Waspadai Kejahatan di Balik Bisnis Internet dalam Perspektif Perlindungan Konsumen
Rabu, 15 Juli 2020 - 22:17 WIB
Komjen Pol Dharma Pongrekun
Mantan Penyidik Bareskrim Polri yang pernah menangani kasus pencurian pulsa di ruang siber tahun 2011
BISNIS adalah terminologi yang sudah menjadi magnet bagi orang-orang dalam dunia usaha yang mana bertujuan untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dengan cara menyediakan barang dan jasa. Dalam ekonomi kapitalis, di mana kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta, bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit untuk meningkatkan kemakmuran para pemiliknya. Barang atau jasa yang ada dalam bisnis bisa berupa hal yang berwujud (tangible) atau yang tidak berwujud (intangible). Internet sebagai salah satu jasa yang tidak berwujud sehingga ditenggarai rawan terjadinya kejahatan atau penyalahgunaan.
Di era globalisasi saat ini, dunia internet merupakan salah satu bisnis yang terbesar. Kenapa demikian? Karena semua aktivitas kehidupan manusia saat ini dan pada masa mendatang tidak akan bisa lepas dari kebutuhan internet. Aktivitas masyarakat secara tidak sadar digiring secara sistematis, massive dan tepusat pada ruang internet, sehingga hampir tidak satu pun aktivitas kehidupan manusia dapat lolos dari pendulangan pundi-pundi bisnis internet.
Saat ini di seluruh belahan penjuru dunia mulai dari tempat umum, tempat kerja sampai dengan tempat tinggal sudah tersedia layanan internet. Setiap orang mulai dari kalangan atas sampai dengan kalangan bawah, mulai dari orang tua sampai dengan anak kecil, bahkan bayi sekali pun sudah menjadi konsumen dari layanan internet, akibatnya internet telah menjadi kebutuhan yang supra primer sehingga membuat aktivitas kehidupan kita menjadi sangat tergantung pada ketersediaan layanan internet. Internet bagaikan denyut nadi (pulse) dalam tubuh manusia. Sama seperti kata “pulsa” sebagai satuan perhitungan biaya pemakaian jasa internet yang banyak menimbulkan persoalan pada konsumennya.
Ruang Siber Adalah Ruang Yang Rawan Terjadi Manipulasi
Bisnis internet menggunakan mekanisme sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi yang menciptakan ruang siber. Ruang siber ini memang pada awalnya terasa memberikan kemudahan, kecepatan, dan kenyamanan bagi penggunanya, namun sadarkah kita bahwa sebenarnya ruang siber ini adalah ruang gelap (tidak bisa dilihat kasat mata) yang justru dapat digunakan untuk memanipulasi mindset kita, seolah-olah menjadi sarana yang mempermudah, cepat dan nyaman, namun sebaliknya kita terjerat oleh pengendalinya tanpa kita sadari? Sebagai contoh, sadarkah kita bahwa lokasi dimana kita berada akan mudah dipantau apabila kita menggunakannya. Sudah barang tentu kalau dari awal kita menyadarinya, maka tidak mungkin keadaan kita akan seperti saat ini bagaikan pepatah “maju kena, mundur pun kena”.
Sebenarnya kalau kita jeli dalam memahami ruang siber ini, maka kita akan dengan sangat mudah mendapatkan kesimpulan, bahwa ruang siber ini adalah ruang yang disiapkan seolah-olah untuk mempermudah, mempercepat dan nyaman untuk beraktivitas, namun kenyataannya justru menjebak kita dalam persoalan-persoalan yang lebih pelik, bahkan mencengkram dan mengendalikan seluruh aspek kehidupan kita. Dalam ruang ini tidak ada yang gratis “no free charge”. Setiap aktivitas di internet dapat menjadi data untuk dikumpulkan menjadi pundi-pundi bisnis penguasa internet. Data-data yang dikumpulkan ini menjadi tambang bisnis data yang akan selalu mengisi pundi-pundi bisnis internet.
Di mana pun kita berada pasti selalu mencari jaringan internet, bahkan ketika kuota internet habis, kita menjadi gelisah, bahkan kerap kali menumpang layanan internet pada kawan dekat dengan cara tethering (berbagi koneksi internet). Pernah ada peristiwa yang menarik bagi saya, ketika saya berada di sebuah kawasan pusat perbelanjaan di Kuala Lumpur, ada bayi menangis dan saya menanyakan kepada orang tuanya, “Kenapa anaknya menangis?” Lalu dijawab oleh orang tuanya, “Dia lagi main game dan kebetulan pulsa gadgetnya habis.” Dari kisah tersebut menunjukkan bahkan seorang bayi pun bisa dibuat menangis, karena kehabisan pulsa internet. Itu artinya, internet sudah tidak bisa lepas dari kebutuhan manusia. Bisa dilihat betapa internet seperti urat nadi pada kehidupan manusia yang tidak boleh kehilangan denyutnya (pulsa).
Mantan Penyidik Bareskrim Polri yang pernah menangani kasus pencurian pulsa di ruang siber tahun 2011
BISNIS adalah terminologi yang sudah menjadi magnet bagi orang-orang dalam dunia usaha yang mana bertujuan untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dengan cara menyediakan barang dan jasa. Dalam ekonomi kapitalis, di mana kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta, bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit untuk meningkatkan kemakmuran para pemiliknya. Barang atau jasa yang ada dalam bisnis bisa berupa hal yang berwujud (tangible) atau yang tidak berwujud (intangible). Internet sebagai salah satu jasa yang tidak berwujud sehingga ditenggarai rawan terjadinya kejahatan atau penyalahgunaan.
Di era globalisasi saat ini, dunia internet merupakan salah satu bisnis yang terbesar. Kenapa demikian? Karena semua aktivitas kehidupan manusia saat ini dan pada masa mendatang tidak akan bisa lepas dari kebutuhan internet. Aktivitas masyarakat secara tidak sadar digiring secara sistematis, massive dan tepusat pada ruang internet, sehingga hampir tidak satu pun aktivitas kehidupan manusia dapat lolos dari pendulangan pundi-pundi bisnis internet.
Saat ini di seluruh belahan penjuru dunia mulai dari tempat umum, tempat kerja sampai dengan tempat tinggal sudah tersedia layanan internet. Setiap orang mulai dari kalangan atas sampai dengan kalangan bawah, mulai dari orang tua sampai dengan anak kecil, bahkan bayi sekali pun sudah menjadi konsumen dari layanan internet, akibatnya internet telah menjadi kebutuhan yang supra primer sehingga membuat aktivitas kehidupan kita menjadi sangat tergantung pada ketersediaan layanan internet. Internet bagaikan denyut nadi (pulse) dalam tubuh manusia. Sama seperti kata “pulsa” sebagai satuan perhitungan biaya pemakaian jasa internet yang banyak menimbulkan persoalan pada konsumennya.
Ruang Siber Adalah Ruang Yang Rawan Terjadi Manipulasi
Bisnis internet menggunakan mekanisme sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi yang menciptakan ruang siber. Ruang siber ini memang pada awalnya terasa memberikan kemudahan, kecepatan, dan kenyamanan bagi penggunanya, namun sadarkah kita bahwa sebenarnya ruang siber ini adalah ruang gelap (tidak bisa dilihat kasat mata) yang justru dapat digunakan untuk memanipulasi mindset kita, seolah-olah menjadi sarana yang mempermudah, cepat dan nyaman, namun sebaliknya kita terjerat oleh pengendalinya tanpa kita sadari? Sebagai contoh, sadarkah kita bahwa lokasi dimana kita berada akan mudah dipantau apabila kita menggunakannya. Sudah barang tentu kalau dari awal kita menyadarinya, maka tidak mungkin keadaan kita akan seperti saat ini bagaikan pepatah “maju kena, mundur pun kena”.
Sebenarnya kalau kita jeli dalam memahami ruang siber ini, maka kita akan dengan sangat mudah mendapatkan kesimpulan, bahwa ruang siber ini adalah ruang yang disiapkan seolah-olah untuk mempermudah, mempercepat dan nyaman untuk beraktivitas, namun kenyataannya justru menjebak kita dalam persoalan-persoalan yang lebih pelik, bahkan mencengkram dan mengendalikan seluruh aspek kehidupan kita. Dalam ruang ini tidak ada yang gratis “no free charge”. Setiap aktivitas di internet dapat menjadi data untuk dikumpulkan menjadi pundi-pundi bisnis penguasa internet. Data-data yang dikumpulkan ini menjadi tambang bisnis data yang akan selalu mengisi pundi-pundi bisnis internet.
Di mana pun kita berada pasti selalu mencari jaringan internet, bahkan ketika kuota internet habis, kita menjadi gelisah, bahkan kerap kali menumpang layanan internet pada kawan dekat dengan cara tethering (berbagi koneksi internet). Pernah ada peristiwa yang menarik bagi saya, ketika saya berada di sebuah kawasan pusat perbelanjaan di Kuala Lumpur, ada bayi menangis dan saya menanyakan kepada orang tuanya, “Kenapa anaknya menangis?” Lalu dijawab oleh orang tuanya, “Dia lagi main game dan kebetulan pulsa gadgetnya habis.” Dari kisah tersebut menunjukkan bahkan seorang bayi pun bisa dibuat menangis, karena kehabisan pulsa internet. Itu artinya, internet sudah tidak bisa lepas dari kebutuhan manusia. Bisa dilihat betapa internet seperti urat nadi pada kehidupan manusia yang tidak boleh kehilangan denyutnya (pulsa).
tulis komentar anda