Renungan Ramadan dan Paskah, Membangkitkan Kembali Akhlak di Setiap Agama

Minggu, 16 April 2023 - 17:22 WIB
Di awal masa awal kelahirannya, agama berfungsi menjadi revolusi akhlak bagi masyarakat, sehingga esensi agama adalah melahirkan akhlak kebajikan di hati manusia. Ajaran kasih dan cinta dalam khotbah di atas bukit Yesus Kristus dalam agama Kristen adalah sebuah revolusi moral di zamannya.

"Di era ketika berlaku hukum Nabi Musa, mata dibalas mata, mati dibalas mati, Yesus mengajarkan yang sangat berbeda; maafkan mereka yang melukaimu, cintai musuhmu, sayangi tetanggamu," ungkapnya.

Hal yang sama terjadi pada Nabi Muhammad. Begitu banyak ayat dan hadis yang menyatakan Nabi diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia.

Denny JA juga mengajak manusia untuk kembali menggemakan apa yang ditulis dalam Kitab Veda 3.500 tahun lalu. Kebenaran adalah satu. Para nabi dan guru suci datang silih berganti, menyebut kebenaran itu dengan nama yang berbeda.

"Kita bangkitan kembali compassion dan kekuatan cinta yang ada pada setiap agama. Renungan Paskah dan Ramadan kita arahkan untuk mengembalikan agama cinta kasih, agama akhlak, agama compassion," katanya.

Pdt Janoe Widyopramono mengatakan, kegiatan dialog lintas agama tersebut menjadi sesuatu yang sangat menyenangkan dan memberikan aura menentramkan. Selain itu, juga memberikan harapan bagi Indonesia bahwa untuk hidup berdampingan justru hadir karena bisa saling menghargai sesama pemeluk agama.

"Acara seperti ini harus terus digelar di mana-mana. Saya berharap bisa menyentuh akar rumput karena sangat mudah digerakkan dan dibakar. Kalau di kalangan intelektual dan pemimpin agama sudah biasa memahami. Tapi akar rumput harus terus disuntik," katanya.

Sementara itu, Prof Siti Musdah Mulia mengatakan, suasana seperti dalam kegiatan itu harus dikembangkan terus-menerus. Sebab, kedamaian tidak pernah tercipta dengan sendirinya. Beda dengan konflik, kedamaian harus diusahakan dengan segala macam cara.

"Saya pikir upaya ini harus ditumbuhkan. Mungkin kita mulai tumbuhkan di kalangan anak-anak kita, remaja, Gen Z, dan generasi milenial secara bertahap. Kapan-kapan mungkin kita bisa duduk santai membahas bagaimana caranya dikembangkan di lingkungan anak-anak, PAUD, TK, sehingga nilai perdamaian, persaudaraan, kesetaraan bisa dirasakan kelompok lain,” katanya.
(abd)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More