Kenapa Jumlah Hari Bulan Februari Paling Sedikit? Begini Sejarahnya

Rabu, 01 Februari 2023 - 05:21 WIB
loading...
Kenapa Jumlah Hari Bulan...
Februari pernah menjadi bulan penutup tahun di masa kekaisaran Romawi. Foto/iStock
A A A
JAKARTA - Sebelum berjumlah 12, satu tahun pernah hanya terbagi menjadi 10 bulan yang berjumlah 304 hari, dimulai dari Maret dan diakhiri Desember. Tetapi perhitungan itu dianggap tidak tepat sehingga Kaisar Romawi Numa Pompilius pada 700 SM menambahkan jumlah bulan yang semula 10 menjadi 12 bulan. Bulan Februari menjadi bulan penutup dalam setahun.

Februari berasal dari nama sebuah festival penyucian di Romawi yaitu Februa. Festival ini biasa diadakan pada hari ke-15 di bulan tersebut. Nama Februa mengacu pada upacara salah satu suku kuno di Romawi, yaitu suku Sabine.

Baca Juga


Dengan penambahan bulan ini, hari dalam satu tahun juga bertambah, yang sebelumnya hanya ada 304 hari menjadi 354 atau 355 dengan perhitungan sebagai berikut:

Martius (Maret) 31 hari
Aprilis (April) 29 hari
Maius (Mei) 31 hari
Junius (Juni) 29 hari
Quintilis (Juli) 31 hari
Sextilis (Agustus) 29 hari
September 29 hari
October (Oktober) 31 hari
November 29 hari
December (Desember) 29 hari
Ianuaris (Januari) 29 hari
Februarius (Februari) 29 hari

Adalah Julius Caesar, kaisar Romawi yang menetapkan bahwa 1 tahun berjumlah 365 atau dan 366 hari, yang setiap 4 tahun sekali disebut tahun kabisat. Perubahan ini dilakukan karena menurut Caesar perhitungan Numa Pampilius masih tidak tepat. Julius Caesar menetapkan bulan Februari memiliki 29 hari dan di setiap tahun kabisat menjadi 30 hari.



Masa kepemimpinan terus berganti, kemudian Julius Caesar digantikan oleh Kaisar Agustus. Dia mengubah nama bulan Sextilis menjadi Augustus untuk mengabadikan namanya. Ia juga mengubah jumlah bulan Augustus yang semula 30 hari menjadi 31 hari. Tambahan itu diambilkan dari bulan Februarius sehingga Februarius hanya berjumlah 28 hari dan 29 hari di tahun kabisat.

Tahun terus berganti dan Kalender Romawi menunjukan kesalahannya lagi. Hal ini kemudian dikoreksi oleh Paus Gregorius XIII yang merupakan pimpinan gereja Katolik di Roma (1582). Setelah dikoreksi, Paus Gregorius mengambil keputusan yaitu menetapkan bahwa awal tahun diubah menjadi tanggal 1 Januari dan bulan Desember menjadi penutup sebagaimana kita kenal saat ini.
(muh)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2181 seconds (0.1#10.140)