Koleksi Brevet Letjen TNI Agus Subiyanto, Sosok Jenderal Pendamping Dudung Abdurachman
loading...
A
A
A
JAKARTA - Letnan Jenderal (Letjen) TNI Agus Subiyanto memiliki koleksi brevet militer yang diraih dari ketekunan mengikuti latihan dan pendidikan. Brevet itu menjadi tanda bukti kualifikasi yang dimiliki jenderal TNI bintang 3 pendamping Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman tersebut.
Agus Subiyanto telah lebih dari setahun mendampingi Jenderal Dudung. Abituren Akademi Militer (Akmil) 1991 ini diangkat menjadi Wakil KSAD (Wakasad) sejak 4 Februari 2022 berdasarkan Keputusan Panglima Tentara Nasional Indonesia Nomor Kep/66/1/2022 tertanggal 21 Januari 2022 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dalam Jabatan di Lingkungan TNI. Jenderal kelahiran Pangandaran, 5 Agustus 1967 itu menggantikan Letjen TNI Bakti Agus Fadjari yang dimutasi menjadi Komandan Jenderal (Danjen) Akademi TNI.
Berkarier di dunia militer bukan semata keinginan pribadi Agus Subiyanto muda. Ayahnya, Dedi Unadi, yang telah meninggal dunia, merupakan seorang prajurit TNI. Ia bertugas sebagai Intel Komando Distrik Militer (Kodim) di Cijulang, Pangandaran, Jawa Barat dengan pangkat terakhir Sersan Kepala (Serka).
"Kamu nanti masuk Akabri saja, Gus," kata Agus Subiyanto menirukan ucapan ayahnya saat ngobrol santai dengan SINDOnews pada Desember 2022 silam. Keinginan ayah Agus itu kerap disampaikan di depan keluarga dan saudara-saudaranya.
Selain menuruti keinginan sang ayah, ada momen lain yang membuat Agus Subiyanto mantap menjadi prajurit TNI. Suatu ketika pada Februari 1986, Agus yang baru selepas lulus SMA berboncengan sepeda motor dengan dua temannya menuju ke tempat nongkrong anak muda. Tidak satu pun dari mereka yang mengenakan helm.
Di tengah jalan, saat melintas di pertigaan Leuwigajah, Baros, Kota Cimahi, Jawa Barat, mereka dihentikan oleh Polisi Militer (PM/POM). Ketiganya pun langsung dibawa ke Kantor Denpom di Jalan Gatot Subroto. Tak dinyana, akibat kesalahannya, sepatu bersol hitam dari bahan kulit keras bergerigi mendarat di perut, pinggang, dan tulang keringnya berulang-ulang. Meski terasa sakit, Agus berusaha tidak menundukkan kepalanya.
"Kutatap dalam-dalam lelaki yang menuntaskan emosinya itu. Dalam hati saya marah dan saya bilang, lihat saja nanti kalau saya jadi tentara," kenang Agus.
Niat Agus menjadi tentara pun semakin bulat. Sempat gagal masuk Sekolah Calon Bintara (Secaba), Agus malah diterima di Akmil. Setelah menjalani pendidikan, ia lulus pada 1991. Selanjutnya ia mengikuti Kursus Dasar Kecabangan (Sussarcab) Infanteri dan masuk dalam anggota Kopassus.
Agus mengawali karier militernya sebagai Kasiops Sektor A di Timor Timur. Setelah itu ia dipercaya menjadi Danyon 22 Grup 2 Kopassus, hingga menjadi Kepala Penerangan Kopassus.
Pada 2009, Agus mendapat promosi menjadi Dandim 0735/Surakarta. Dua tahun kemudian, ia dimutasi menjadi Waasops Divif 1 Kostrad, Asops Divif 1 Kostrad, Asops Kasdam 1/BB.
Agus sempat menjadi Dosen Madya Seskoad kemudian dimutasi menjadi Pamen Denma Mabesad. Selanjutnya ia diangkat menjadi Danrindam II/Sriwijaya (2016-2017), Danrem 132/Tadulako (2017-2018), Pamen Denma Mabes TNI (2018-2019),Wadanpussenif Kodiklatad (2019-2020), dan Danrem 061/Suryakancana (2020).
Karier militer Agus terus melesat hingga dipercaya menjadi Komandan Paspampres pada 2020. Setahun kemudian, ia mendapat promosi menjadi Pangdam III/Siliwangi, dan menjadi Wakasad hingga saat ini.
Selama berkarier, Agus Subiyanto juga aktif mengikuti pendidikan militer. Antara lain Komando, Dik Free Fall, Dik PARA Madua, Diklapa I, Suslapa Infanteri, Seskoad, Susdanyon. Kemudian Susdandim, Sesko TNI, dan Lemhannas.
Brevet ini diberikan kepada prajurit TNI yang lulus ditempa pendidikan dan latihan Kopassus selama 7 bulan. Mereka mengikuti pendidikan dasar, pelatihan di hutan, gunung, rawa, dan laut. Dengan pelatihan ini, setiap prajurit memiliki kemampuan di bidang operasi darat, laut, dan udara.
Melansir situs resmi TNI, Brevet ini adalah tanda kemahiran seorang prajurit TNI di bidang terjun bebas. Mereka telah dinyatakan lulus pelatihan khusus terjuan bebas yang biasanya dilakukan pada ketinggian 6.000 kaku di atas permukaan laut.
Brevet ini merupakan tanda penghargaan Kopassus atas peningkatan kerja sama yang telah dilakukan dalam meningkatkan dan membina kemampuan di bidang keparaan.
Pin ini diberikan kepada prajurit TNI yang lulus mengikuti pendidikan di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas).Lemhannas memberikan pendidikan pimpinan tingkat nasional, pengkajian strategik ketahanan nasional, dan pemantapan nilai-nilai kebangsaan.
Brevet ini diberikan kepada prajurit TNI yang telah mengikuti latihan selam di kolam Tribuana, Kompleks Kopassus, Cijantung. Kolam ini memiliki kedalaman 16 meter yang merupakan terdalam se-Asia Tenggara. Dalam latihan ini, prajurit TNI diharuskan mampu menyelam selama 2 menit 30 detik tanpa alat bantu.
Dikutip dari kesad.mil.id, brevet ini merupakan wujud penghargaan, penghormatan, dan kepercayaan yang diberikan khusus oleh keluarga besar Paspampres. Hal ini sekaligus menandai pengangkatan sebagai warga kehormatan Paspampres kepada personel yang tergabung dalam pengamanan VVIP di lingkungan Istana Kepresidenan.
Agus Subiyanto juga memiliki brevet dari luar negeri, salah satunya dari Royal Thai Army (Tentara Kerajaan Thailand). Brevet ini diberikan bagi prajurit yang telah melalui pelatihan parasut dasar sehingga mereka memenuhi syarat sebagai penerjun payung dasar.
Selain dari Tentara Thailand, Agus Subiyanto juga mendapatkan brevet dari militer Amerika Serikat. Brevet ini diberikan kepada prajurit yang minimal pernah lompat/terjun bebas 65 kali, 5 kali lompatan dengan perlengkapan, 4 lompatan saat malam, 5 lompata taktis massal, lulus kursus jump master, dan terlibat dalam unit lintas udara atau organisasi terjun payung resmi minimal 36 bulan.
Brevet yang sama juga didapatkan Agus dari Tentara Singapura.
Agus Subiyanto telah lebih dari setahun mendampingi Jenderal Dudung. Abituren Akademi Militer (Akmil) 1991 ini diangkat menjadi Wakil KSAD (Wakasad) sejak 4 Februari 2022 berdasarkan Keputusan Panglima Tentara Nasional Indonesia Nomor Kep/66/1/2022 tertanggal 21 Januari 2022 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dalam Jabatan di Lingkungan TNI. Jenderal kelahiran Pangandaran, 5 Agustus 1967 itu menggantikan Letjen TNI Bakti Agus Fadjari yang dimutasi menjadi Komandan Jenderal (Danjen) Akademi TNI.
Berkarier di dunia militer bukan semata keinginan pribadi Agus Subiyanto muda. Ayahnya, Dedi Unadi, yang telah meninggal dunia, merupakan seorang prajurit TNI. Ia bertugas sebagai Intel Komando Distrik Militer (Kodim) di Cijulang, Pangandaran, Jawa Barat dengan pangkat terakhir Sersan Kepala (Serka).
"Kamu nanti masuk Akabri saja, Gus," kata Agus Subiyanto menirukan ucapan ayahnya saat ngobrol santai dengan SINDOnews pada Desember 2022 silam. Keinginan ayah Agus itu kerap disampaikan di depan keluarga dan saudara-saudaranya.
Selain menuruti keinginan sang ayah, ada momen lain yang membuat Agus Subiyanto mantap menjadi prajurit TNI. Suatu ketika pada Februari 1986, Agus yang baru selepas lulus SMA berboncengan sepeda motor dengan dua temannya menuju ke tempat nongkrong anak muda. Tidak satu pun dari mereka yang mengenakan helm.
Di tengah jalan, saat melintas di pertigaan Leuwigajah, Baros, Kota Cimahi, Jawa Barat, mereka dihentikan oleh Polisi Militer (PM/POM). Ketiganya pun langsung dibawa ke Kantor Denpom di Jalan Gatot Subroto. Tak dinyana, akibat kesalahannya, sepatu bersol hitam dari bahan kulit keras bergerigi mendarat di perut, pinggang, dan tulang keringnya berulang-ulang. Meski terasa sakit, Agus berusaha tidak menundukkan kepalanya.
"Kutatap dalam-dalam lelaki yang menuntaskan emosinya itu. Dalam hati saya marah dan saya bilang, lihat saja nanti kalau saya jadi tentara," kenang Agus.
Baca Juga
Niat Agus menjadi tentara pun semakin bulat. Sempat gagal masuk Sekolah Calon Bintara (Secaba), Agus malah diterima di Akmil. Setelah menjalani pendidikan, ia lulus pada 1991. Selanjutnya ia mengikuti Kursus Dasar Kecabangan (Sussarcab) Infanteri dan masuk dalam anggota Kopassus.
Agus mengawali karier militernya sebagai Kasiops Sektor A di Timor Timur. Setelah itu ia dipercaya menjadi Danyon 22 Grup 2 Kopassus, hingga menjadi Kepala Penerangan Kopassus.
Pada 2009, Agus mendapat promosi menjadi Dandim 0735/Surakarta. Dua tahun kemudian, ia dimutasi menjadi Waasops Divif 1 Kostrad, Asops Divif 1 Kostrad, Asops Kasdam 1/BB.
Agus sempat menjadi Dosen Madya Seskoad kemudian dimutasi menjadi Pamen Denma Mabesad. Selanjutnya ia diangkat menjadi Danrindam II/Sriwijaya (2016-2017), Danrem 132/Tadulako (2017-2018), Pamen Denma Mabes TNI (2018-2019),Wadanpussenif Kodiklatad (2019-2020), dan Danrem 061/Suryakancana (2020).
Karier militer Agus terus melesat hingga dipercaya menjadi Komandan Paspampres pada 2020. Setahun kemudian, ia mendapat promosi menjadi Pangdam III/Siliwangi, dan menjadi Wakasad hingga saat ini.
Selama berkarier, Agus Subiyanto juga aktif mengikuti pendidikan militer. Antara lain Komando, Dik Free Fall, Dik PARA Madua, Diklapa I, Suslapa Infanteri, Seskoad, Susdanyon. Kemudian Susdandim, Sesko TNI, dan Lemhannas.
Berikut ini deretan brevet koleksi Letjen TNI Agus Subiyanto:
1. Brevet Kualifikasi Komando Kopassus
Brevet ini diberikan kepada prajurit TNI yang lulus ditempa pendidikan dan latihan Kopassus selama 7 bulan. Mereka mengikuti pendidikan dasar, pelatihan di hutan, gunung, rawa, dan laut. Dengan pelatihan ini, setiap prajurit memiliki kemampuan di bidang operasi darat, laut, dan udara.
2. Brevet Free Fall
Melansir situs resmi TNI, Brevet ini adalah tanda kemahiran seorang prajurit TNI di bidang terjun bebas. Mereka telah dinyatakan lulus pelatihan khusus terjuan bebas yang biasanya dilakukan pada ketinggian 6.000 kaku di atas permukaan laut.
3. Brevet Para Utama
Brevet ini merupakan tanda penghargaan Kopassus atas peningkatan kerja sama yang telah dilakukan dalam meningkatkan dan membina kemampuan di bidang keparaan.
4. Pin Alumni Lemhannas
Pin ini diberikan kepada prajurit TNI yang lulus mengikuti pendidikan di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas).Lemhannas memberikan pendidikan pimpinan tingkat nasional, pengkajian strategik ketahanan nasional, dan pemantapan nilai-nilai kebangsaan.
5. Brevet Selam Kopassus
Brevet ini diberikan kepada prajurit TNI yang telah mengikuti latihan selam di kolam Tribuana, Kompleks Kopassus, Cijantung. Kolam ini memiliki kedalaman 16 meter yang merupakan terdalam se-Asia Tenggara. Dalam latihan ini, prajurit TNI diharuskan mampu menyelam selama 2 menit 30 detik tanpa alat bantu.
6. Pin Setia Waspada Paspampres
Dikutip dari kesad.mil.id, brevet ini merupakan wujud penghargaan, penghormatan, dan kepercayaan yang diberikan khusus oleh keluarga besar Paspampres. Hal ini sekaligus menandai pengangkatan sebagai warga kehormatan Paspampres kepada personel yang tergabung dalam pengamanan VVIP di lingkungan Istana Kepresidenan.
7. Basic Parachutist Badge (Royal Thai Army)
Agus Subiyanto juga memiliki brevet dari luar negeri, salah satunya dari Royal Thai Army (Tentara Kerajaan Thailand). Brevet ini diberikan bagi prajurit yang telah melalui pelatihan parasut dasar sehingga mereka memenuhi syarat sebagai penerjun payung dasar.
8. Master Parachutist Badge (US Army)
Selain dari Tentara Thailand, Agus Subiyanto juga mendapatkan brevet dari militer Amerika Serikat. Brevet ini diberikan kepada prajurit yang minimal pernah lompat/terjun bebas 65 kali, 5 kali lompatan dengan perlengkapan, 4 lompatan saat malam, 5 lompata taktis massal, lulus kursus jump master, dan terlibat dalam unit lintas udara atau organisasi terjun payung resmi minimal 36 bulan.
9. Master Parachutist Badge (Singapore Army)
Brevet yang sama juga didapatkan Agus dari Tentara Singapura.
(abd)