Kembali Pede Berwisata
Senin, 27 Juli 2020 - 06:10 WIB
“Kita enggak bisa gegabah langsung membuka destinasi tanpa ada kesiapan. Pembicaraan kita dengan Kementerian Pariwisata, yang paling kita tekankan adalah destinasinya harus siap dengan sejumlah peraturan yang ketat,” tegasnya.
Ledia mengapresiasi gerakan BISA yang fokus menyasar destinasi wisata tidak berbayar atau public space di Jabar tersebut. Terlebih, kata Ledia, Jabar pun kini tengah gencar menyosialisasikan adaptasi kebiasaan baru (AKB).
“Sambil menunggu semua destinasi wisata dibuka, kita sudah mulai melakukan gerakan bebersih ini. Jadi, kita harus sudah membiasakan diri karena Covid-19 ini memberikan pembelajaran besar buat kita untuk berperilaku bersih, saat di luar maupun di dalam area wisata,” tandasnya.
Sekjen Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO) Zurab Pololikashvili menegaskan pembukaan kembali destinasi wisata di tengah pandemi harus memperhatikan keamanan dan kesehatan para pekerja dan wisatawan yang berlibur. Itu ditegaskan Pololikashvili saat mengunjungi Kepulauan Canary, Spanyol, yang dibuka kembali setelah terjadi penurunan kasus infeksi virus corona.
“Pariwisata merupakan salah sektor ekonomi penting di Kepulauan Canary yang menyediakan pekerjaan dan kehidupan,” kata Pololikashvili. “Menghidupkan kembali pariwisata dengan penuh tanggung jawab akan membangkitkan kepercayaan diri dan kepercayaan di sektor ini,” paparnya, dilansir eturbonews.
Pariwisata Eropa memang sudah dibuka bagi pemegang paspor negara Uni Eropa, tetapi masih ditutup bagi wisatawan internasional. Upaya pembukaan kembali pariwisata perlu mendapatkan dukungan di level politik dan sektor swasta. Apalagi, di banyak negara, pariwisata telah menjadi industri yang sangat menentukan keberlangsungan perekonomian negara tersebut.
Kebangkitan kembali pariwisata juga memerlukan transisi agar industri tersebut lebih terukur dalam hal higienitas dan kesehatan. Kedua hal itu harus menjadi komitmen semua pihak. “Jangan sampai dengan memperhatikan kesehatan dan higienitas, tetapi melupakan faktor sampah sarung tangan, masker, dan botol sanitizer yang bisa merusak lingkungan,” saran Pololikashvili. (Lihat videonya: Sparko, Sensasi Olahraga Bergaya Militer)
Khusus untuk wilayah Asia-Pasifik, 29 anggota UNWTO dari kawasan tersebut awal Juli lalu telah bertemu untuk menghidupkan kembali sektor pariwisata dengan fokus kesehatan dan keberlanjutan. Mereka juga sepakat untuk memperkuat kerja sama internasional untuk meminimalisasi dampak pandemi global pada sektor tersebut. Mereka juga sepakat untuk mengimplementasikan protokol keamanan dan kesehatan untuk meningkatkan kepercayaan diri di antara para wisatawan.
“Asia-Pasifik menjadi kawasan pertama yang terdampak pandemi Covid-19,” kata Pololikashvili. Gangguan tersebut bisa mengakibatkan pembangunan yang berkelanjutan, khususnya negara yang bergantung pada pariwisata. “Untuk menghidupkan kembali pariwisata, kerja sama internasional merupakan kunci membangun kepercayaan dan membangun keyakinan untuk memulai berwisata kembali,” tuturnya. (Agung Bakti Sarasa/Binti Mufarida/Andika Hendram/Arf Budianto)
Ledia mengapresiasi gerakan BISA yang fokus menyasar destinasi wisata tidak berbayar atau public space di Jabar tersebut. Terlebih, kata Ledia, Jabar pun kini tengah gencar menyosialisasikan adaptasi kebiasaan baru (AKB).
“Sambil menunggu semua destinasi wisata dibuka, kita sudah mulai melakukan gerakan bebersih ini. Jadi, kita harus sudah membiasakan diri karena Covid-19 ini memberikan pembelajaran besar buat kita untuk berperilaku bersih, saat di luar maupun di dalam area wisata,” tandasnya.
Sekjen Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO) Zurab Pololikashvili menegaskan pembukaan kembali destinasi wisata di tengah pandemi harus memperhatikan keamanan dan kesehatan para pekerja dan wisatawan yang berlibur. Itu ditegaskan Pololikashvili saat mengunjungi Kepulauan Canary, Spanyol, yang dibuka kembali setelah terjadi penurunan kasus infeksi virus corona.
“Pariwisata merupakan salah sektor ekonomi penting di Kepulauan Canary yang menyediakan pekerjaan dan kehidupan,” kata Pololikashvili. “Menghidupkan kembali pariwisata dengan penuh tanggung jawab akan membangkitkan kepercayaan diri dan kepercayaan di sektor ini,” paparnya, dilansir eturbonews.
Pariwisata Eropa memang sudah dibuka bagi pemegang paspor negara Uni Eropa, tetapi masih ditutup bagi wisatawan internasional. Upaya pembukaan kembali pariwisata perlu mendapatkan dukungan di level politik dan sektor swasta. Apalagi, di banyak negara, pariwisata telah menjadi industri yang sangat menentukan keberlangsungan perekonomian negara tersebut.
Kebangkitan kembali pariwisata juga memerlukan transisi agar industri tersebut lebih terukur dalam hal higienitas dan kesehatan. Kedua hal itu harus menjadi komitmen semua pihak. “Jangan sampai dengan memperhatikan kesehatan dan higienitas, tetapi melupakan faktor sampah sarung tangan, masker, dan botol sanitizer yang bisa merusak lingkungan,” saran Pololikashvili. (Lihat videonya: Sparko, Sensasi Olahraga Bergaya Militer)
Khusus untuk wilayah Asia-Pasifik, 29 anggota UNWTO dari kawasan tersebut awal Juli lalu telah bertemu untuk menghidupkan kembali sektor pariwisata dengan fokus kesehatan dan keberlanjutan. Mereka juga sepakat untuk memperkuat kerja sama internasional untuk meminimalisasi dampak pandemi global pada sektor tersebut. Mereka juga sepakat untuk mengimplementasikan protokol keamanan dan kesehatan untuk meningkatkan kepercayaan diri di antara para wisatawan.
“Asia-Pasifik menjadi kawasan pertama yang terdampak pandemi Covid-19,” kata Pololikashvili. Gangguan tersebut bisa mengakibatkan pembangunan yang berkelanjutan, khususnya negara yang bergantung pada pariwisata. “Untuk menghidupkan kembali pariwisata, kerja sama internasional merupakan kunci membangun kepercayaan dan membangun keyakinan untuk memulai berwisata kembali,” tuturnya. (Agung Bakti Sarasa/Binti Mufarida/Andika Hendram/Arf Budianto)
(ysw)
tulis komentar anda