Ekonomi Diprediksi Minus 4,3%, Jokowi: Tak Bisa Lagi Andalkan Investasi
Rabu, 15 Juli 2020 - 23:59 WIB
JAKARTA - Pemerintah kembali merevisi prediksi pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua. Jika sebelumnya diprediksi minus 3,8% direvisi menjadi minus 4,3%. Hal ini disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat bertemu para gubernur di Istana Kepresidenan Bogor.
“Pagi tadi yang saya terima, kuartal kedua mungkin kita bisa minus ke 4,3%. Di kuartal pertama kita masih positif 2,97%. Saya enggak bisa bayangin kalau kita dulu lockdown gitu mungkin bisa minus 17%,” katanya mengutip pidato Presiden Jokowi yang diunggah di laman Setkab.go.id, Rabu (15/7/2020).
Dia mengatakan, saat ini tidak bisa mengharapkan investasi untuk menggejot pertumbuhan. Dia mengatakan yang bisa dilakukan adalah menggenjot belanja pemerintah. “Kita tidak bisa mengharapkan lagi yang namanya investasi. Itu pasti minus pertumbuhannya. Yang bisa diharapkan sekarang ini, semua negara hanya satu yang diharapkan yaitu belanja pemerintah, spending kita, belanja pemerintah,” ungkapnya. (Baca juga: Jokowi Akan Keluarkan Inpres Sanksi Pelanggar Protokol Kesehatan)
Jokowi meminta agar belanja pemerintah jangan sampai direm jika ekonomi di daerah ingin cepat pulih. Dia minta agar belanja pemda harus dipercepat. “Kuncinya hanya di situ. Enggak bisa lagi kita mengharapkan sekali lagi, investasi, swasta, enggak. Karena ini munculnya memang harus dari belanja pemerintah,” tuturnya.
Jokowi juga mengatakan tidak bisa lagi berharap pada kredit perbankan. Meskipun memang sebelumnya kredit perbankan bisa tumbuh mencapai 13%. “Sekali lagi, belanja pemerintah. Oleh sebab itu, saya berharap, belanja-belanja yang ada ini, harus dipercepat. Karena itu akan menaikkan konsumsi domestik kita, konsumsi rumah tangga kita yang di kuartal kedua ini turun, anjlok,” tuturnya. (Baca juga: Bandingkan Kasus Corona dengan Negara Lain, Ini Kata Presiden Jokowi)
Jokowi menekankan di kuartal ketiga semua jajaran pemerintah harus berani berbuat sesuatu untuk menggenjot perekonomian. Dia menyebut Momentumnya adalah di bulan Juli, Agustus, dan September. “Momentumnya ada di situ. Kalau kita enggak bisa mengungkit di kuartal ketiga, jangan berharap kuartal keempat akan bisa, sudah. Harapan kita hanya ada di kuartal ketiga, Juli, Agustus, dan September,” katanya. dita angga
“Pagi tadi yang saya terima, kuartal kedua mungkin kita bisa minus ke 4,3%. Di kuartal pertama kita masih positif 2,97%. Saya enggak bisa bayangin kalau kita dulu lockdown gitu mungkin bisa minus 17%,” katanya mengutip pidato Presiden Jokowi yang diunggah di laman Setkab.go.id, Rabu (15/7/2020).
Dia mengatakan, saat ini tidak bisa mengharapkan investasi untuk menggejot pertumbuhan. Dia mengatakan yang bisa dilakukan adalah menggenjot belanja pemerintah. “Kita tidak bisa mengharapkan lagi yang namanya investasi. Itu pasti minus pertumbuhannya. Yang bisa diharapkan sekarang ini, semua negara hanya satu yang diharapkan yaitu belanja pemerintah, spending kita, belanja pemerintah,” ungkapnya. (Baca juga: Jokowi Akan Keluarkan Inpres Sanksi Pelanggar Protokol Kesehatan)
Jokowi meminta agar belanja pemerintah jangan sampai direm jika ekonomi di daerah ingin cepat pulih. Dia minta agar belanja pemda harus dipercepat. “Kuncinya hanya di situ. Enggak bisa lagi kita mengharapkan sekali lagi, investasi, swasta, enggak. Karena ini munculnya memang harus dari belanja pemerintah,” tuturnya.
Jokowi juga mengatakan tidak bisa lagi berharap pada kredit perbankan. Meskipun memang sebelumnya kredit perbankan bisa tumbuh mencapai 13%. “Sekali lagi, belanja pemerintah. Oleh sebab itu, saya berharap, belanja-belanja yang ada ini, harus dipercepat. Karena itu akan menaikkan konsumsi domestik kita, konsumsi rumah tangga kita yang di kuartal kedua ini turun, anjlok,” tuturnya. (Baca juga: Bandingkan Kasus Corona dengan Negara Lain, Ini Kata Presiden Jokowi)
Jokowi menekankan di kuartal ketiga semua jajaran pemerintah harus berani berbuat sesuatu untuk menggenjot perekonomian. Dia menyebut Momentumnya adalah di bulan Juli, Agustus, dan September. “Momentumnya ada di situ. Kalau kita enggak bisa mengungkit di kuartal ketiga, jangan berharap kuartal keempat akan bisa, sudah. Harapan kita hanya ada di kuartal ketiga, Juli, Agustus, dan September,” katanya. dita angga
(cip)
tulis komentar anda