Pembangunan Tol, Menguntungkan atau Merugikan?
Minggu, 30 April 2023 - 10:14 WIB
Sejatinya proyek jalan tol merupakan proyek multimanfaat karena transportasi angkutan barang akan semakin efisien dengan waktu tempuh yang semakin cepat. Biaya transportasi yang semakin efisien akan berdampak pada nilai tambah berbagai komoditas, termasuk komoditas hasil pertanian. Sayangnya, fakta masih menunjukkan bahwa pembangunan infrastruktur, terutama pembangunan ruas tol, hingga kini belum dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat, setidaknya dalam jangka pendek seperti saat ini.
Banyak pengusaha jasa transportasi mengeluhkan tarif tol yang dinilai terlalu mahal. Bahkan, hasil riset CNBC (2022) menunjukkan bahwa pada tanggal 25 Januari 2022, di Kota Pekalongan terjadi peningkatan volume kendaraan hingga 70% akibat berlaku penuhnya tarif tol Trans Jawa. Hal tersebut mengindikasikan bahwa faktor harga masih menjadi penentu utama keputusan pengguna jalan tol. Selain itu, dengan tarif yang masih relatif tergolong mahal, masyarakat kalangan bawah tidak dapat merasakan keuntungan infrastruktur jalan tol karena sebagian besar dari mereka lebih memilih tidak menggunakan jalan tol. Ruas jalan tol cenderung lebih banyak dinikmati oleh masyarakat kalangan ekonomi menengah – atas yang membutuhkan ke efisiensi waktu yang relatif cepat dan bebas hambatan.
Peran serta pemerintah daerah sangat diperlukan untuk memanfaatkan dan mengoptimalkan keberadaan jalan tol dalam mendorong perekonomian daerah dengan menyiapkan jalan penghubung ke kawasan sektor unggulan daerah, seperti pertanian, perikanan, dan pariwisata. Semakin baik konektivitas antarwilayah oleh infrastruktur tol, bandar udara, dan pelabuhan, maka berpotensi dapat memperkuat basis perekonomian lokal. Hal ini mendorong titik-titik ekonomi baru sehingga pertumbuhan ekonomi di setiap wilayah terus bergerak.
Selain itu, pemerintah pusat bersama pengelola tol juga perlu melibatkan pemerintah daerah, pengusaha lokal yang bergerak di Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), perguruan tinggi lokal, serta komunitas masyarakat daerah untuk mengkaji optimalisasi pemanfaatan ekonomi atas pembangunan ruas tol yang telah dilakukan. Kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah, pengelola jalan tol, pengusaha lokal, dan akademisi diperlukan untuk pengembangan tempat-tempat istirahat dan pelayanan di sepanjang tol yang dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi masyarakat sekitar. Artinya, berbagai peluang baru atas terbangunnya jaringan tol harus mampu ditangkap dengan jeli dan cerdas oleh para pelaku usaha lokal. Hal ini karena seyogyanya pembangunan ruas tol dapat dikembangkan menjadi koridor ekonomi. Pemerintah perlu menyusun aturan yang memungkinkan koridor tol mengakomodasi kebutuhan para pemangku kepentingan agar memberikan dampak ekonomi yang lebih besar.
Hambatan dan Tantangan
Kalau dilihat dalam jangka pendek, keberadaan jalan tol belum serta merta memberikan manfaat yang sepadan dibandingkan dengan besaran biaya yang dikeluarkan. Untuk menurunkan biaya logistik, tidak bisa diperoleh secara langsung, reformasi di bidang birokrasi, perijinan serta pungutan – pungutan juga masih perlu dibenahi. Alhasil, ruas tol yang ada, misal Trans Jawa, cenderung hanya ramai pada masa liburan Lebaran, Natal, dan lain-lain. Sementara di hari biasa, ruas tol cenderung sepi karena kendaraan yang mengangkut barang atau truk-truk lebih memilih melewati jalur biasa (non-tol).Banyak pengusaha jasa transportasi mengeluhkan tarif tol yang dinilai terlalu mahal. Bahkan, hasil riset CNBC (2022) menunjukkan bahwa pada tanggal 25 Januari 2022, di Kota Pekalongan terjadi peningkatan volume kendaraan hingga 70% akibat berlaku penuhnya tarif tol Trans Jawa. Hal tersebut mengindikasikan bahwa faktor harga masih menjadi penentu utama keputusan pengguna jalan tol. Selain itu, dengan tarif yang masih relatif tergolong mahal, masyarakat kalangan bawah tidak dapat merasakan keuntungan infrastruktur jalan tol karena sebagian besar dari mereka lebih memilih tidak menggunakan jalan tol. Ruas jalan tol cenderung lebih banyak dinikmati oleh masyarakat kalangan ekonomi menengah – atas yang membutuhkan ke efisiensi waktu yang relatif cepat dan bebas hambatan.
Optimalisasi Pemanfaatan Ekonomi Jalan Tol
Pada dasarnya pemerintah selalu berupaya semaksimal mungkin untuk mewujudkan tercapainya kesejahteraan masyarakat melalui penyediaan jalan tol ini. Perlu waktu dan berbagai kebijakan lain yang mendukung, agar ketersediaan infrastruktur berupa jalan tol tersebut dapat membawa dampak positif bagi ekonomi.Peran serta pemerintah daerah sangat diperlukan untuk memanfaatkan dan mengoptimalkan keberadaan jalan tol dalam mendorong perekonomian daerah dengan menyiapkan jalan penghubung ke kawasan sektor unggulan daerah, seperti pertanian, perikanan, dan pariwisata. Semakin baik konektivitas antarwilayah oleh infrastruktur tol, bandar udara, dan pelabuhan, maka berpotensi dapat memperkuat basis perekonomian lokal. Hal ini mendorong titik-titik ekonomi baru sehingga pertumbuhan ekonomi di setiap wilayah terus bergerak.
Selain itu, pemerintah pusat bersama pengelola tol juga perlu melibatkan pemerintah daerah, pengusaha lokal yang bergerak di Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), perguruan tinggi lokal, serta komunitas masyarakat daerah untuk mengkaji optimalisasi pemanfaatan ekonomi atas pembangunan ruas tol yang telah dilakukan. Kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah, pengelola jalan tol, pengusaha lokal, dan akademisi diperlukan untuk pengembangan tempat-tempat istirahat dan pelayanan di sepanjang tol yang dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi masyarakat sekitar. Artinya, berbagai peluang baru atas terbangunnya jaringan tol harus mampu ditangkap dengan jeli dan cerdas oleh para pelaku usaha lokal. Hal ini karena seyogyanya pembangunan ruas tol dapat dikembangkan menjadi koridor ekonomi. Pemerintah perlu menyusun aturan yang memungkinkan koridor tol mengakomodasi kebutuhan para pemangku kepentingan agar memberikan dampak ekonomi yang lebih besar.
(muh)
tulis komentar anda