Ketua KPK Ungkap Esensi Hari Raya Kurban dengan Pemberantasan Korupsi

Kamis, 30 Juli 2020 - 19:35 WIB
"Sama seperti binatang, tabiat tamak manusia pada hakikatnya adalah wujud nyata ketidakmampuan mengontrol dan mengendalikan keinginan, hasrat serta hawa nafsu, sehingga kehilangan moral, menjadi rakus karena tidak akan puas dengan apa yang ada, selalu kurang terhadap apa yang telah dimiliki," sambungnya.

Menurut Firli, jika dikaitkan dengan permasalahan besar bangsa yaitu laten korupsi serta perilaku koruptif yang berurat akar di negeri ini, maka dengan mengamalkan esensi dari tauladan kisah Nabi Ibrahim dan Ismail serta semangat Idul Adha (qurban) ditambah tiga strategi pemberantasan korupsi KPK yaitu pendekatan pendidikan masyarakat untuk membentuk mindset dan culture set baru anti antikorupsi.

"Pendekatan pencegahan yang tujuan utamanya menghilangkan kesempatan dan peluang untuk korupsi, dan pendekatan penindakan di mana ketiganya adalah core business KPK dalam pemberantasan korupsi serta dilaksanakan secara holistik, integral sistemik," tuturnya.

"Dan sustainable, serta dukungan segenap komponen bangsa, Insya Allah menjadi solusi terbaik agar Indonesia cepat terlepas dari laten korupsi yang menggurita di negeri ini dan Indonesia yang bersih dari korupsi bukanlah hanya menjadi mimpi tapi terwujud nyata Indonesia bersih dari segala bentuk korupsi," tambahnya.

Diakui Firli, korupsi bukan hanya kejahatan yang merugikan keuangan dan perekonomian negara tapi juga termasuk kejahatan kemanusiaan dunia karena telah masuk sampai fase berjejaring dimana dampaknya sangat destruktif pada setiap tatanan kehidupan umat manusia, dan hebatnya kejahatan ini dapat dilakukan secara sistimatik, terstruktur dengan dampak sistemik.

"Korupsi terbukti dapat menciptakan fantasi, mendorong kreativitas calon-calon koruptor untuk beradaptasi, berinovasi, dan memodifikasi modus-modus baru kejahatan korupsi, agar tidak terungkap apalagi tertangkap saat mereka beraksi," kata dia.

Menurutnya, setiap individu yang minim integritas, di mana nilai-nilai kejujuran tak lagi tampak dipelupuk mata, telinga tuli dengan suara kebenaran, terhalang pekatnya selimut hitam laten korupsi yang menyuguhkan kehangatan dan kenikmatan semu surga fatamorgana, namun terlihat indah dan memukau mata hati calon-calon koruptor.

"Oleh karena itulah, sudah sepatutnya kita jadikan perayaan Idul Adha tahun ini sebagai momentum kebangkitan melawan hasrat dan nafsu jahat korupsi, yang kita mulai dari diri sendiri. Bukan penyembelihan hewan kurban kambing ataupun sapi yang menjadi esensi dari perayaan Idul Adha, hari raya kurban tahun ini," tegasnya.

"Keikhlasan, pengorbanan dan konsistensi untuk tidak korupsi adalah esensi dari makna kurban yang seharusnya terpatri dalam setiap hati sanubari seluruh anak bangsa di negeri ini. Selamat merayakan Hari Raya Idul Adha 1441 Hijriyah, mari kita rayakan dengan Semangat Antikorupsi," tandasnya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(maf)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More