Spiritual Ramadan dan Tata Kelola Ekonomi
Senin, 20 Maret 2023 - 09:10 WIB
Menariknya, empiris menunjukkan selama Ramadan kebutuhan rumah tangga malah melonjak, bahkan konsumsi pangan meningkat, sehingga mendorong naiknya inflasi. Selain itu, dalam satu studi yang pernah dilakukan oleh Nielsen Global Survey juga menyebutkan bahwa momen Lebaran selalu mampu mendongkrak permintaan terhadap barang konsumsi. Permintaan yang tinggi ini tidak hanya terjadi di pasar modern, melainkan juga di pasar-pasar tradisional.
Baca Juga: www.koran-sindo.com
Pada dasarnya, pengeluaran masyarakat yang meningkat lebih banyak dikarenakan aktivitas Ramadan yang bersifat amal berupa meningkatnya infaq,sedekah,serta zakat (termasuk zakat maal) yang mendorong pendapatan masyarakat meningkat, bahkan pendapatan masyarakat 40% terbawah ikut meningkat. Itulah alasan meningkatnya daya beli masyarakat, selain positif, kondisi tersebut membawa efek meningkatnya inflasi yang juga perlu diwaspadai.
Untuk itu, kita bisa bersepakat bahwa tingkatan inflasi perlu terus dijaga dan dikendalikan. Ada beberapa kejadian musiman, seperti hari besar keagamaan nasional, kemerdekaan, masa-masa pendaftaran sekolah/kuliah, akan menjadi faktor pendorong inflasi. Secara historis inflasi tertinggi selalu berada di bulan Ramadan, kecuali di 2020 dan 2021 karena masa pandemi.
Data BPS mencatat bahwa sebagian besar kota di Indonesia mengalami inflasi pada Bulan Ramadan, dengan inflasi tinggi dominan terjadi di kota luar Pulau Sumatera dan Jawa. Saat ini, inflasi diperkirakan meningkat pada April 2023 seiring meningkatnya kebutuhan pada Bulan Ramadan dan Idul Fitri.
Meski pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2022 mencapai 5,31% dengan tingkat inflasi yang terkendali walaupun agak tinggi, kita tetap harus hati-hati menghadapi laju inflasi mengingat momentum Ramadan dan Lebaran 2023 sudah di depan mata.
Belanja pemerintah yang sifatnya menjaga bantalan konsumsi rumah tangga harus dikawal, selain monitor produksi pangan terus dilakukan mengingat perubahan iklim saat ini sangat cepat dan tidak terduga. Dengan terjaganya konsumsi, terkendalinya inflasi maka capaian pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi akan bisa kita capai.
Distribusi Zakat, Infak, Sedekah
Kegiatan puasa yang paling utama selain menahan diri pada apa-apa yang diperbolehkan (halal), tetapi juga disarankan untuk berbuat lebih besar (lebih dari biasanya) pada kegiatan infaq, sedekah termasuk zakat, sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab sosial bagi setiap muslim, terutama diperuntukkan bagi masyarakat yang sangat membutuhkan.
Secara ekonomi ini bisa dilihat betapa pengeluaran yang besar pada konsumsi RT akan sangat membantu tugas pemerintah dalam hal mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Tugas–tugas pemerintah seperti alokasi dan distribusi dapat dijalan sendiri oleh setiap RT yang menjalankan tugas spiritualnya, dengan jalan mengeluarkan sebagian harta dan kekayaannya untuk dibagikan pada tetangga maupun keluarga-keluarga miskin di sekitar rumahnya masing-masing.
Baca Juga: www.koran-sindo.com
Pada dasarnya, pengeluaran masyarakat yang meningkat lebih banyak dikarenakan aktivitas Ramadan yang bersifat amal berupa meningkatnya infaq,sedekah,serta zakat (termasuk zakat maal) yang mendorong pendapatan masyarakat meningkat, bahkan pendapatan masyarakat 40% terbawah ikut meningkat. Itulah alasan meningkatnya daya beli masyarakat, selain positif, kondisi tersebut membawa efek meningkatnya inflasi yang juga perlu diwaspadai.
Untuk itu, kita bisa bersepakat bahwa tingkatan inflasi perlu terus dijaga dan dikendalikan. Ada beberapa kejadian musiman, seperti hari besar keagamaan nasional, kemerdekaan, masa-masa pendaftaran sekolah/kuliah, akan menjadi faktor pendorong inflasi. Secara historis inflasi tertinggi selalu berada di bulan Ramadan, kecuali di 2020 dan 2021 karena masa pandemi.
Data BPS mencatat bahwa sebagian besar kota di Indonesia mengalami inflasi pada Bulan Ramadan, dengan inflasi tinggi dominan terjadi di kota luar Pulau Sumatera dan Jawa. Saat ini, inflasi diperkirakan meningkat pada April 2023 seiring meningkatnya kebutuhan pada Bulan Ramadan dan Idul Fitri.
Meski pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2022 mencapai 5,31% dengan tingkat inflasi yang terkendali walaupun agak tinggi, kita tetap harus hati-hati menghadapi laju inflasi mengingat momentum Ramadan dan Lebaran 2023 sudah di depan mata.
Belanja pemerintah yang sifatnya menjaga bantalan konsumsi rumah tangga harus dikawal, selain monitor produksi pangan terus dilakukan mengingat perubahan iklim saat ini sangat cepat dan tidak terduga. Dengan terjaganya konsumsi, terkendalinya inflasi maka capaian pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi akan bisa kita capai.
Distribusi Zakat, Infak, Sedekah
Kegiatan puasa yang paling utama selain menahan diri pada apa-apa yang diperbolehkan (halal), tetapi juga disarankan untuk berbuat lebih besar (lebih dari biasanya) pada kegiatan infaq, sedekah termasuk zakat, sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab sosial bagi setiap muslim, terutama diperuntukkan bagi masyarakat yang sangat membutuhkan.
Secara ekonomi ini bisa dilihat betapa pengeluaran yang besar pada konsumsi RT akan sangat membantu tugas pemerintah dalam hal mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Tugas–tugas pemerintah seperti alokasi dan distribusi dapat dijalan sendiri oleh setiap RT yang menjalankan tugas spiritualnya, dengan jalan mengeluarkan sebagian harta dan kekayaannya untuk dibagikan pada tetangga maupun keluarga-keluarga miskin di sekitar rumahnya masing-masing.
tulis komentar anda