Gelorakan Islam Toleran
A
A
A
Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Kaum muslim di negeri ini begitu toleran terhadap berbagai perbedaan mengingat kondisi masyarakat yang majemuk.
Perbedaan dikelola secara arif sehingga mampu meminimalkan konflik. Ormas Islam di Indonesia banyak jumlahnya. Mereka saling menghargai satu sama lain, menyikapi perbedaan dengan kepala dingin. Begitu pula kerukunan dengan umat agama lainnya, sebagai mayoritas mampu mengayomi dan menghargai serta menjalin kerja sama untuk memperkuat persatuan Indonesia.
Karena bagaimanapun juga umat Islam dan umat agama lain adalah saudara, kita satu bangsa Indonesia. Sebagai negeri dengan tingkat kerawanan bencana alam tinggi, kita patut berbangga mempunyai masyarakat yang terbuka saling bergotong-royong membantu sesama yang membutuhkan pertolongan jika terjadi bencana tanpa melihat berasal dari agama apa, lebih mengutamakan kemanusiaan.
Sementara itu di Timur Tengah, umat Islam sering kali berkonflik entah karena perbedaan mazhab, politik, perebutan pengaruh maupun (bujukan) para penghasut. Peran Indonesia harus lebih ditingkatkan di dunia internasional, bisa melalui ASEAN, PBB, OKI atau lainnya. Tentu hal ini sangat mungkin dilakukan mengingat Indonesia telah beberapa kali berhasil menggalang dukungan untuk menentang kekerasan, penjajahan dan hegemoni.
Lihat saja Konferensi Asia Afrika (KAA) yang digelar di Bandung tahun 1955 menelurkan Dasasila Bandung. Mengajak masyarakat dunia pada perdamaian dengan menghargai perbedaan dari setiap sendi kehidupan. Tentu saja perbedaan yang tidak merugikan pihak lain.
Memberikan contoh pada dunia internasional bahwa Islam itu toleran dengan segala kompleksitasnya sebagaimana terdapat di Indonesia. Bahkan perlu juga mengajak negaranegara Islam yang kaya raya untuk mau berbagi dengan negaranegara lain yang kekurangan.
Menggunakan pendekatan dialog, komunikasi yang intensif serta tidak intimidatif merupakan jalan menuju Islam yang toleran. Semoga.
Ringga arif widi harto
Mahasiswa Jurusan Sosiologi
Perbedaan dikelola secara arif sehingga mampu meminimalkan konflik. Ormas Islam di Indonesia banyak jumlahnya. Mereka saling menghargai satu sama lain, menyikapi perbedaan dengan kepala dingin. Begitu pula kerukunan dengan umat agama lainnya, sebagai mayoritas mampu mengayomi dan menghargai serta menjalin kerja sama untuk memperkuat persatuan Indonesia.
Karena bagaimanapun juga umat Islam dan umat agama lain adalah saudara, kita satu bangsa Indonesia. Sebagai negeri dengan tingkat kerawanan bencana alam tinggi, kita patut berbangga mempunyai masyarakat yang terbuka saling bergotong-royong membantu sesama yang membutuhkan pertolongan jika terjadi bencana tanpa melihat berasal dari agama apa, lebih mengutamakan kemanusiaan.
Sementara itu di Timur Tengah, umat Islam sering kali berkonflik entah karena perbedaan mazhab, politik, perebutan pengaruh maupun (bujukan) para penghasut. Peran Indonesia harus lebih ditingkatkan di dunia internasional, bisa melalui ASEAN, PBB, OKI atau lainnya. Tentu hal ini sangat mungkin dilakukan mengingat Indonesia telah beberapa kali berhasil menggalang dukungan untuk menentang kekerasan, penjajahan dan hegemoni.
Lihat saja Konferensi Asia Afrika (KAA) yang digelar di Bandung tahun 1955 menelurkan Dasasila Bandung. Mengajak masyarakat dunia pada perdamaian dengan menghargai perbedaan dari setiap sendi kehidupan. Tentu saja perbedaan yang tidak merugikan pihak lain.
Memberikan contoh pada dunia internasional bahwa Islam itu toleran dengan segala kompleksitasnya sebagaimana terdapat di Indonesia. Bahkan perlu juga mengajak negaranegara Islam yang kaya raya untuk mau berbagi dengan negaranegara lain yang kekurangan.
Menggunakan pendekatan dialog, komunikasi yang intensif serta tidak intimidatif merupakan jalan menuju Islam yang toleran. Semoga.
Ringga arif widi harto
Mahasiswa Jurusan Sosiologi
(ftr)