Kenapa Jumlah Hari Bulan Februari Paling Sedikit? Begini Sejarahnya
Rabu, 01 Februari 2023 - 05:21 WIB
Sextilis (Agustus) 29 hari
September 29 hari
October (Oktober) 31 hari
November 29 hari
December (Desember) 29 hari
Ianuaris (Januari) 29 hari
Februarius (Februari) 29 hari
Adalah Julius Caesar, kaisar Romawi yang menetapkan bahwa 1 tahun berjumlah 365 atau dan 366 hari, yang setiap 4 tahun sekali disebut tahun kabisat. Perubahan ini dilakukan karena menurut Caesar perhitungan Numa Pampilius masih tidak tepat. Julius Caesar menetapkan bulan Februari memiliki 29 hari dan di setiap tahun kabisat menjadi 30 hari.
Masa kepemimpinan terus berganti, kemudian Julius Caesar digantikan oleh Kaisar Agustus. Dia mengubah nama bulan Sextilis menjadi Augustus untuk mengabadikan namanya. Ia juga mengubah jumlah bulan Augustus yang semula 30 hari menjadi 31 hari. Tambahan itu diambilkan dari bulan Februarius sehingga Februarius hanya berjumlah 28 hari dan 29 hari di tahun kabisat.
Tahun terus berganti dan Kalender Romawi menunjukan kesalahannya lagi. Hal ini kemudian dikoreksi oleh Paus Gregorius XIII yang merupakan pimpinan gereja Katolik di Roma (1582). Setelah dikoreksi, Paus Gregorius mengambil keputusan yaitu menetapkan bahwa awal tahun diubah menjadi tanggal 1 Januari dan bulan Desember menjadi penutup sebagaimana kita kenal saat ini.
September 29 hari
October (Oktober) 31 hari
November 29 hari
December (Desember) 29 hari
Ianuaris (Januari) 29 hari
Februarius (Februari) 29 hari
Adalah Julius Caesar, kaisar Romawi yang menetapkan bahwa 1 tahun berjumlah 365 atau dan 366 hari, yang setiap 4 tahun sekali disebut tahun kabisat. Perubahan ini dilakukan karena menurut Caesar perhitungan Numa Pampilius masih tidak tepat. Julius Caesar menetapkan bulan Februari memiliki 29 hari dan di setiap tahun kabisat menjadi 30 hari.
Masa kepemimpinan terus berganti, kemudian Julius Caesar digantikan oleh Kaisar Agustus. Dia mengubah nama bulan Sextilis menjadi Augustus untuk mengabadikan namanya. Ia juga mengubah jumlah bulan Augustus yang semula 30 hari menjadi 31 hari. Tambahan itu diambilkan dari bulan Februarius sehingga Februarius hanya berjumlah 28 hari dan 29 hari di tahun kabisat.
Tahun terus berganti dan Kalender Romawi menunjukan kesalahannya lagi. Hal ini kemudian dikoreksi oleh Paus Gregorius XIII yang merupakan pimpinan gereja Katolik di Roma (1582). Setelah dikoreksi, Paus Gregorius mengambil keputusan yaitu menetapkan bahwa awal tahun diubah menjadi tanggal 1 Januari dan bulan Desember menjadi penutup sebagaimana kita kenal saat ini.
tulis komentar anda