Rieke Diah Pitaloka Ungkap tentang Harmonisasi Peradaban Islam
Kamis, 13 Juli 2023 - 00:08 WIB
Menurut Rieke, dari arsip pendiri dan pemimpin bangsa, terpatri suatu perjuangan kolektif yang didasari keimanan atas ajaran Islam. Para pendahulu yang tidak mengajarkan agama dan keyakinan untuk menjebak manusia dalam politik identitas.
"Identitas yang memisahkan umat Islam dari upaya perdamaian, keadilan dan kesejahteraan dunia. Para pendahulu kita berdasarkan fakta dalam arsip sejarah justru mengajarkan pada kita bagaimana menghadapi tantangan zaman dengan khasanah kejiwaan (makhzun-an-nasf) yang bersifat material dan immaterial, yang dikembangkan untuk melahirkan pemikiran progresif-transformatif dalam upaya membangun tata dunia yang berkeadaban dan berperikemanusiaan," katanya.
"Watak Islami bagi para pemimpin di atas mencerminkan sikap dan perilaku yang jauh dari cara pandang ekstrem dalam menyikapi masalah sosial, politik, ekonomi, dan budaya, termasuk dalam pergaulan antarbangsa," pungkasnya.
Hadir dalam kegiatan itu, Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia, Imam Gunarto, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia. Serta para pimpinan arsip nasional dari Saudi Arabia, Palestina, Malaysia, Maroko, Jordania, Katar, Kuwait dan Brunei Darussalam, serta para Duta Besar negara berpenduduk muslim.
Juga para narasumber lainnya, peserta sejarawan, budayawan, akademisi, para perwakilan pemimpin lembaga negara. Dan kepala daerah, dan organisasi masyarakat, serta organisasi politik.
"Identitas yang memisahkan umat Islam dari upaya perdamaian, keadilan dan kesejahteraan dunia. Para pendahulu kita berdasarkan fakta dalam arsip sejarah justru mengajarkan pada kita bagaimana menghadapi tantangan zaman dengan khasanah kejiwaan (makhzun-an-nasf) yang bersifat material dan immaterial, yang dikembangkan untuk melahirkan pemikiran progresif-transformatif dalam upaya membangun tata dunia yang berkeadaban dan berperikemanusiaan," katanya.
"Watak Islami bagi para pemimpin di atas mencerminkan sikap dan perilaku yang jauh dari cara pandang ekstrem dalam menyikapi masalah sosial, politik, ekonomi, dan budaya, termasuk dalam pergaulan antarbangsa," pungkasnya.
Hadir dalam kegiatan itu, Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia, Imam Gunarto, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia. Serta para pimpinan arsip nasional dari Saudi Arabia, Palestina, Malaysia, Maroko, Jordania, Katar, Kuwait dan Brunei Darussalam, serta para Duta Besar negara berpenduduk muslim.
Juga para narasumber lainnya, peserta sejarawan, budayawan, akademisi, para perwakilan pemimpin lembaga negara. Dan kepala daerah, dan organisasi masyarakat, serta organisasi politik.
(maf)
tulis komentar anda