Melawan Pusaran Badai Pasca-Indonesia Batal Tuan Rumah Piala Dunia U-20

Sabtu, 01 April 2023 - 12:56 WIB
Kini, Indonesia dihadapi pusaran badai kedua, yakni ancaman sanksi FIFA. Kembali pada kasus pertama, jangan sampai lemahnya koordinasi dan diplomasi, membuat sepakbola Indonesia kembali dirugikan. Siapa kementerian yang bertugas mengawal dan meyakinkan FIFA agar Indonesia terbebas dari sanksi. Mudah-mudahan, Menpora baru yang dilantik Presiden Jokowi minggu depan, dapat langsung memahami isu persoalan dan bertindak cepat dan gesit bersama-sama Ketua Umum PSSI.

Dalam sejarahnya, Indonesia dikenal sebagai "badboy" dan sering terkena sanksi FIFA. Tahun 1957, Indonesia terkena sanksi dilarang ikut serta pada kualifikasi Piala Dunia 1958 dan denda sebesar 5.000 franc. Tahun 2015, FIFA menjatuhkan sanksi timnas dilarang berlaga di kualifikasi Piala DUnia 2018 dan Piala Asia 2019 akibat intervensi pemerintah kepada PSSI.

Tahun 2019, Indonesia terkena dua kali denda 45.000 franc atau senilai Rp 643 juta akibat kericuhan yang terjadi saat Timnas Indonesia melawan Malaysia dan 200.000 franc atau Rp 2,86 miliar saat Malaysia melawan Indonesia. Pada tragedi Kanjuruhan, Indonesia terancam sanksi dari FIFA, namun kegesitan Presiden Jokowi membuat Indonesia terhindar dari sanksi. Kali ini, sanksi FIFA yang mengadang Indonesia adalah pembekuan PSSI dan sepakbola nasional, dilarang berpartisipasi pada agenda-agenda FIFA, hingga dilarang menjadi tuan rumah di masa depan.

What’s Next?

Ke depan, masa depan sepakbola nasional harus diselamatkan, diperbaiki, ditingkatkan, agar bisa secara konsisten peringkat Indonesia naik tiap tahunnya.

Meski berat dan terhantam oleh pusaran badai pertama, sudah saatnya suporter dan pecinta sepakbola segera bangkit. Ketua Umum PSSI Erick Thohir harus bisa mengajak seluruh insan sepakbola untuk membawa Indonesia ke panggung dunia kembali. Jadikan hal ini sebagai momentum perbaikan, introspeksi suporter, bahkan politisi-politisi yang mencampuradukkan sepakbola dengan politik. Ibarat spion, melihat ke belakang untuk maju ke depan.

Semua pihak harus bersepakat untuk kemajuan sepakbola, termasuk yang terpenting adalah menjaga komitmen untuk tidak mengintervensi sepakbola. Intervensi terhadap sepakbola sudah terbukti membuat susah kemajuan sepakbola Indonesia.

Pembatalan ini bukan jurang yang menghentikan prestasi dan perjalanan sepakbola Indonesia. Bahkan pembatalan ini bisa jadi anugerah waktu bagi Sepakbola Indonesia untuk bebenah dan jadi juara.
(bmm)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More