Doni Monardo Tegaskan Covid-19 Bukan Rekayasa
Jum'at, 17 Juli 2020 - 10:25 WIB
JAKARTA - Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo menegaskan Covid-19 bukanlah rekayasa. Hal ini untuk meluruskan pemahaman yang berkembang di sebagian masyarakat.
“Covid-19 bukan rekayasa, Covid-19 bukan konspirasi. Covid-19 menjadi mesin pembunuh, ibaratnya Covid-19 ini adalah malaikat pencabut nyawa,” ujarnya keterangan tertulis BNPB, Jumat (17/7/2020).
Doni Monardo menganggap perlu memberikan penegasan tentang Covid-19 ini karena ada pihak-pihak yang menganggap penyakit ini rekayasa. Mantan Danjen Kopassus itu menyatakan pemahaman seperti itu tidak bisa dibiarkan.
(Baca: Pemerintah Ganti Definisi Kontak Erat COVID-19, Ini Penjelasan Yuri)
Menurut data global, jumlah kematian karena Covid-19 telah mencapai setengah juta orang. Pemahaman masyarakat yang keliru terhadap Covid-19 bisa mempengaruhi kepercayaan publik kepada upaya penanggulangannya.
Kepedulian dan kedisiplinan masyarakat dapat menurun dan menjadi ancaman serius. Ketika masyarakat kehilangan sense of crisis, dampaknya sangat mungkin meningkatkan jumlah kasus positif Covid-19.
Doni mengimbau seluruh pemangku kebijakan di daerah, terutama Jawa Timur yang kasusnya tengah tinggi, dapat memberikan narasi yang benar dan utuh tentang Covid-19 kepada masyarakat.
Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 per 16 Julu 2020, jumlah orang yang positif mencapai 81.668, meninggal dunia sebanyak 3.873 jiwa, dan 40.345 sembuh.
(Baca: Doni Monardo Keluhkan Konten Negatif Medsos Soal Covid-19)
“Covid-19 bukan rekayasa, Covid-19 bukan konspirasi. Covid-19 menjadi mesin pembunuh, ibaratnya Covid-19 ini adalah malaikat pencabut nyawa,” ujarnya keterangan tertulis BNPB, Jumat (17/7/2020).
Doni Monardo menganggap perlu memberikan penegasan tentang Covid-19 ini karena ada pihak-pihak yang menganggap penyakit ini rekayasa. Mantan Danjen Kopassus itu menyatakan pemahaman seperti itu tidak bisa dibiarkan.
(Baca: Pemerintah Ganti Definisi Kontak Erat COVID-19, Ini Penjelasan Yuri)
Menurut data global, jumlah kematian karena Covid-19 telah mencapai setengah juta orang. Pemahaman masyarakat yang keliru terhadap Covid-19 bisa mempengaruhi kepercayaan publik kepada upaya penanggulangannya.
Kepedulian dan kedisiplinan masyarakat dapat menurun dan menjadi ancaman serius. Ketika masyarakat kehilangan sense of crisis, dampaknya sangat mungkin meningkatkan jumlah kasus positif Covid-19.
Doni mengimbau seluruh pemangku kebijakan di daerah, terutama Jawa Timur yang kasusnya tengah tinggi, dapat memberikan narasi yang benar dan utuh tentang Covid-19 kepada masyarakat.
Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 per 16 Julu 2020, jumlah orang yang positif mencapai 81.668, meninggal dunia sebanyak 3.873 jiwa, dan 40.345 sembuh.
(Baca: Doni Monardo Keluhkan Konten Negatif Medsos Soal Covid-19)
tulis komentar anda