Pasca-Interfaith Forum G20 di India 2023: Beberapa Refleksi
Selasa, 12 September 2023 - 12:37 WIB
Bermula di Australia, IF G20 diadakan yang bertujuan memberikan rekomendasi bagi para pemimpin dunia, termasuk sejumlah topik yang direkomendasikan para aktor agama. Setelah Australia, Turki tahun 2015, Cina tahun 2016, Jerman tahun 2017, Argentina tahun 2018, Jepang tahun 2019, Saudi Arabia tahun 2020, Italia tahun 2021.
IF G20 tidak melaksanakan pertemuan tahunannya di Indonesia, karena ada event khusus terkait G20, yaitu Religion Twenty (R20), yang dilaksanakan oleh Nahdlatul Ulama (NU) dan Pemerintah Indonesia. R20 yang direncanakan juga akan berlangsung di India tahun 2023 tidak jadi dilaksanakan.
IFG20 memajukan solusi global dengan bekerjasama dengan pemuka agama dan representasi politik. Pengakuan global semakin meningkat bagi peranan keimanan dan agama dalam promosi keimanan dan agama guna mempromosikan hubungan yang harmonis dan damai antar bangsa-bangsa dunia.
Dalam praktik, IF G20 secara konsisten mengupayakan membangun dan memprioritaskan jaringan inklusif dari jaringan publik, agama, humanitarian, institusi akademik dan komunitas agama dengan sektir publik dalam mmerumuskan dan melaksanakan inisiatif kebijakan global. Selain itu, untuk mematangkan isu global yang dikaji telah dibentuk sejumlah working groups yang fokus pada wilayah yang sering terjadi dan relevan dengan prioritas kebijakan G20.
Setelah IFG20 tidak menggelar KTT lintas iman di Indonesia tahun 2022, maka IFP G20 telah melangsungkan KTT lintas iman di India sejak 5-7 September 2023 di World Peace Dome di kota Pune. Kegiatan ini, sejatinya, dilakukan untuk menghasilkan rumusan di bidang sosial keagamaan bagi para pemimpin dunia G20 yang akan berlangsung di bulan September 2023.
Forum lintas iman ini telah dihadiri oleh lebih dari 2000 peserta, termasuk lebih dari 100 pembicara ahli dan presenter, peserta, dari India dan luar negeri, termasuk perwakilan dari lembaga pemerintah, organisasi internasional, masyarakat sipil, akademisi, dan komunitas agama. Acara ini bertujuan untuk menarik perhatian audiens yang beragam dan inklusif, mewakili sejauh mungkin populasi global.
Peserta dari Indonesia adalah akademisi Muhammadiyah Yayah Khisbiyah; Ketua Badan Wakaf Pesantren Tebuireng KH A Halim Mahfudz; Wakil Rektor Universitas Muslim Makassar Dr Muhammad Hattah Fattah; Ketua HAM Sekretariat ASEAN Yuyun Wahyuningrum, dan Direktur Eksekutif Institut Leimena Matius Ho.
Secara nyata, KTT lintas iman di kota Pune India telah menyahuti tantangan yang dihadapi anak-anak yang menghadapi kehilangan dan tantangan karena pandemi Covid-19. Juga ketidakadilan dan disrupsi yang dihubungkan dengan perubahan iklim.
Tema utama untuk memperluas harapan bagi sebuah masa depan yang lebih baik. KTT lintas iman telah membawa sebuah kelompok pimpinan agama yang secara mendalam terlibat pada perdebatan global, yang merentang dari krisis sosio-ekonomi pada agenda SDGs.
Forum telah menekankan pada langkah aksi yang nyata yang dapat diambil di dalam proses G20, menekankan pada kekuatan kerjasama antar iman yang transformatif. Melalui satu pendekatan holistik yang mempertimbangkan perspektif agama dan etika, IF G20 2023 telah mengupayakan pembentukan sebuah tatanan dunia yang lebih inklusif, damai dan sinambunguntuk semua tanpa terkecuali.
IF G20 tidak melaksanakan pertemuan tahunannya di Indonesia, karena ada event khusus terkait G20, yaitu Religion Twenty (R20), yang dilaksanakan oleh Nahdlatul Ulama (NU) dan Pemerintah Indonesia. R20 yang direncanakan juga akan berlangsung di India tahun 2023 tidak jadi dilaksanakan.
IFG20 memajukan solusi global dengan bekerjasama dengan pemuka agama dan representasi politik. Pengakuan global semakin meningkat bagi peranan keimanan dan agama dalam promosi keimanan dan agama guna mempromosikan hubungan yang harmonis dan damai antar bangsa-bangsa dunia.
Dalam praktik, IF G20 secara konsisten mengupayakan membangun dan memprioritaskan jaringan inklusif dari jaringan publik, agama, humanitarian, institusi akademik dan komunitas agama dengan sektir publik dalam mmerumuskan dan melaksanakan inisiatif kebijakan global. Selain itu, untuk mematangkan isu global yang dikaji telah dibentuk sejumlah working groups yang fokus pada wilayah yang sering terjadi dan relevan dengan prioritas kebijakan G20.
Setelah IFG20 tidak menggelar KTT lintas iman di Indonesia tahun 2022, maka IFP G20 telah melangsungkan KTT lintas iman di India sejak 5-7 September 2023 di World Peace Dome di kota Pune. Kegiatan ini, sejatinya, dilakukan untuk menghasilkan rumusan di bidang sosial keagamaan bagi para pemimpin dunia G20 yang akan berlangsung di bulan September 2023.
Forum lintas iman ini telah dihadiri oleh lebih dari 2000 peserta, termasuk lebih dari 100 pembicara ahli dan presenter, peserta, dari India dan luar negeri, termasuk perwakilan dari lembaga pemerintah, organisasi internasional, masyarakat sipil, akademisi, dan komunitas agama. Acara ini bertujuan untuk menarik perhatian audiens yang beragam dan inklusif, mewakili sejauh mungkin populasi global.
Peserta dari Indonesia adalah akademisi Muhammadiyah Yayah Khisbiyah; Ketua Badan Wakaf Pesantren Tebuireng KH A Halim Mahfudz; Wakil Rektor Universitas Muslim Makassar Dr Muhammad Hattah Fattah; Ketua HAM Sekretariat ASEAN Yuyun Wahyuningrum, dan Direktur Eksekutif Institut Leimena Matius Ho.
Secara nyata, KTT lintas iman di kota Pune India telah menyahuti tantangan yang dihadapi anak-anak yang menghadapi kehilangan dan tantangan karena pandemi Covid-19. Juga ketidakadilan dan disrupsi yang dihubungkan dengan perubahan iklim.
Tema utama untuk memperluas harapan bagi sebuah masa depan yang lebih baik. KTT lintas iman telah membawa sebuah kelompok pimpinan agama yang secara mendalam terlibat pada perdebatan global, yang merentang dari krisis sosio-ekonomi pada agenda SDGs.
Forum telah menekankan pada langkah aksi yang nyata yang dapat diambil di dalam proses G20, menekankan pada kekuatan kerjasama antar iman yang transformatif. Melalui satu pendekatan holistik yang mempertimbangkan perspektif agama dan etika, IF G20 2023 telah mengupayakan pembentukan sebuah tatanan dunia yang lebih inklusif, damai dan sinambunguntuk semua tanpa terkecuali.
Lihat Juga :
tulis komentar anda