Generasi Muda Unggul Jadi Modal Wujudkan Indonesia Emas 2045
Senin, 07 Agustus 2023 - 18:06 WIB
"Kalau dia sampai melakukan tindakan teror, misalnya melakukan pemboman, itu akan menjadi isu yang buruk dan kemudian akan berdampak buruk. Banyak hal bisa terdampak, seperti kepercayaan dunia kepada Indonesia, ekonomi negara, psikologi masyarakat, dan termasuk tercorengnya agama dari si teroris tersebut di mata orang lain," katanya.
Ia mengajak generasi muda mencontoh para sahabat nabi yang kala itu termasuk golongan anak muda tetapi sudah bisa memberikan kontribusi bagi negaranya. Misalnya, Sayyidina Ali bin Abi Thalib, karena ketangkasannya dalam perang dan kecerdasannya dalam keilmuan, dia unggul dalam pengembangan keilmuan serta kemiliteran, hingga kemudian menjadi khalifah keempat umat Islam.
"Begitu juga Sayyidina Zaid bin Tsabit yang unggul dalam keilmuan, hingga beliau diangkat menjadi penulis wahyu. Sayyidina Ibnu Abbas yang juga unggul dalam keilmuan, beliau lalu diangkat menjadi penafsir pertama dalam Islam," katanya.
Habib Jafar menambahkan, kalangan muda dari perempuan di zaman Rasulullah juga ikut memberikan kontribusi terhadap perkembangan negara dan agamanya. Salah satunya Sayyidina Aisyah RA yang unggul dalam keilmuan dan kemudian menjadi salah satu periwayat hadis terbanyak. Bahkan beberapa hadis spesial hanya bisa kita dengar dari Sayyidina Aisyah, karena hadis-hadis itu terkait hubungan Nabi dengan Sayyidina Aisyah sebagai istrinya.
Ia menyadari potensi masing-masing individu muda berbeda-beda. Namun hal tersebut bukanlah alasan untuk tidak memberikan kontribusi kepada bangsa sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki.
"Kita di Indonesia, sebagai umat Islam dari kalangan anak muda seharusnya melihat apa yang kita miliki sebagai potensi untuk kita aktualisasikan sebagai kontribusi bagi bangsa, agama, kemanusiaan, dan perdamaian," kata Habib Jafar.
Ia mengajak generasi muda mencontoh para sahabat nabi yang kala itu termasuk golongan anak muda tetapi sudah bisa memberikan kontribusi bagi negaranya. Misalnya, Sayyidina Ali bin Abi Thalib, karena ketangkasannya dalam perang dan kecerdasannya dalam keilmuan, dia unggul dalam pengembangan keilmuan serta kemiliteran, hingga kemudian menjadi khalifah keempat umat Islam.
"Begitu juga Sayyidina Zaid bin Tsabit yang unggul dalam keilmuan, hingga beliau diangkat menjadi penulis wahyu. Sayyidina Ibnu Abbas yang juga unggul dalam keilmuan, beliau lalu diangkat menjadi penafsir pertama dalam Islam," katanya.
Habib Jafar menambahkan, kalangan muda dari perempuan di zaman Rasulullah juga ikut memberikan kontribusi terhadap perkembangan negara dan agamanya. Salah satunya Sayyidina Aisyah RA yang unggul dalam keilmuan dan kemudian menjadi salah satu periwayat hadis terbanyak. Bahkan beberapa hadis spesial hanya bisa kita dengar dari Sayyidina Aisyah, karena hadis-hadis itu terkait hubungan Nabi dengan Sayyidina Aisyah sebagai istrinya.
Ia menyadari potensi masing-masing individu muda berbeda-beda. Namun hal tersebut bukanlah alasan untuk tidak memberikan kontribusi kepada bangsa sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki.
"Kita di Indonesia, sebagai umat Islam dari kalangan anak muda seharusnya melihat apa yang kita miliki sebagai potensi untuk kita aktualisasikan sebagai kontribusi bagi bangsa, agama, kemanusiaan, dan perdamaian," kata Habib Jafar.
(abd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda