Kemarahan Brasil

Senin, 23 Februari 2015 - 10:18 WIB
Kemarahan Brasil
Kemarahan Brasil
A A A
Langkah Kementerian Luar Negeri Indonesia yang menarik pulang Duta Besar RI di Brasil,Toto Riyanto,patut kita apresiasi.

Bagaimanapun, sikap Brasil yang secara tiba-tiba menunda penyerahan surat kepercayaan (credential) saat Dubes RI sudah berada di Istana Brasilia, merupakan sebuah pelecehan terhadap kehormatan Indonesia. Kebijakan pemerintah Brasil tersebut hanya akan memperburuk hubungan dengan Indonesia.

Apapun alasan pemerintah Brasil yang menunda penyerahan surat kepercayaan jelas tidak pada tempatnya, bahkan cenderung menantang pemerintah Indonesia. Padahal,kedua negara memiliki hubungan baik yang dijalin lebih dari 60 tahun. Langkah tidak terpuji pemerintah Brasil ini diduga kuat terkait dengan sikap tegas Indonesia atas eksekusi mati para terpidana narkoba.

Kebetulan salah satunya, Marcos Archer Cardoso, yang telah dieksekusi mati Januari lalu karena grasinya ditolak Presiden Joko Widodo. Saat ini masih ada satu lagi terpidana mati asal Brasil, yakni Rodrigo Gularte, yang masih menunggu kepastian eksekusi dari KejaksaanAgung. Pemerintah Brasil boleh saja mengelak sikapnya menunda penyerahan surat kepercayaan kepada dubes RI tersebut terkait eksekusi hukuman mati warganya yang terbukti menyelundupkan narkoba di Indonesia.

Namun kalau kita merunut lebih cermat,insiden ini sikap lanjutan pemerintah Brasil. Sebelumnya Presiden Brasil Dilma Rousseff menyatakan menarik duta besarnya di Indonesia sebagai bentuk protes eksekusi mati warganya. Yang jelas, Indonesia tidak boleh gentar menghadapi sikap keras Brasil tersebut maupun tekanan negara lain terkait eksekusi mati kasus narkoba. Indonesia harus tetap menunjukkan bahwa apa yang dilakukannya terkait eksekusi mati para terpidana kasus narkoba sudah benar dan sah menurut hukum disini.

Apalagi,kasus narkoba di Indonesia sudah sangat memprihatinkan alias darurat narkoba. Sejauh ini, kita hargai sikap tegas pemerintah Indonesia yang menarikpulang dubesnya di Brasil. Karena takpada tempatnya juga pemerintah Brasil terlalu berlebihan melindungi warganya yang terlibat kejahatan serius.

Makanya,pemerintah harus tetap firm dan tegas dengan tetap melanjutkan pelaksanaan eksekusi bagi para terpidana yang sudahmemiliki kekuatan hukum tetap, termasuk terhadap warga Brasil yang saat ini masih menunggu atau warga negara lainnya. Jika kita sekarang menghentikan kebijakan tersebut, Indonesia akan kebanjiran protes dari negara-negara yang warganya telah dieksekusi mati. Indonesia akan dicap tak konsisten dan pilih kasih dalam menerapkan hukumnya.

Pemerintah Indonesia sebenarnya bisa bereaksi lebih keras lagi dengan mengusir (personanongrata)para diplomat Brasil yang ada di Indonesia.Tapi saat ini kebijakan tersebut belum perlu dilakukan. Kita harus tetap berpikiran jernih dan tidak emosional dalam menghadapi masalah ini dalam batas memahami kemarahan masyarakat Brasil yang warganya dihukum mati. Ini pekerjaan berat pada diplomat kita.

Mereka harus terus mengupayakan hubungan kedua negara agar kembali harmonis seperti dulu. Indonesia harus meyakinkan bahwa sikap Brasil yang membabibuta ini akan merusak hubungan kedua negara yang telah terjalin lama.Kitaharus bisa meyakinkan Brasil bahwa pembelaan warganya yang terlibat kejahatan serius di Indonesia tak sebanding dengan rusaknya hubungan baik kedua negara.

Selain itu, Brasil juga berpotensi melakukan intervensi terhadap kedaulatan Indonesia. Sebab, kalau memanasnya hubungan terus berlanjut pasti akan berdampak pada kepada terganggunya kerja sama kedua negara. Misalnya,dalam kerja sama bidang pertahanan, Indonesia bisa saja membatalkan pemesanan pesawat SuperTucano atau Multi Launcher Rocket System (MLRS) dari Brasil.

Apalagi, Brasil sebenarnya lebih membutuhkan kita, misalnya. Mereka saat ini sedang berupaya mengekspor daging ke Indonesia. Dengan bisa meyakinkan hal-hal di atas, ketegangan tersebut bukan hal mustahil akan bisa diatasi.Tentu,dengan solusi yang tetap saling menghargai dan menghormati kedaulatan masing-masing negara.

Kedaulatan negara adalah hal yang mutlak dan harus kita bela sampai titik darah penghabisan.
(bhr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7694 seconds (0.1#10.140)