Imlek 2023, Momentum Memulai Lembaran Baru Menjaga Keutuhan Bangsa
Senin, 30 Januari 2023 - 11:44 WIB
"Tiga hal ini, karena sekamnya kalau kering semua, kalau pendidikan kurang, pemahaman juga kurang, perutnya lapar, itu mudah sekali disulut dengan api. Tapi kalau kita selalu membasahi sekamnya, saya yakin efek negatifnya akan lebih kecil," tutur Presidium Inter Religous Council (IRC), organisasi yang beranggotakan para pimpinan dari enam agama.
Karena itu, semua pihak, termasuk pemerintah, tokoh agama, dan masyarakat serta media, harus turut bertanggung jawab guna menyelamatkan bangsa dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga keutuhan bangsa.
"Jadi ini juga sebetulnya tanggung jawab setiap orang, pemerintah, media juga, jadi ya bersama-sama kalau kita semua punya niat bersama-sama. Kita ciptakan supaya menuju titik yang lebih baik, sehingga kita tidak lagi melakukan pertikaian terus-terusan. Kita punya konsentrasi dan fokus bersama bagaimana membangunan negeri ini," katanya.
Philips menjelaskan, bagaimana Permabudhi selama ini melakukan upaya nyata mewujudkan bangsa yang bebas diskriminasi dan intoleransi melalui program yang simultan dan berkelanjutan, serta bersama dengan segenap umat agama lainnya membentuk manusia unggul dan berakhlak.
"Pertama, kita perlu bersama-sama keluar dari kotak masing-masing. Memandang keluar dan membangun kepedulian umat tentang kondisi dan apa yang terjadi ini (diskriminasi dan intolernasi) merupakan sesuatu yang tidak baik," katanya.
Kedua, melakukan sinergi dengan seluruh elemen agama untuk bersama-sama terjun dan in-charge ke dalam program, kegiatan, dan upaya yang dilakukan oleh masing-masing kelompok suku, agama, dan etnis, sehingga akan tercipta komunikasi dan pesahabatan yang harmonis.
"Kita bersama dengan yang lain mengupayakan untuk membentuk manusia yang baik, yang unggul karakternya dan memiliki persepsi yang sama tentang perdamaian. Karena di saat kita menghadapi kepentingan bersama, di saat terbangun kepedulian kepada masa depan, maka kita akan bersatu, untuk tidak menghancurkan dunia," katanya.
Philips selalu berupaya membawa isu perdamaian ini hingga ke forum internasional. Salah satunya dalam forum yang membahas dokumen Abu Dhabi yang melibatkan pimpinan tertinggi agama-agama di dunia. Dokumen yang berisikan kesepakatan tentang persaudaraan insani untuk perdamaian dunia dan hidup beragama.
"Di situlah tercipta kesepakatan dan kesepahaman bagaimana kita harus menciptakan kedamaian, kerukunan, dan menghindari kekerasan. Bagaimana kita harus meningkatkan pendidikan bagaimana kita harus memperhatikan hak-hak setiap manusia. Bagaimana Kita harus hindari saling menyerang dan sebagainya," katanya.
Karena itu, Philips berharap pada momen Imlek 2023 agar seluruh masyarakat bisa mengenal seluruh etnis, suku, dan agama yang ada juga merupakan bagian dari Indonesia. Itu semua juga turut ikut membangun, memperkokoh serta memajukan agar rumah Indonesia ini menjadi rumah yang lebih baik lagi.
Karena itu, semua pihak, termasuk pemerintah, tokoh agama, dan masyarakat serta media, harus turut bertanggung jawab guna menyelamatkan bangsa dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga keutuhan bangsa.
"Jadi ini juga sebetulnya tanggung jawab setiap orang, pemerintah, media juga, jadi ya bersama-sama kalau kita semua punya niat bersama-sama. Kita ciptakan supaya menuju titik yang lebih baik, sehingga kita tidak lagi melakukan pertikaian terus-terusan. Kita punya konsentrasi dan fokus bersama bagaimana membangunan negeri ini," katanya.
Philips menjelaskan, bagaimana Permabudhi selama ini melakukan upaya nyata mewujudkan bangsa yang bebas diskriminasi dan intoleransi melalui program yang simultan dan berkelanjutan, serta bersama dengan segenap umat agama lainnya membentuk manusia unggul dan berakhlak.
"Pertama, kita perlu bersama-sama keluar dari kotak masing-masing. Memandang keluar dan membangun kepedulian umat tentang kondisi dan apa yang terjadi ini (diskriminasi dan intolernasi) merupakan sesuatu yang tidak baik," katanya.
Kedua, melakukan sinergi dengan seluruh elemen agama untuk bersama-sama terjun dan in-charge ke dalam program, kegiatan, dan upaya yang dilakukan oleh masing-masing kelompok suku, agama, dan etnis, sehingga akan tercipta komunikasi dan pesahabatan yang harmonis.
"Kita bersama dengan yang lain mengupayakan untuk membentuk manusia yang baik, yang unggul karakternya dan memiliki persepsi yang sama tentang perdamaian. Karena di saat kita menghadapi kepentingan bersama, di saat terbangun kepedulian kepada masa depan, maka kita akan bersatu, untuk tidak menghancurkan dunia," katanya.
Philips selalu berupaya membawa isu perdamaian ini hingga ke forum internasional. Salah satunya dalam forum yang membahas dokumen Abu Dhabi yang melibatkan pimpinan tertinggi agama-agama di dunia. Dokumen yang berisikan kesepakatan tentang persaudaraan insani untuk perdamaian dunia dan hidup beragama.
"Di situlah tercipta kesepakatan dan kesepahaman bagaimana kita harus menciptakan kedamaian, kerukunan, dan menghindari kekerasan. Bagaimana kita harus meningkatkan pendidikan bagaimana kita harus memperhatikan hak-hak setiap manusia. Bagaimana Kita harus hindari saling menyerang dan sebagainya," katanya.
Karena itu, Philips berharap pada momen Imlek 2023 agar seluruh masyarakat bisa mengenal seluruh etnis, suku, dan agama yang ada juga merupakan bagian dari Indonesia. Itu semua juga turut ikut membangun, memperkokoh serta memajukan agar rumah Indonesia ini menjadi rumah yang lebih baik lagi.
tulis komentar anda