Koleksi Brevet Letjen TNI Agus Subiyanto, Sosok Jenderal Pendamping Dudung Abdurachman
Sabtu, 22 April 2023 - 06:00 WIB
JAKARTA - Letnan Jenderal (Letjen) TNI Agus Subiyanto memiliki koleksi brevet militer yang diraih dari ketekunan mengikuti latihan dan pendidikan. Brevet itu menjadi tanda bukti kualifikasi yang dimiliki jenderal TNI bintang 3 pendamping Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman tersebut.
Agus Subiyanto telah lebih dari setahun mendampingi Jenderal Dudung. Abituren Akademi Militer (Akmil) 1991 ini diangkat menjadi Wakil KSAD (Wakasad) sejak 4 Februari 2022 berdasarkan Keputusan Panglima Tentara Nasional Indonesia Nomor Kep/66/1/2022 tertanggal 21 Januari 2022 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dalam Jabatan di Lingkungan TNI. Jenderal kelahiran Pangandaran, 5 Agustus 1967 itu menggantikan Letjen TNI Bakti Agus Fadjari yang dimutasi menjadi Komandan Jenderal (Danjen) Akademi TNI.
Berkarier di dunia militer bukan semata keinginan pribadi Agus Subiyanto muda. Ayahnya, Dedi Unadi, yang telah meninggal dunia, merupakan seorang prajurit TNI. Ia bertugas sebagai Intel Komando Distrik Militer (Kodim) di Cijulang, Pangandaran, Jawa Barat dengan pangkat terakhir Sersan Kepala (Serka).
"Kamu nanti masuk Akabri saja, Gus," kata Agus Subiyanto menirukan ucapan ayahnya saat ngobrol santai dengan SINDOnews pada Desember 2022 silam. Keinginan ayah Agus itu kerap disampaikan di depan keluarga dan saudara-saudaranya.
Selain menuruti keinginan sang ayah, ada momen lain yang membuat Agus Subiyanto mantap menjadi prajurit TNI. Suatu ketika pada Februari 1986, Agus yang baru selepas lulus SMA berboncengan sepeda motor dengan dua temannya menuju ke tempat nongkrong anak muda. Tidak satu pun dari mereka yang mengenakan helm.
Di tengah jalan, saat melintas di pertigaan Leuwigajah, Baros, Kota Cimahi, Jawa Barat, mereka dihentikan oleh Polisi Militer (PM/POM). Ketiganya pun langsung dibawa ke Kantor Denpom di Jalan Gatot Subroto. Tak dinyana, akibat kesalahannya, sepatu bersol hitam dari bahan kulit keras bergerigi mendarat di perut, pinggang, dan tulang keringnya berulang-ulang. Meski terasa sakit, Agus berusaha tidak menundukkan kepalanya.
"Kutatap dalam-dalam lelaki yang menuntaskan emosinya itu. Dalam hati saya marah dan saya bilang, lihat saja nanti kalau saya jadi tentara," kenang Agus.
Agus Subiyanto telah lebih dari setahun mendampingi Jenderal Dudung. Abituren Akademi Militer (Akmil) 1991 ini diangkat menjadi Wakil KSAD (Wakasad) sejak 4 Februari 2022 berdasarkan Keputusan Panglima Tentara Nasional Indonesia Nomor Kep/66/1/2022 tertanggal 21 Januari 2022 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dalam Jabatan di Lingkungan TNI. Jenderal kelahiran Pangandaran, 5 Agustus 1967 itu menggantikan Letjen TNI Bakti Agus Fadjari yang dimutasi menjadi Komandan Jenderal (Danjen) Akademi TNI.
Berkarier di dunia militer bukan semata keinginan pribadi Agus Subiyanto muda. Ayahnya, Dedi Unadi, yang telah meninggal dunia, merupakan seorang prajurit TNI. Ia bertugas sebagai Intel Komando Distrik Militer (Kodim) di Cijulang, Pangandaran, Jawa Barat dengan pangkat terakhir Sersan Kepala (Serka).
Baca Juga
"Kamu nanti masuk Akabri saja, Gus," kata Agus Subiyanto menirukan ucapan ayahnya saat ngobrol santai dengan SINDOnews pada Desember 2022 silam. Keinginan ayah Agus itu kerap disampaikan di depan keluarga dan saudara-saudaranya.
Selain menuruti keinginan sang ayah, ada momen lain yang membuat Agus Subiyanto mantap menjadi prajurit TNI. Suatu ketika pada Februari 1986, Agus yang baru selepas lulus SMA berboncengan sepeda motor dengan dua temannya menuju ke tempat nongkrong anak muda. Tidak satu pun dari mereka yang mengenakan helm.
Di tengah jalan, saat melintas di pertigaan Leuwigajah, Baros, Kota Cimahi, Jawa Barat, mereka dihentikan oleh Polisi Militer (PM/POM). Ketiganya pun langsung dibawa ke Kantor Denpom di Jalan Gatot Subroto. Tak dinyana, akibat kesalahannya, sepatu bersol hitam dari bahan kulit keras bergerigi mendarat di perut, pinggang, dan tulang keringnya berulang-ulang. Meski terasa sakit, Agus berusaha tidak menundukkan kepalanya.
"Kutatap dalam-dalam lelaki yang menuntaskan emosinya itu. Dalam hati saya marah dan saya bilang, lihat saja nanti kalau saya jadi tentara," kenang Agus.
Baca Juga
tulis komentar anda