Google Doodle Tampilkan Raden Ayu Lasminingrat, Ini Sosoknya
Rabu, 29 Maret 2023 - 05:10 WIB
Tak disangka, sekolah yang dibangunnya berkembang. Jumlah muridnya mencapai 200 orang dan lima kelas dibangun di sebelah pendopo. Sekolah ini akhirnya mendapatkan pengesahan dari Pemerintah Hindia Belanda pada 1913 melalui akta nomor 12 tertanggal 12 Februari 1913.
Pihak pemerintah kolonial menganggap jasa dan peranan Lasminingrat besar dalam membangun pendidikan untuk kaum bumiputera-bumiputeri oleh karenanya ia diberi penghargaan dan kompensasi tetap bulanan selama mengajar. Pada 1934, cabang-cabang Sekolah Keutamaan Istri dibangun di kota Wetan Garut, Cikajang, dan Bayongbong.
Lasminingrat masih aktif meskipun tidak langsung dalam dunia pendidikan hingga usia 80 tahun. Ia menghembuskan nafas terakhirnya 10 April 1948 dalam usia 94 tahun dan kemudian dikebumikan tepat di belakang Mesjid Agung Garut.
Namun sayangnya tidak banyak orang mengetahui atau mengenal Lasminingrat, yang disebut oleh “Sang Pemula” sebagai pribadi perempuan yang berada di luar zamannya. Tokoh perempuan intelektual pertama di Indonesia.
Saat Lasminingrat berkarya 1875, tokoh Wanita seperti RA Kartini (1879), Raden Dewi Sartika (1884), dan Rahman El-Yunusiyah (1900) yang telah diangkat menjadi Pahlawan Nasional bahkan belum lahir. Namun, namanya jarang disebut baik dalam sejarah pergerakan kaum perempuan maupun dalam sejarah nasional Indonesia.
Namanya tenggelam di bawah nama ketiga tokoh tersebut. Dia kalah tenar dengan tokoh perempuan lainnya yang muncul setelah ketiga tokoh itu. Bahkan kiprahnya di pelajaran sejarah pun sangat sedikit dibahas.
Namun semangat dan karyanya tidak ikut tenggelam. Hingga kini, lebih dari 1 abad kemudian, mimpinya masih terus mengalir di darah setiap perempuan Sunda.
Pihak pemerintah kolonial menganggap jasa dan peranan Lasminingrat besar dalam membangun pendidikan untuk kaum bumiputera-bumiputeri oleh karenanya ia diberi penghargaan dan kompensasi tetap bulanan selama mengajar. Pada 1934, cabang-cabang Sekolah Keutamaan Istri dibangun di kota Wetan Garut, Cikajang, dan Bayongbong.
Lasminingrat masih aktif meskipun tidak langsung dalam dunia pendidikan hingga usia 80 tahun. Ia menghembuskan nafas terakhirnya 10 April 1948 dalam usia 94 tahun dan kemudian dikebumikan tepat di belakang Mesjid Agung Garut.
Namun sayangnya tidak banyak orang mengetahui atau mengenal Lasminingrat, yang disebut oleh “Sang Pemula” sebagai pribadi perempuan yang berada di luar zamannya. Tokoh perempuan intelektual pertama di Indonesia.
Saat Lasminingrat berkarya 1875, tokoh Wanita seperti RA Kartini (1879), Raden Dewi Sartika (1884), dan Rahman El-Yunusiyah (1900) yang telah diangkat menjadi Pahlawan Nasional bahkan belum lahir. Namun, namanya jarang disebut baik dalam sejarah pergerakan kaum perempuan maupun dalam sejarah nasional Indonesia.
Namanya tenggelam di bawah nama ketiga tokoh tersebut. Dia kalah tenar dengan tokoh perempuan lainnya yang muncul setelah ketiga tokoh itu. Bahkan kiprahnya di pelajaran sejarah pun sangat sedikit dibahas.
Namun semangat dan karyanya tidak ikut tenggelam. Hingga kini, lebih dari 1 abad kemudian, mimpinya masih terus mengalir di darah setiap perempuan Sunda.
(kri)
Lihat Juga :
tulis komentar anda