IKN Baru dan Momentum Transformasi SDM Pertahanan
Jum'at, 03 Maret 2023 - 12:47 WIB
Kekuatan Pertahanan Utama Matra Darat
Kebijakan pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) dari Pulau Jawa ke Kalimantan tidak lepas dari isu tentang kesiapan SDM pertahanan. Bagaimana tidak, jika kita lihat komposisi pertumbuhan dan sebaran penduduk sekitar 56% lebih ada di Pulau Jawa, sedangkan di Kalimantan hanya sekitar 6%.
Dalam perspektif pengelolaan SDM pertahanan, situasi ini tentu harus dikelola dengan baik sehingga adaptasi terhadap sebaran maupun komposisi penduduk nantinya tidak menimbulkan masalah (khususnya terkait konflik horizontal). Sebagai sebuah simbol kemajuan peradaban, kedaulatan, dan integritas negara, IKN membutuhkan pengelolaan SDM pertahanan yang tidak saja profesional namun juga arif dan bijaksana.
Kuncinya tentu tidak sekadar mobilisasi kuantitas, juga harus ada transformasi atas kualitas SDM pertahanan. Hal ini mengingat tidak saja dilihat dari faktor ancaman yang multideminsional dan multikompleks, namun juga adaptasi atas desain peradaban IKN yang dirancang menjadi center of gravity yang modern, berwawasan ekologis, berkelanjutan, dan sarat dengan karakter kebangsaan yang majemuk.
Menyikapi hal tersebut, TNI AD sebagai salah satu komponen utama pertahanan, tidak luput dari adaptasi dan transformasi atas segala perubahan yang ada. Melalui pendekatan human capital, setiap prajurit TNI AD adalah prajurit yang profesional, kompeten, adaptif dan responsif terhadap segala perubahan, kemajuan, modernitas, namun tetap berpijak kuat pada nilai-nilai luhur Pancasila, Sumpah Prajurit dan Sapta Marga.
Transformasi SDM TNI AD diarahkan pada 4 (empat) hal pokok: 1) terwujudnya kualitas SDM TNI AD yang padat teknologi; 2) terbentuknya kebijakan strategis sampai dengan kebijakan teknis pengembangan SDM personel yang berbasis pada human capital management; 3) terbentuknya pola rekrutmen dan pembinaan karier personel TNI AD dengan sistem yang tepat sesuai dengan kapasitas dan kapabilitas (kompetensi) yang dimiliki personel TNI AD; dan 4) terwujudnya kemampuan personel TNI AD yang memiliki kualitas dan kuantitas sebagai prajurit profesional.
Melalui fungsi-fungsi menajemen yang baik seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan, maka setiap input, proses dan output SDM TNI AD yang profesional akan dapat terwujud sebagai komponen utama pertahanan matra darat
Akhirnya, menjadikan momentum pemindahan IKN sebagai titik transformasi SDM pertahanan adalah bagian dari ikhtiar kita bersama dalam menjaga kedaulatan dan integritas NKRI. Segala keunggulan SDM yang ada hendaknya dapat disikapi dengan pengelolaan (manajemen) pertahanan yang baik, berintegritas dan profesional. Kemanunggalan antara TNI khususnya TNI AD dengan rakyat menjadi kunci keberhasilan transformasi SDM pertahanan tangguh demi tegaknya NKRI.
Kebijakan pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) dari Pulau Jawa ke Kalimantan tidak lepas dari isu tentang kesiapan SDM pertahanan. Bagaimana tidak, jika kita lihat komposisi pertumbuhan dan sebaran penduduk sekitar 56% lebih ada di Pulau Jawa, sedangkan di Kalimantan hanya sekitar 6%.
Dalam perspektif pengelolaan SDM pertahanan, situasi ini tentu harus dikelola dengan baik sehingga adaptasi terhadap sebaran maupun komposisi penduduk nantinya tidak menimbulkan masalah (khususnya terkait konflik horizontal). Sebagai sebuah simbol kemajuan peradaban, kedaulatan, dan integritas negara, IKN membutuhkan pengelolaan SDM pertahanan yang tidak saja profesional namun juga arif dan bijaksana.
Kuncinya tentu tidak sekadar mobilisasi kuantitas, juga harus ada transformasi atas kualitas SDM pertahanan. Hal ini mengingat tidak saja dilihat dari faktor ancaman yang multideminsional dan multikompleks, namun juga adaptasi atas desain peradaban IKN yang dirancang menjadi center of gravity yang modern, berwawasan ekologis, berkelanjutan, dan sarat dengan karakter kebangsaan yang majemuk.
Menyikapi hal tersebut, TNI AD sebagai salah satu komponen utama pertahanan, tidak luput dari adaptasi dan transformasi atas segala perubahan yang ada. Melalui pendekatan human capital, setiap prajurit TNI AD adalah prajurit yang profesional, kompeten, adaptif dan responsif terhadap segala perubahan, kemajuan, modernitas, namun tetap berpijak kuat pada nilai-nilai luhur Pancasila, Sumpah Prajurit dan Sapta Marga.
Transformasi SDM TNI AD diarahkan pada 4 (empat) hal pokok: 1) terwujudnya kualitas SDM TNI AD yang padat teknologi; 2) terbentuknya kebijakan strategis sampai dengan kebijakan teknis pengembangan SDM personel yang berbasis pada human capital management; 3) terbentuknya pola rekrutmen dan pembinaan karier personel TNI AD dengan sistem yang tepat sesuai dengan kapasitas dan kapabilitas (kompetensi) yang dimiliki personel TNI AD; dan 4) terwujudnya kemampuan personel TNI AD yang memiliki kualitas dan kuantitas sebagai prajurit profesional.
Melalui fungsi-fungsi menajemen yang baik seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan, maka setiap input, proses dan output SDM TNI AD yang profesional akan dapat terwujud sebagai komponen utama pertahanan matra darat
Akhirnya, menjadikan momentum pemindahan IKN sebagai titik transformasi SDM pertahanan adalah bagian dari ikhtiar kita bersama dalam menjaga kedaulatan dan integritas NKRI. Segala keunggulan SDM yang ada hendaknya dapat disikapi dengan pengelolaan (manajemen) pertahanan yang baik, berintegritas dan profesional. Kemanunggalan antara TNI khususnya TNI AD dengan rakyat menjadi kunci keberhasilan transformasi SDM pertahanan tangguh demi tegaknya NKRI.
Lihat Juga :
tulis komentar anda