Akses Air Bersih dan Sanitasi Layak Masih Perlu Ditingkatkan
Selasa, 28 Juli 2020 - 12:47 WIB
Melati mengatakan, pada umumnya masyarakat Indonesia lebih banyak memanfaatkan air sungai. Namun berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada 2016, sebesar 56 persen sungai sudah tercemar sehingga banyak wilayah akan mengalami krisis air bersih.
“Tindakan sanitasi lingkungan dapat dilakukan dengan cara penyediaan air bersih yang difasilitasi toilet yang bersih dan terawat, membuat dan mengatur pembuangan limbah rumah tangga, membuang sampah pada tempatnya, mengatur saluran drainase (pembuangan air hujan), serta pengelolaan limbah atau sampah dengan baik, teratur, dan berkesinambungan,” terang Melati.
(Baca: Pemerintah masih temui banyak masalah sanitasi dan air minum)
Koordinator Kelompok Bidang Keahlian Perkotaan dan Permukiman Institut Teknologi Indonesia, Rino Wicaksono menambahkan sanitasi yang layak dapat dipengaruhi oleh penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan sampah. Menurut dia, sebaiknya sumber sampah rumah tangga sudah dibagi ke dalam 2-5 tong sampah, yakni untuk sampah busuk dan sampah yang tidak bisa busuk.
“Sampah busuk bisa dijadikan makanan binatang atau dimasukkan ke dalam sumur biopori, sedangkan yang tidak busuk bisa dijadikan komoditas industri,” terangnya.
Selain itu, Rino juga mendorong komunitas atau masyarakat di suatu hunian dapat membentuk Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu Reuse, Recycle, Reduce (TPST 3R). Dengan begitu, sampah akan lenyap dan dapat dikelola dengan baik.
“Tindakan sanitasi lingkungan dapat dilakukan dengan cara penyediaan air bersih yang difasilitasi toilet yang bersih dan terawat, membuat dan mengatur pembuangan limbah rumah tangga, membuang sampah pada tempatnya, mengatur saluran drainase (pembuangan air hujan), serta pengelolaan limbah atau sampah dengan baik, teratur, dan berkesinambungan,” terang Melati.
(Baca: Pemerintah masih temui banyak masalah sanitasi dan air minum)
Koordinator Kelompok Bidang Keahlian Perkotaan dan Permukiman Institut Teknologi Indonesia, Rino Wicaksono menambahkan sanitasi yang layak dapat dipengaruhi oleh penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan sampah. Menurut dia, sebaiknya sumber sampah rumah tangga sudah dibagi ke dalam 2-5 tong sampah, yakni untuk sampah busuk dan sampah yang tidak bisa busuk.
“Sampah busuk bisa dijadikan makanan binatang atau dimasukkan ke dalam sumur biopori, sedangkan yang tidak busuk bisa dijadikan komoditas industri,” terangnya.
Selain itu, Rino juga mendorong komunitas atau masyarakat di suatu hunian dapat membentuk Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu Reuse, Recycle, Reduce (TPST 3R). Dengan begitu, sampah akan lenyap dan dapat dikelola dengan baik.
(muh)
tulis komentar anda