Generasi Muda Unggul Jadi Modal Wujudkan Indonesia Emas 2045

Senin, 07 Agustus 2023 - 18:06 WIB
Habib Husein Jafar Al Hadar memandang generasi muda unggulan akan menjadi modal utama dalam mewujudkan vis Indonesia Emas 2045. FOTO/IST
JAKARTA - Generasi muda dinilai merupakan tumpuan peradaban bangsa yang harus menjadi generasi unggul dalam menjawab tantangan kemajuan zaman, juga dalam melawan penyebaran intoleransi, radikalisme, dan terorisme. Generasi unggulan ini akan menjadi modal Indonesia dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 .

Pendakwah sekaligus pegiat sosial media, Habib Husein Jafar Al Hadar menjelaskan, intoleransi bisa sangat berdampak dalam menentukan apakah Indonesia nantinya akan sukses atau tidak saat menapak di usia 1 Abad Republik Indonesia (RI).

"Dampak dari intoleransi, ketika anak muda Indonesia yang saat ini menjadi bonus demografi atau mayoritas dari populasi penduduk, yaitu sekitar 63%, maka bonus demografi itu akan berubah menjadi bencana demografi kalau tidak bisa dimanfaatkan dengan baik," ujar Habib Jafar, saapan akrabnya, di Jakarta, Senin (7/8/2023).

Habib Jafar mengutip buku karya seorang Indonesianis bernama Benedict Anderson berjudul Revolusi Pemuda. Dalam buku itu disebutkan, pemuda selalu berperan utama dan penting dalam penyelesaian masalah-masalah bangsa sejak sebelum maupun sesudah kemerdekaan.



Selain itu, dalam buku juga diungkap peran utama dan penting serta mendasar pemuda dalam memerdekakan bangsa dan memastikan kemerdekaan bangsa dengan diisi hal-hal yang positif.

Menurut Habib Jafar, bonus demografi yang dirasakan Indonesia harus dikelola dengan benar agar dapat menjadi kelebihan dan bukan menjadi beban. Selain itu, bangsa Indonesia perlu mengambil pelajaran dari negara-negara lain, baik yang berhasil maupun gagal.

Contohnya Afrika Selatan, mereka tidak bisa memanfaatkan bonus demografinya dengan baik, sehingga banyak generasi muda di sana justru menjadi bencana demografi. Contoh yang sukses adalah Korea Selatan, mereka sukses mengelola anak mudanya hingga menjadi bonus demografi yang menguntungkan.

"Kalau Indonesia gagal mengelola anak muda ini yang jumlahnya 2/3 dari populasi rakyat keseluruhan, kita akan gagal mendapatkan manfaat dari bonus demografi tersebut," katanya.

Habib Jafar lalu membayangkan, begitu banyak anak muda, tapi justru menjadi beban negatif dan destruktif bagi bangsanya, apalagi di bidang intoleransi, radikalisme, dan terorisme. Kondisi itu sangat berbahaya. Jangankan dalam jumlah yang banyak, satu anak muda saja yang terpapar intoleransi, radikalisme, atau terorisme itu bisa sangat mengerikan.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More