Forum Parlemen OKI, Puan Maharani Singgung Pelanggaran HAM di Palestina

Selasa, 31 Januari 2023 - 10:51 WIB
"Kita sangat menyesal menyaksikan perpecahan yang berkepanjangan di antara negara-negara Muslim alih-alih bahu-membahu demi kepentingan bersama umat," ujar Puan.

"Situasi ini membawa negara-negara Muslim ke dalam kemunduran modernisasi dan pembangunan yang lebih dalam. Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana kita menanggapi tantangan negara-negara Muslim saat ini?" sambungnya.

Menurut Puan, reformasi politik di negara-negara Muslim merupakan pendorong yang menentukan bagi perubahan mendasar menuju perbaikan lebih lanjut. Reformasi semacam itu-lah yang dinilai memiliki dampak kuat untuk membuat kemajuan negara-negara Muslim.

"Negara-negara Muslim perlu menegakkan supremasi hukum, pemerintahan yang baik, keadilan, hak asasi manusia dan menjamin inklusivitas dalam menjalankan pemerintahan," kata dia.

Puan menyebutkan, parlemen harus memastikan bahwa pemerintah benar-benar mewakili kepentingan rakyat. Puan pun mengingatkan, suara rakyat harus didengar dan diperhitungkan.

"Indonesia, sebagai negara demokrasi berpenduduk terbesar ketiga di dunia dan negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia, telah menunjukkan bahwa Islam, demokrasi, kemajuan ekonomi, dan modernisasi dapat berjalan seiring," jelasnya.

Lebih lanjut kata dia, negara-negara Muslim dinilai harus bisa mempromosikan kolaborasi dan solidaritas yang lebih besar. Hal ini demi kepentingan bersama untuk menciptakan perdamaian dan kemakmuran di negara-negara Muslim dan di dunia.

"Saat dunia dihadapkan pada tantangan yang kompleks dan multidimensi, negara-negara Muslim harus menjadi yang terdepan dalam memajukan kerja sama global. Kita harus menentang kekerasan dan perang sebagai solusi perselisihan politik," tutur Puan.

Tak hanya itu, menurut Puan, negara-negara Muslim dianggap perlu meningkatkan kerja sama di tengah berbagai tantangan global yang ada saat ini. "Bukan malah terlibat persaingan kekuatan-kekuatan besar," ucap peraih dua gelar Doktor Honoris itu.

Di sisi lain, para pemimpin dunia dinilai perlu memberi kesempatan kepada generasi muda untuk mengakses pendidikan tinggi dan pelatihan keterampilan. Hal tersebut, jelas Puan, akan menjadi pintu gerbang menuju teknologi canggih.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More