Disonansi Kognitif
A
A
A
Sarlito Wirawan Sarwono
Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
Saya kira hampir semua orang pernah nonton sulap. Yang sederhana, tongkat tiba-tiba bisa jadi bunga.
Yang lebih canggih, seorang wanita cantik dimasukkan ke dalam peti, dikunci, dan digergaji menjadi tiga bagian, dipisah-pisahkan ketiga bagian itu, tetapi ketika ketiga potongan itu disatukan kembali dan dibuka oleh si pesulap, si wanita cantik meloncat keluar dengan dua tangan ke atas sambil menebar senyum seksinya.
Mau yang paling canggih? David Copperfield bisa menghilangkan helikopter dan bisa menembus Tembok Cina! Dalam psikologi, efek dari sulap tergolong apa yang dinamakan disonansi kognitif, yaitu suatu keadaan mental di mana satu elemen mental terjadi pada waktu yang bersamaan dengan elemen mental yang lain yang saling bertentangan. Tongkat bukanbunga, tetapi kok adatongkat bisa jadi bunga? Manusia dipotong- potong seharusnya berdarah- darah, menjerit-jerit dan mati, kok ini malah tertawa-tawa dan hidup lagi?
Terlebih Presiden Jokowi lebih berorientasi pada permasalahan dalam negeri. Masalah internal bangsa lebih menjadi prioritas bagi pemerintah, bukan masalah regional apalagi global. ”Itu berbeda dengan ketika Presiden Soekarno pada 1955 yang menginisiasi Konferensi Asia Afrika pertama kali di Bandung. Sukarno menganggap permasalahan internal bangsa bisa terselesaikan bila permasalahan di tingkat internasional bisa diselesaikan,” katanya.
Hikmahanto juga melihat peluang Indonesia untuk membangun kesadaran negara-negara Asia-Afrika bahwa banyak konflik yang terjadi di kawasan tersebut seperti Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), Laut China Selatan, Boko Haram. ”Indonesia bisa saja membentuk duta besar khusus atau keliling untuk menyelesaikan konflik tersebut. Kita sudah punya nama dalam menyelesaikan konflik seperti Korea Selatan dan Korea Utara yang memilih Indonesia sebagai penengah, belum lagi di Laut China Selatan di mana peran negara ini sangat besar,” kata Hikmahanto.
Presiden Jokowi mengatakan Indonesia akan menyuarakan tatanan global baru di dalam KAA. ”Kita akan menyuarakan tatanan baru global, keseimbangan global, banyak persoalan di Asia-Afrika seperti di Timur Tengah yang butuh perhatian khusus dari kita semua,” kata Presiden di Jakarta. Sementara itu, penanggung jawab acara peringatan KAA ke- 60 Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pembahasan mengenai substansi atau masalah penting yang akan dikaji dalam pertemuan negara-negara Asia- Afrika belum selesai.
”Pembahasan substansi yang akan dibawa dalam KAA sudah mencapai sekitar 95% hingga 96%. Ini masih dikaji karena Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta memasukkan beberapa pokok masalah tambahan,” ujar Luhut dalam Konferensi Rakyat Asia Afrika di Galeri Nasional, Jakarta, kemarin. Sebelumnya, telah muncul tiga dokumen yang rencananya akan dibahas, meliputi dukungan kepada Palestina, pesan Bandung, dan penguatan atas kemitraan strategis baru Asia- Afrika.
Namun, menurut dia, Jusuf Kalla baru-baru ini meminta permasalahan mengenai kemanusiaan, persamaan hak, lingkungan, serta Timur Tengah agar dijadikan konteks penting yang kemudian juga diangkat dalam pertemuan tersebut. Untuk diketahui, peringatan KAA akan digelar di dua tempat, yakni Jakarta dan Bandung, mulai 19 April hingga 24 April 2015.
KAA merupakan pertemuan yang dimulai sejak 1955 dan dihadiri sebanyak 29 negara yang kebanyakan baru merdeka guna membahas perdamaian, keamanan, dan pembangunan ekonomi saat itu. Rencananya, peringatan kali ini akan dihadiri 34 kepala negara dari 77 negara. Mereka di antaranya Brunei Darussalam, Tiongkok, Iran, Yordania, Madagaskar, Malawi, Bangladesh, Kamboja, Mesir, Gabon, Malaysia, Myanmar, Namibia, Nepal, Pakistan, Palestina, Singapura, Afrika Selatan, Sudan, Thailand, Timor Leste, Vietnam, Zimbabwe.
Wakil Presiden Jusuf Kalla melakukan kunjungan untuk melihat persiapan pelaksanaan peringatan KAA di Bandara Halim Perdanakusuma dan JCC Senayan. Dia menilai persiapan sudah berjalan 98%. ”Kalau kemarin (di Bandung) 95%, pasti di sini 98%-lah. Ini kan sangat berpengalaman, jangan lupa itu,” kata Wapres saat memeriksa kesiapan lokasi di JCC Senayan kemarin.
Saat meninjau Bandara Halim Perdanakusuma yang akan menjadi lokasi pendaratan pesawat para tamu negara, Wapres memeriksa setiap ruang di Bandara Halim yang akan menjadi lokasi singgah (transit) dan pemeriksaan paspor para tamu negara. Wapres juga menginstruksikan semua pesawat di Bandara Halim, baik jet pribadi maupun komersial, dipindahkan sementara. ?Sucipto/ant
Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
Saya kira hampir semua orang pernah nonton sulap. Yang sederhana, tongkat tiba-tiba bisa jadi bunga.
Yang lebih canggih, seorang wanita cantik dimasukkan ke dalam peti, dikunci, dan digergaji menjadi tiga bagian, dipisah-pisahkan ketiga bagian itu, tetapi ketika ketiga potongan itu disatukan kembali dan dibuka oleh si pesulap, si wanita cantik meloncat keluar dengan dua tangan ke atas sambil menebar senyum seksinya.
Mau yang paling canggih? David Copperfield bisa menghilangkan helikopter dan bisa menembus Tembok Cina! Dalam psikologi, efek dari sulap tergolong apa yang dinamakan disonansi kognitif, yaitu suatu keadaan mental di mana satu elemen mental terjadi pada waktu yang bersamaan dengan elemen mental yang lain yang saling bertentangan. Tongkat bukanbunga, tetapi kok adatongkat bisa jadi bunga? Manusia dipotong- potong seharusnya berdarah- darah, menjerit-jerit dan mati, kok ini malah tertawa-tawa dan hidup lagi?
Terlebih Presiden Jokowi lebih berorientasi pada permasalahan dalam negeri. Masalah internal bangsa lebih menjadi prioritas bagi pemerintah, bukan masalah regional apalagi global. ”Itu berbeda dengan ketika Presiden Soekarno pada 1955 yang menginisiasi Konferensi Asia Afrika pertama kali di Bandung. Sukarno menganggap permasalahan internal bangsa bisa terselesaikan bila permasalahan di tingkat internasional bisa diselesaikan,” katanya.
Hikmahanto juga melihat peluang Indonesia untuk membangun kesadaran negara-negara Asia-Afrika bahwa banyak konflik yang terjadi di kawasan tersebut seperti Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), Laut China Selatan, Boko Haram. ”Indonesia bisa saja membentuk duta besar khusus atau keliling untuk menyelesaikan konflik tersebut. Kita sudah punya nama dalam menyelesaikan konflik seperti Korea Selatan dan Korea Utara yang memilih Indonesia sebagai penengah, belum lagi di Laut China Selatan di mana peran negara ini sangat besar,” kata Hikmahanto.
Presiden Jokowi mengatakan Indonesia akan menyuarakan tatanan global baru di dalam KAA. ”Kita akan menyuarakan tatanan baru global, keseimbangan global, banyak persoalan di Asia-Afrika seperti di Timur Tengah yang butuh perhatian khusus dari kita semua,” kata Presiden di Jakarta. Sementara itu, penanggung jawab acara peringatan KAA ke- 60 Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pembahasan mengenai substansi atau masalah penting yang akan dikaji dalam pertemuan negara-negara Asia- Afrika belum selesai.
”Pembahasan substansi yang akan dibawa dalam KAA sudah mencapai sekitar 95% hingga 96%. Ini masih dikaji karena Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta memasukkan beberapa pokok masalah tambahan,” ujar Luhut dalam Konferensi Rakyat Asia Afrika di Galeri Nasional, Jakarta, kemarin. Sebelumnya, telah muncul tiga dokumen yang rencananya akan dibahas, meliputi dukungan kepada Palestina, pesan Bandung, dan penguatan atas kemitraan strategis baru Asia- Afrika.
Namun, menurut dia, Jusuf Kalla baru-baru ini meminta permasalahan mengenai kemanusiaan, persamaan hak, lingkungan, serta Timur Tengah agar dijadikan konteks penting yang kemudian juga diangkat dalam pertemuan tersebut. Untuk diketahui, peringatan KAA akan digelar di dua tempat, yakni Jakarta dan Bandung, mulai 19 April hingga 24 April 2015.
KAA merupakan pertemuan yang dimulai sejak 1955 dan dihadiri sebanyak 29 negara yang kebanyakan baru merdeka guna membahas perdamaian, keamanan, dan pembangunan ekonomi saat itu. Rencananya, peringatan kali ini akan dihadiri 34 kepala negara dari 77 negara. Mereka di antaranya Brunei Darussalam, Tiongkok, Iran, Yordania, Madagaskar, Malawi, Bangladesh, Kamboja, Mesir, Gabon, Malaysia, Myanmar, Namibia, Nepal, Pakistan, Palestina, Singapura, Afrika Selatan, Sudan, Thailand, Timor Leste, Vietnam, Zimbabwe.
Wakil Presiden Jusuf Kalla melakukan kunjungan untuk melihat persiapan pelaksanaan peringatan KAA di Bandara Halim Perdanakusuma dan JCC Senayan. Dia menilai persiapan sudah berjalan 98%. ”Kalau kemarin (di Bandung) 95%, pasti di sini 98%-lah. Ini kan sangat berpengalaman, jangan lupa itu,” kata Wapres saat memeriksa kesiapan lokasi di JCC Senayan kemarin.
Saat meninjau Bandara Halim Perdanakusuma yang akan menjadi lokasi pendaratan pesawat para tamu negara, Wapres memeriksa setiap ruang di Bandara Halim yang akan menjadi lokasi singgah (transit) dan pemeriksaan paspor para tamu negara. Wapres juga menginstruksikan semua pesawat di Bandara Halim, baik jet pribadi maupun komersial, dipindahkan sementara. ?Sucipto/ant
(ars)