Tak Ada Poster Jokowi di Arena Kongres PDIP
A
A
A
DENPASAR - Arena Kongres IV PDI Perjuangan di Inna Grand Bali Beach, Sanur Denpasar dipenuhi ratusan atribut partai berlambang Banteng Moncong Putih namun tak nampak spanduk atau baliho Presiden Joko Widodo. Publik kemudian bertanya ada apa PDIP dan Joko Widodo.
Politisi PDIP Made Arjaya pun turut menyoroti mengenai baliho atau spanduk Jokowi yang tidak terlihat sama sekali di arena kongres atau di titik lainnya.
"Yang kurang dari Kongres IV PDIP di Bali, kita tidak melihat poster atau spanduk Jokowi. Maksud saya, sebagai kader partai, kita harus bangga mempunyai kader yang menjadi presiden. Baru sekarang PDIP melahirkan presiden yang dipilih langsung oleh rakyat," katanya, di Denpasar, Rabu (8/4/2015).
Mantan anggota DPRD Provinsi Bali ini menjelaskan, meskipun Megawati pernah menjadi presiden RI, tetapi masih dipilih dalam forum MPR dengan situasi politik yang sangat gaduh saat itu.
"Kita tidak melihat poster atau baliho Jokowi. Ada apa PDIP dan Jokowi ? ". Seharusnya dalam hajatan besar seperti saat ini menjadi kebanggaan bagi kita semua bahwa ada kader partai yang menjadi presiden. Itu harus ditunjukan. Partai lain selalu bangga menunjukkan itu, sedangkan PDIP ? " ungkapnya.
Menurut dia, pada hajatan politik seperti kongres partai, seyogyanya harus menampilkan poster Presiden RI Joko Widodo sebagai kebanggaan segenap kader partai.
Faktanya, hanya terpampang tokoh-tokoh atau figur partai yang hanya ingin mencari muka untuk dilihat kader partai seluruh Indonesia.
Mengapa tidak menunjukan Joko Widodo yang merupakan kader partai sekaligus menjabat sebagai orang nomor satu di Indonesia.
"Agak ganjil sedikit, gak ada poster atau baliho Jokowi. Apalagi Bali sebagai basis dari PDIP dianggap perlu untuk memajang baliho Jokowi," pungkasnya.
Seperti diketahui Ketua Panitia Kongres, I Wayan Koster mengatakan bahwa pihaknya memasang sekitar 10.500 atribut partai (bendera, banner, dan sebagainya) yang disebar di Bali.
Politisi PDIP Made Arjaya pun turut menyoroti mengenai baliho atau spanduk Jokowi yang tidak terlihat sama sekali di arena kongres atau di titik lainnya.
"Yang kurang dari Kongres IV PDIP di Bali, kita tidak melihat poster atau spanduk Jokowi. Maksud saya, sebagai kader partai, kita harus bangga mempunyai kader yang menjadi presiden. Baru sekarang PDIP melahirkan presiden yang dipilih langsung oleh rakyat," katanya, di Denpasar, Rabu (8/4/2015).
Mantan anggota DPRD Provinsi Bali ini menjelaskan, meskipun Megawati pernah menjadi presiden RI, tetapi masih dipilih dalam forum MPR dengan situasi politik yang sangat gaduh saat itu.
"Kita tidak melihat poster atau baliho Jokowi. Ada apa PDIP dan Jokowi ? ". Seharusnya dalam hajatan besar seperti saat ini menjadi kebanggaan bagi kita semua bahwa ada kader partai yang menjadi presiden. Itu harus ditunjukan. Partai lain selalu bangga menunjukkan itu, sedangkan PDIP ? " ungkapnya.
Menurut dia, pada hajatan politik seperti kongres partai, seyogyanya harus menampilkan poster Presiden RI Joko Widodo sebagai kebanggaan segenap kader partai.
Faktanya, hanya terpampang tokoh-tokoh atau figur partai yang hanya ingin mencari muka untuk dilihat kader partai seluruh Indonesia.
Mengapa tidak menunjukan Joko Widodo yang merupakan kader partai sekaligus menjabat sebagai orang nomor satu di Indonesia.
"Agak ganjil sedikit, gak ada poster atau baliho Jokowi. Apalagi Bali sebagai basis dari PDIP dianggap perlu untuk memajang baliho Jokowi," pungkasnya.
Seperti diketahui Ketua Panitia Kongres, I Wayan Koster mengatakan bahwa pihaknya memasang sekitar 10.500 atribut partai (bendera, banner, dan sebagainya) yang disebar di Bali.
(sms)