Boyke Novrizon Optimistis Presiden Jokowi Dukung Ganjar karena 5-S
Rabu, 05 Juli 2023 - 22:07 WIB
JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Boyke Novrizon mencermati seputar perang politik klaim yang terjadi saat ini soal keberpihakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Prabowo Subianto atau Ganjar Pranowo untuk Pilpres 2024. Menurut dia, Jokowi akan memilih di antara keduanya dengan lebih mengedepankan 5-S.
Adapun 5-S yang dimaksud adalah soal rasa, soal ikatan, soal kebersamaan, soal sejarah masa lalu juga kini, dan soal menjaga masa depan Indonesia. “Karenanya jika kita membedah satu pe rsatu tentang yang saya sampaikan di atas. Tentunya, pilihan beliau itu ada di Mas Ganjar Pranowo,” katanya dalam keterangan tertulisnya, Rabu (5/7/2023).
Alasannya, kata dia, simpel dan sangat kuat, serta tidak mengada-ada. “Sebab kedekatan pribadi Pak Jokowi terhadap Mas Ganjar sudah terjalin dalam rentang waktu yang sangat lama,” imbuhnya.
Menurutnya, kedekatan di antara kedua tokoh bangsa itu tentunya tidak diragukan lagi. “Pak Jokowi menganggap Mas Ganjar sebagai adik dan begitu sebaliknya Mas Ganjar memposisikan Pak Jokowi sebagai kakak (Mas) dan ini tidak terlepas,” ujarnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, karena rasa dan ikatan batin pribadi yang sangat kuat di antara kedua tokoh tersebut dan terbungkus oleh kebersamaan yang sering mereka jalani bersama-sama, baik sebagai putra daerah dan juga sesama kader terbaik PDIP yang berasal dari daerah yang sama, dan semua ini terpotret dengan jelas. “Bahwa kedua tokoh tersebut memiliki literatur dan rekam sejarah yang sangat indah dan saling melengkapi di antara keduanya,” ucapnya.
Dia melanjutkan, jika membedah kata yang terakhir soal menjaga masa depan Indonesia, tentunya semua para tokoh bangsa akan mengedepankan prinsip dan nilai-nilai nasionalis yang sama sebagai warga negara tanpa ada keraguan lagi.
“Saya menyampaikan dan membedah hal ini agar publik tahu dan memahami realita history antara Pak Jokowi dengan Mas Ganjar ini dengan baik dan komprehensif, di satu sisi kita kemudian memaknai soal klaim politik yang dilakukan sepihak oleh pihak sebelah. Hal ini mereka lakukan tentunya ada 2 tujuan yang disasar,” katanya.
“Pertama, menciptakan sebuah opini dan presepsi publik di tengah masyarakat yang berujung ramai dipergunjingkan tentang katanya: Hati Pak Jokowi lebih dekat kepada Pak Prabowo," sambungnya.
Kedua, kata dia, bagaimana caranya mengambil hati Jokowi agar terpinang dan jatuh hati, tentunya dengan cara-cara yang humanis. Dia menilai kedua hal ini dilakukan sebagai bagian dari sebuah cara atau strategi dari pihak Prabowo untuk mengambil rasa dan hati Jokowi.
“Namun publik juga mengetahui dan sangat memahami dengan mata terbuka, bahwasanya tidak ada benang merah, sejarah dan literatur yang sama di antara Pak Jokowi dengan Pak Prabowo. Ya, hal ini sah-sah saja dilakukan, karena masih dalam suasana yang normatif. Namanya juga usaha baik, ya tentunya tidak boleh dilarang,” pungkasnya.
Adapun 5-S yang dimaksud adalah soal rasa, soal ikatan, soal kebersamaan, soal sejarah masa lalu juga kini, dan soal menjaga masa depan Indonesia. “Karenanya jika kita membedah satu pe rsatu tentang yang saya sampaikan di atas. Tentunya, pilihan beliau itu ada di Mas Ganjar Pranowo,” katanya dalam keterangan tertulisnya, Rabu (5/7/2023).
Alasannya, kata dia, simpel dan sangat kuat, serta tidak mengada-ada. “Sebab kedekatan pribadi Pak Jokowi terhadap Mas Ganjar sudah terjalin dalam rentang waktu yang sangat lama,” imbuhnya.
Baca Juga
Menurutnya, kedekatan di antara kedua tokoh bangsa itu tentunya tidak diragukan lagi. “Pak Jokowi menganggap Mas Ganjar sebagai adik dan begitu sebaliknya Mas Ganjar memposisikan Pak Jokowi sebagai kakak (Mas) dan ini tidak terlepas,” ujarnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, karena rasa dan ikatan batin pribadi yang sangat kuat di antara kedua tokoh tersebut dan terbungkus oleh kebersamaan yang sering mereka jalani bersama-sama, baik sebagai putra daerah dan juga sesama kader terbaik PDIP yang berasal dari daerah yang sama, dan semua ini terpotret dengan jelas. “Bahwa kedua tokoh tersebut memiliki literatur dan rekam sejarah yang sangat indah dan saling melengkapi di antara keduanya,” ucapnya.
Dia melanjutkan, jika membedah kata yang terakhir soal menjaga masa depan Indonesia, tentunya semua para tokoh bangsa akan mengedepankan prinsip dan nilai-nilai nasionalis yang sama sebagai warga negara tanpa ada keraguan lagi.
“Saya menyampaikan dan membedah hal ini agar publik tahu dan memahami realita history antara Pak Jokowi dengan Mas Ganjar ini dengan baik dan komprehensif, di satu sisi kita kemudian memaknai soal klaim politik yang dilakukan sepihak oleh pihak sebelah. Hal ini mereka lakukan tentunya ada 2 tujuan yang disasar,” katanya.
“Pertama, menciptakan sebuah opini dan presepsi publik di tengah masyarakat yang berujung ramai dipergunjingkan tentang katanya: Hati Pak Jokowi lebih dekat kepada Pak Prabowo," sambungnya.
Kedua, kata dia, bagaimana caranya mengambil hati Jokowi agar terpinang dan jatuh hati, tentunya dengan cara-cara yang humanis. Dia menilai kedua hal ini dilakukan sebagai bagian dari sebuah cara atau strategi dari pihak Prabowo untuk mengambil rasa dan hati Jokowi.
“Namun publik juga mengetahui dan sangat memahami dengan mata terbuka, bahwasanya tidak ada benang merah, sejarah dan literatur yang sama di antara Pak Jokowi dengan Pak Prabowo. Ya, hal ini sah-sah saja dilakukan, karena masih dalam suasana yang normatif. Namanya juga usaha baik, ya tentunya tidak boleh dilarang,” pungkasnya.
(rca)
Lihat Juga :
tulis komentar anda