Pemikiran Soekarno dan Cak Nur Dianggap Punya Kesamaan, Visioner untuk Indonesia
Selasa, 21 Maret 2023 - 15:37 WIB
“Setelah KAA, lalu ada Perempuan Asia-Afrika, ada Dokter Anak Asia-Afrika. Karena Soekarno ingin anak-anak Indonesia tidak stunting tingginya 170 cm maka ada buku Mustika Rasa, memikirkan kecukupan gizi bagi Indonesia. Lalu ada mahasiswa Asia-Afrika,” jelas Hasto.
“Sekarang mana ada mahasiswa Asia-Afrika? Sekarang Anda harus pimpin, gagas. Karena pemikiran Cak Nur itu lintas masa waktu tertentu dan visioner serta relevan. Sehingga anda harus pakai spirit itu. Dulu ada Bapak Emil Salim memimpin mahasiswa Asia-Afrika. Ada wartawan Asia-Afrika. Apakah kita punya leadership bertindak keluar,” sambungnya.
Hasto mengingatkan pentingnya menunjukkan kepemimpinan Indonesia dengan segala gagasannya. “Apa yang dilakukan dengan ekspor pete dan jengkol, ini sangat penting kalau dilihat dalam spiritnya, bagaimana komunitas Indonesia diterima di Jepang. Kita kuasai iptek agar bisa menjadi pemimpin bangsa-bangsa," kata Hasto penuh semangat.
“Daripada kaya tapi miskin gagasan. The power of idea ini sangat penting dalam teori geopolitik Soekarno,” pungkasnya.
“Sekarang mana ada mahasiswa Asia-Afrika? Sekarang Anda harus pimpin, gagas. Karena pemikiran Cak Nur itu lintas masa waktu tertentu dan visioner serta relevan. Sehingga anda harus pakai spirit itu. Dulu ada Bapak Emil Salim memimpin mahasiswa Asia-Afrika. Ada wartawan Asia-Afrika. Apakah kita punya leadership bertindak keluar,” sambungnya.
Hasto mengingatkan pentingnya menunjukkan kepemimpinan Indonesia dengan segala gagasannya. “Apa yang dilakukan dengan ekspor pete dan jengkol, ini sangat penting kalau dilihat dalam spiritnya, bagaimana komunitas Indonesia diterima di Jepang. Kita kuasai iptek agar bisa menjadi pemimpin bangsa-bangsa," kata Hasto penuh semangat.
Baca Juga
“Daripada kaya tapi miskin gagasan. The power of idea ini sangat penting dalam teori geopolitik Soekarno,” pungkasnya.
(kri)
Lihat Juga :
tulis komentar anda