IKN Baru dan Momentum Transformasi SDM Pertahanan

Jum'at, 03 Maret 2023 - 12:47 WIB
loading...
IKN Baru dan Momentum...
Dudung Abdurachman (Foto: Ist)
A A A
Dudung Abdurachman
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD)

DON'T ask what your country can do for you; ask what you can do for the country (Jangan tanya apa yang negara Anda bisa lakukan untuk Anda; tanyakan apa yang bisa Anda lakukan untuk negara).

Kalimat yang ditorehkan oleh John F Kennedy tersebut mengarahkan pada refleksi tentang apa yang sudah kita perbuat untuk bangsa dan negara kita. Selain hak-hak sebagai warga negara dalam perspektif nilai nasionalisme, pengakuan dan kecintaan terhadap negara dapat ditunjukkan dengan sikap dan kinerja konstruktif dan produktif guna kemajuan dan kejayaan bangsa dan negara.

Baca Juga: koran-sindo.com

Selain itu yang harus disadari bahwa Indonesia sebagai bangsa yang besar, kita dianugerahi oleh Tuhan YME dengan kelimpahan rahmat dan berkah. Kesadaran kolektif untuk senantiasa menjaga dan berbuat yang terbaik untuk bangsa dan negara menjadi cerminan rasa syukur kita kepada Tuhan YME. Kiranya komitmen dan semangat itulah yang selalu harus dihidupsuburkan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kita sebagai bangsa Indonesia yang tak pernah lelah berupaya sekaligus mensyukuri nikmat Tuhan YME.

Ancaman dan Komitmen Bersama
Sebagaimana kita ketahui bahwa ancaman terhadap kedaulatan dan integritas Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) selalu saja berkembang, dinamis dan kompleks dimensinya. Sumber ancaman (the source of the threat) memiliki spektrum yang begitu luas, tidak saja ancaman yang berasal dari luar (external threat) maupun dalam (internal threat) tetapi juga ancaman yang bersifat azimuthal yang bersifat global, dari segala macam arah, memiliki identifikasi yang kompleks, asimetris, tidak mudah dikenali namun terasa dampaknya.

Hakikat ancaman (the nature of the threat) juga berubah menjadi multidimensional dan multikompleks. Sebab-sebab konflik semakin majemuk dan tidak bisa semata-mata dibatasi sebagai ancaman berdimensi militer saja. Akan tetapi dimensi ideologi, politik, ekonomi dan sosial budaya merupakan hal yang tetap relevan dikategorikan sebagai ancaman.

Jika kita kembali pada komitmen kehidupan berbangsa dan bernegara yang telah dibangun berdasarkan persamaan senasib sebagai suatu bangsa, maka tujuan kolektif yang akan dicapai adalah pada kehidupan yang sejahtera, adil, dan sentosa. Secara tekstual, tujuan kolektif tersebut ditemukan pada alinea keempat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 “…yang di antaranya menyatakan bahwa Pemerintah Negara Republik Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa”.

Dalam konteks upaya mewujudkan percepatan pencapaian cita-cita tersebut, maka menjaga kedaulatan dan integritas NKRI adalah tugas dan tanggung jawab seluruh komponen bangsa, tidak terkecuali. Seluruh sumber daya yang ada menjadi bagian penting guna mendukung terhadap tetap tegaknya tujuan, kedaulatan dan integritas NKRI.

Selain diberkahi dengan melimpahnya sumber daya alam (SDA), Indonesia juga dianugerahi Tuhan YME dengan besarnya potensi sumber daya manusia (SDM). Tercatat berdasarkan data kependudukan jumlah penduduk Indonesia hingga tahun 2021 sebesar 272 juta jiwa dan mayoritas jumlah ini adalah usia produktif yang sangat potensial.

Kekuatan yang luar biasa besar ini membutuhkan “sentuhan” pengelolaan yang baik agar berdampak positif bagi kedaulatan dan integritas NKRI. Salah dalam menyikapi keunggulan SDM yang ada justru bisa berdampak kontra produktif terhadap tujuan pertahanan strategis.

Transformasi
SDM pertahanan, baik militer maupun sipil merupakan elemen utama dan kunci menyikapi segala macam tantangan dan ancaman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Secara garis besar komponen pertahanan sumber daya manusia terdiri dari komponen utama yaitu TNI, Komponen Cadangan, dan Komponen Pendukung.

Di tengah-tengah era supremasi sipil, sinergisitas dan kemanunggalan ketiga komponen tersebut menjadi syarat utama dalam memastikan kerja sama sistem pertahanan semesta yang efektif.

Untuk itu dalam rangka melahirkan SDM pertahanan yang tangguh, maka potensi sumber daya manusia yang ada harus senantiasa dikelola (di-manage) dengan baik.

Pendekatan pengelolaan SDM pertahanan apalagi di era disrupsi menjadi momentum dalam transformasi dalam pengelolaan SDM pertahanan. Pada aspek internal TNI Angkatan Darat, transformasi pengelolaan SDM ditujukan dalam rangka penguatan human capital personel sebagai potensi yang harus terus dikembangkan sebagai unsur utama organisasi komponen pertahanan.

Dalam konteks inilah, maka seluruh SDM TNI AD merupakan masukan (input) yang harus dikelola dan dikembangkan sehingga dapat memberikan keluaran (output) yang menunjang keberhasilan tugas, pokok dan fungsi dari TNI AD. Upaya transformatif pengelolaan SDM sangat strategis. Penguatan SDM TNI AD dari aspek keilmuan maupun keterampilan menjadi prioritas saat ini, tanpa meninggalkan dukungan infrastruktur dan suprastruktur, untuk itu.

Kekuatan Pertahanan Utama Matra Darat
Kebijakan pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) dari Pulau Jawa ke Kalimantan tidak lepas dari isu tentang kesiapan SDM pertahanan. Bagaimana tidak, jika kita lihat komposisi pertumbuhan dan sebaran penduduk sekitar 56% lebih ada di Pulau Jawa, sedangkan di Kalimantan hanya sekitar 6%.

Dalam perspektif pengelolaan SDM pertahanan, situasi ini tentu harus dikelola dengan baik sehingga adaptasi terhadap sebaran maupun komposisi penduduk nantinya tidak menimbulkan masalah (khususnya terkait konflik horizontal). Sebagai sebuah simbol kemajuan peradaban, kedaulatan, dan integritas negara, IKN membutuhkan pengelolaan SDM pertahanan yang tidak saja profesional namun juga arif dan bijaksana.

Kuncinya tentu tidak sekadar mobilisasi kuantitas, juga harus ada transformasi atas kualitas SDM pertahanan. Hal ini mengingat tidak saja dilihat dari faktor ancaman yang multideminsional dan multikompleks, namun juga adaptasi atas desain peradaban IKN yang dirancang menjadi center of gravity yang modern, berwawasan ekologis, berkelanjutan, dan sarat dengan karakter kebangsaan yang majemuk.

Menyikapi hal tersebut, TNI AD sebagai salah satu komponen utama pertahanan, tidak luput dari adaptasi dan transformasi atas segala perubahan yang ada. Melalui pendekatan human capital, setiap prajurit TNI AD adalah prajurit yang profesional, kompeten, adaptif dan responsif terhadap segala perubahan, kemajuan, modernitas, namun tetap berpijak kuat pada nilai-nilai luhur Pancasila, Sumpah Prajurit dan Sapta Marga.

Transformasi SDM TNI AD diarahkan pada 4 (empat) hal pokok: 1) terwujudnya kualitas SDM TNI AD yang padat teknologi; 2) terbentuknya kebijakan strategis sampai dengan kebijakan teknis pengembangan SDM personel yang berbasis pada human capital management; 3) terbentuknya pola rekrutmen dan pembinaan karier personel TNI AD dengan sistem yang tepat sesuai dengan kapasitas dan kapabilitas (kompetensi) yang dimiliki personel TNI AD; dan 4) terwujudnya kemampuan personel TNI AD yang memiliki kualitas dan kuantitas sebagai prajurit profesional.

Melalui fungsi-fungsi menajemen yang baik seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan, maka setiap input, proses dan output SDM TNI AD yang profesional akan dapat terwujud sebagai komponen utama pertahanan matra darat

Akhirnya, menjadikan momentum pemindahan IKN sebagai titik transformasi SDM pertahanan adalah bagian dari ikhtiar kita bersama dalam menjaga kedaulatan dan integritas NKRI. Segala keunggulan SDM yang ada hendaknya dapat disikapi dengan pengelolaan (manajemen) pertahanan yang baik, berintegritas dan profesional. Kemanunggalan antara TNI khususnya TNI AD dengan rakyat menjadi kunci keberhasilan transformasi SDM pertahanan tangguh demi tegaknya NKRI.







(bmm)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1028 seconds (0.1#10.140)