Darah Mendidih karena Dihina, Jenderal Soemitro Nyaris Sobek Mulut Perempuan Gerwani
Kamis, 11 Mei 2023 - 06:05 WIB
JAKARTA - Amarah Jenderal TNI Soemitro tak dapat ditahan lagi. Dengan suara menggelegar, perempuan yang berani menghinanya di depan publik itu didamprat habis-habisan.
“Sayang Saudara perempuan. Kalau lelaki sudah saya sobek mulutmu sekarang juga!” kata Mitro ditulis Ramadhan KH dalam buku ‘Jenderal Soemitro dari Pangdam Mulawarman sampai Pangkopkamtib’ (hal 17), dikutip Kamis (11/5/2023).
Murka Soemitro belum reda. Meski perempuan itu akhirnya minta maaf, serdadu kelahiran Probolinggo, Jawa Timur itu kembali meluapkan emosinya. Kata-kata pedas disertai bentakan berhamburan. “Kali ini saya maafkan. Jangan terjadi untuk kedua kalinya,” ancam dia.
Baca Juga: Mengenal Soemitro, Jenderal TNI Bintang Empat Mantan Prajurit PETA Bentukan Jepang
Kemarahan Mitro bukan tanpa alasan. Malam sebelumnya dia merasa dipermalukan di depan publik. Itu bertepatan dengan peringatan Hari Kartini, April 1965. Mitro kala itu berpangkat Brigjen dan menjabat Pangdam Mulawarman.
Peringatan Hari Kartini di Balikpapan kala itu diwarnai dengan resepsi dan berbagai pertunjukan. Dalam perayaan itu muncul perempuan yang membacakan sajak. Anehnya, dia mengucapkan kata-kata yang tidak disukai Mitro.
“Ada jenderal kanan yang tidak mengerti revolusi,” kata perempuan itu.
Kontan darah Mitro mendidih. Tentara yang memulai karier sebagai prajurit Pembela Tanah Air (Peta) itu mencium aroma Partai Komunis Indonesia (PKI) dari ucapan aktivis tersebut. Dan, ‘jenderal kanan’ yang terlontar dari mulut perempuan itu seperti ditujukan kepadanya.
“Sayang Saudara perempuan. Kalau lelaki sudah saya sobek mulutmu sekarang juga!” kata Mitro ditulis Ramadhan KH dalam buku ‘Jenderal Soemitro dari Pangdam Mulawarman sampai Pangkopkamtib’ (hal 17), dikutip Kamis (11/5/2023).
Murka Soemitro belum reda. Meski perempuan itu akhirnya minta maaf, serdadu kelahiran Probolinggo, Jawa Timur itu kembali meluapkan emosinya. Kata-kata pedas disertai bentakan berhamburan. “Kali ini saya maafkan. Jangan terjadi untuk kedua kalinya,” ancam dia.
Baca Juga: Mengenal Soemitro, Jenderal TNI Bintang Empat Mantan Prajurit PETA Bentukan Jepang
Kemarahan Mitro bukan tanpa alasan. Malam sebelumnya dia merasa dipermalukan di depan publik. Itu bertepatan dengan peringatan Hari Kartini, April 1965. Mitro kala itu berpangkat Brigjen dan menjabat Pangdam Mulawarman.
Peringatan Hari Kartini di Balikpapan kala itu diwarnai dengan resepsi dan berbagai pertunjukan. Dalam perayaan itu muncul perempuan yang membacakan sajak. Anehnya, dia mengucapkan kata-kata yang tidak disukai Mitro.
“Ada jenderal kanan yang tidak mengerti revolusi,” kata perempuan itu.
Kontan darah Mitro mendidih. Tentara yang memulai karier sebagai prajurit Pembela Tanah Air (Peta) itu mencium aroma Partai Komunis Indonesia (PKI) dari ucapan aktivis tersebut. Dan, ‘jenderal kanan’ yang terlontar dari mulut perempuan itu seperti ditujukan kepadanya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda