Buka Hotline 119, Kemenkes Minta Masyarakat Tidak Malu Konsultasikan Kesehatan Jiwa

Rabu, 29 Juli 2020 - 13:04 WIB
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza Kemenkes, dr Fidiansyah mengatakan bahwa pemerintah memberikan perhatian terhadap kesehatan jiwa masyarakat. Foto/SINDOnews
JAKARTA - Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza Kementerian Kesehatan (Dir Keswa Kemenkes ), dr Fidiansyah mengatakan bahwa pemerintah memberikan perhatian terhadap kesehatan jiwa masyarakat. Khususnya saat pandemi COVID-19 . Baik menyusun buku pedoman dukungan pedoman kesehatan jiwa dan psikososial bagi seluruh tatanan sampai membuka hotline 119 extension 8 untuk layanan konsultasi kesehatan jiwa.

“Jadi, bagi masyarakat yang hendak berkonsultasi perihal kesehatan jiwa silakan menelepon 119 extension 8 dan pihaknya akan menjawab apa yang masyarakat butuhkan mengenai kesehatan jiwa,” ujar Fidiansyah saat dihubungi SINDO Media, Rabu (29/7/2020). ( )

Kemudian, Fidiansyah melanjutkan, Kemenkes juga memiliki banyak perkumpulan untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap kesehatan jiwa. Ada perhimpunan schizophrenia, perhimpunan bipolar, perhimpunan autis, perhimpunan orang untuk tercegah bunuh diri, perhimpunan ibu tercegah depresi prospartum dan perkumpulan berbasis penyakit lainnya. Kalau di kecamatan, Kemenkes mengembangkan desa siaga sehat jiwa berbasis kader dan juga puskesmas yang memiliki pelayanan kesehatan jiwa.



“Kalau yang ini per penyakit tentu sangat bergantung pada kesanggupan organisasi. Ada yang di tingkat nasional, mungkin ada yang turun ke tingkat provinsi, itu tergantung pada kesanggupan organisasi yang berbasis masyarakat.”

“Jadi kami mengikuti dinamikanya dan melakukan peneysuaian-penyesuaian kebutuhan yang berkembang pada dampak kesehatan jiwa akibat COVID-19 ini,” imbuh Fidiansyah.

Lebih dari itu, Fidian mengingatkan bahwa kesehatan jiwa bagian dari yang tidak terpisahkan dari kesehatan itu sendiri. Karena, definisi kesehatan itu adalah fisik, mental, spiritual dan sosial. Jadi kalau ditanya apakah kamu sehat maka keempat aspek itu harus terpenuhi.

Kedua, lakukanlah upaya promotif preventif dengan cara sederhana, misalnya saat COVID-19 anak belajar daring lalu, kalau sudah ada emosi dari orang tuanya atau dari manapun segera telepon ke 119 extension 8 dan berbagi cerita. “Berbagi Kesehatan jiwa itu tidak menunjukkan kelemahan dan identik dengan orang gila, itu yang harus dihapus, bahwa berhubungan psikolog, berhubungan dengan psikiater, berhubungan konselor adalah dalam rangka melakukan upaya promotif, preventif agar jangan menjadi orang dengan gangguan jiwa,” tegasnya.

Karena itu, dia mengajak masyarakat untuk sadar bahwa jiwa adalah bagian integral, budayakan untuk segera mencari pertolongan mental sebagai upaya promotif preventif kesehatan jiwa. Untuk gejala fisik masyarakat sudah semakin sadar, tetapi belum untuk kesehatan jiwa. Dan puskesmas merupakan tempat yang tepat dijadikan upaya preventif promotif terhadap kesehatan jiwa sebelum terlambat, karena kalau sudah masuk RSJ itu sudah terlambat. ( )

“Menuju ke arah sana keluarga harus memahami bagaimana memberikan bekal kepada anggota keluarganya, kalau orang tua bekali dengan parenting skill, setiap anak belajar bagaimana tumbuh kembang sebagai anak yang tangguh, remaja yang tangguh, kkarakter yang tanggunh menjadi orang bisa menjalankan apa yang menjadi potensinya sesuai anugrah Tuhan. Karena masing-masing kita punya kecerdasan yang berbeda,” tandasnya.
(kri)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More