Elektabilitas Prabowo Disalip Ganjar-Anies, Kemungkinan Dipicu Hal-Hal Ini
Selasa, 21 Juli 2020 - 16:23 WIB
JAKARTA - Hasil survei Indikator Politik menunjukkan elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berada di urutan teratas, dibayangi Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan. Dua kepala daerah ini melampaui elektabilitas Menteri Pertahanan Prabowo Subianto .
Tingkat keterpilihan Ketua Umum Partai Gerindra ini bahkan turun dari sebelumnya 22,2% pada Februari lalu. Pengamat politik Universitas Paramadina Jakarta Ahmad Khoirul Umam mengatakan, elektabilitas Ganjar dan Anies yang melampaui Prabowo untuk pertama kalinya ini kemungkinan dipicu ketidakmampuan Prabowo dan Gerindra dalam menunjukkan kontribusi nyata dan efektivitas peran mereka di dalam pemerintahan.
Ditambah lagi, adanya dugaan penyalahgunaan kewenangan dan kekuasaan terkait kasus ekspor benih lobster di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang diduga melibatkan sejumlah elite Gerindra, desas-desus kontroversi pengadaan alutsista dari luar negeri, dan juga transfer dana Kemhan ke rekening individu yang belakangan mencuat. ( ).
"Jika hal ini tidak diantisipasi, Gerindra berpotensi menghadapi political punishment dari basis pemilih loyal dan swing voters berupa pelemahan kepercayaan publik secara masif. Jika ini terjadi, Gerindra berpotensi menjadi 'bubble party', yakni saat sentimen kepercayaan publiknya melemah, elektabilitas partainya akan mengempis hingga tinggal captive market-nya saja. Basis swing voters yang dinikmatinya berpotensi mengalami defisit elektoral," ujar Khoirul Umam, Selasa (21/7/2020).
Diketahui, dalam survei Indikator Politik pada 13-16 Juli 2020, elektabilitas Ganjar Pranowo ada di urutan pertama, yakni 16,2%. Tingkat keterpilihan itu melonjak dari Februari yang hanya 9,1%. Survei ini melibatkan 1.200 responden dengan margin of error 2,9%.
Di urutan kedua, ada nama Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan dengan elektabilitas 15%. Pada Februari, elektabilitas mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu sekitar 12,1%. Urutan ketiga diduduki Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dengan elektabilitas 13,5%. tingkat keterpilihannya turun dari 22,2% pada Februari lalu.( ).
Tingkat keterpilihan Ketua Umum Partai Gerindra ini bahkan turun dari sebelumnya 22,2% pada Februari lalu. Pengamat politik Universitas Paramadina Jakarta Ahmad Khoirul Umam mengatakan, elektabilitas Ganjar dan Anies yang melampaui Prabowo untuk pertama kalinya ini kemungkinan dipicu ketidakmampuan Prabowo dan Gerindra dalam menunjukkan kontribusi nyata dan efektivitas peran mereka di dalam pemerintahan.
Ditambah lagi, adanya dugaan penyalahgunaan kewenangan dan kekuasaan terkait kasus ekspor benih lobster di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang diduga melibatkan sejumlah elite Gerindra, desas-desus kontroversi pengadaan alutsista dari luar negeri, dan juga transfer dana Kemhan ke rekening individu yang belakangan mencuat. ( ).
"Jika hal ini tidak diantisipasi, Gerindra berpotensi menghadapi political punishment dari basis pemilih loyal dan swing voters berupa pelemahan kepercayaan publik secara masif. Jika ini terjadi, Gerindra berpotensi menjadi 'bubble party', yakni saat sentimen kepercayaan publiknya melemah, elektabilitas partainya akan mengempis hingga tinggal captive market-nya saja. Basis swing voters yang dinikmatinya berpotensi mengalami defisit elektoral," ujar Khoirul Umam, Selasa (21/7/2020).
Diketahui, dalam survei Indikator Politik pada 13-16 Juli 2020, elektabilitas Ganjar Pranowo ada di urutan pertama, yakni 16,2%. Tingkat keterpilihan itu melonjak dari Februari yang hanya 9,1%. Survei ini melibatkan 1.200 responden dengan margin of error 2,9%.
Di urutan kedua, ada nama Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan dengan elektabilitas 15%. Pada Februari, elektabilitas mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu sekitar 12,1%. Urutan ketiga diduduki Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dengan elektabilitas 13,5%. tingkat keterpilihannya turun dari 22,2% pada Februari lalu.( ).
(zik)
tulis komentar anda