BMKG Peringatkan Kekeringan di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara
Rabu, 15 Juli 2020 - 07:30 WIB
JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi terjadinya kekeringan di sejumlah wilayah yang tersebar di delapan provinsi. Delapan provinsi itu adalah Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Yogyakarta, dan Maluku.
Dalam surat yang dikirimkan kepada para gubernur pada 14 Juli 2020, BMKG menyatakan bahwa berdasarkan hasil monitoring Hari Tanpa Hujan berturut-turut (HTH) dan prediksiprobabilistik curah hujan dasarian (10 harian) hingga dua dasarian kedepan, terdapat indikasi potensi kekeringan meteorologis pada beberapa kabupaten/kota di delapan provinsi ini dengan status waspada hingga awas.
(Baca: Akhir Pekan, Cuaca Jakarta Diprediksi Cerah Berawan)
Level waspada yaitu jumlah hari tanpa hujan paling sedikit 21 hari dengan prakiraan probabilitas curah hujan kurang dari 20 mm/dasarian (10 hari) sampai 20 hari ke depan di atas 70%. Sementara level awas kriterianya jumlah hari tanpa hujan paling sedikit 61 hari dengan prakiraan probabilitas curah hujan yang sama.
BMKG menyebutkan, kekeringan meteorologis biasanya diikuti berkurangnya persediaan air untuk rumah tangga dan pertanian serta meningkatnya potensi kebakaran semak, hutan, lahan dan perumahan.
Untuk itu, BMKG mengimbau daerah-daerah berpotensi kekeringan untuk melakukan langkah antisipasi yaitu budidaya pertanian yang tidak membutuhkan banyak air, mewaspadai potensi kebakaran semak, lahan, hutan dan perumahan, serta menghemat penggunaan air bersih.
Dalam surat yang dikirimkan kepada para gubernur pada 14 Juli 2020, BMKG menyatakan bahwa berdasarkan hasil monitoring Hari Tanpa Hujan berturut-turut (HTH) dan prediksiprobabilistik curah hujan dasarian (10 harian) hingga dua dasarian kedepan, terdapat indikasi potensi kekeringan meteorologis pada beberapa kabupaten/kota di delapan provinsi ini dengan status waspada hingga awas.
(Baca: Akhir Pekan, Cuaca Jakarta Diprediksi Cerah Berawan)
Level waspada yaitu jumlah hari tanpa hujan paling sedikit 21 hari dengan prakiraan probabilitas curah hujan kurang dari 20 mm/dasarian (10 hari) sampai 20 hari ke depan di atas 70%. Sementara level awas kriterianya jumlah hari tanpa hujan paling sedikit 61 hari dengan prakiraan probabilitas curah hujan yang sama.
BMKG menyebutkan, kekeringan meteorologis biasanya diikuti berkurangnya persediaan air untuk rumah tangga dan pertanian serta meningkatnya potensi kebakaran semak, hutan, lahan dan perumahan.
Untuk itu, BMKG mengimbau daerah-daerah berpotensi kekeringan untuk melakukan langkah antisipasi yaitu budidaya pertanian yang tidak membutuhkan banyak air, mewaspadai potensi kebakaran semak, lahan, hutan dan perumahan, serta menghemat penggunaan air bersih.
(muh)
Lihat Juga :
tulis komentar anda