dalam strateginya menjelang Pemilu 2024. Jokowi mengatakan, memiliki banyak informan dari intelijen, entah itu berasal dari Polri, Badan Intelijen Negara (BIN) ataupun intelijen dari Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI.
"Saya tahu dalamnya partai seperti apa, saya tahu, partai-partai seperti apa saya tahu, ingin mereka menuju ke mana saya tahu. Informasi yang saya terima dari intelijen saya ada, BIN, dari intelijen di Polri ada, dari intelijen TNI saya punya, BAIS," kata Jokowi di acara Relawan Seknas di Kota Bogor, Sabtu (16/9/2023).
(rca)
tulis komentar anda