Mewujudkan Kampus Educopolis
A
A
A
Perguruan tinggi (PT) merupakan sarana strategis para terpelajar dididik dan didewasakan sehingga kelak mampu berkontribusi dan menjadi problem solver atas berbagai masalah bangsa yang kian beragam.
Tingkat kemajuan suatu negara dapat dilihat dari kualitas perguruan tingginya. Karena itu, sudah seharusnya PT sebagai lumbung lahirnya para insan cendekiawan bangsa menjadi ujung tombak dalam penyelesaian berbagai permasalahan bangsa. Sudah saatnya bagi pihak kampus segera berbenah menjadikan kampus sebagai kampus yang kondusif untuk belajar dan mendukung berbagai potensi luar biasa yang dimiliki para mahasiswa.
Berbicara mengenai pengelolaan kampus yang kondusif untuk belajar. Hal ini tentu diperlukan konsep kebijakan tentang pengelolaan lingkungan kampus yang integrated , comprehensive, dan sustainable sehingga menunjang terwujudnya konsep tersebut. Dan konsep tersebut bernama ”educopolis ”.
Istilah educopolis sendiri terdengar masih asing, tetapi hal tersebut justru sebaliknya bagi para warga kampus yang concern dalam hal pengembangan kampus. Educopolis merupakan upaya-upaya yang dilakukan untuk mewujudkan kampus dengan kondisi lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran, pengembangan sinergi interdisiplin keilmuan, dan tanggap terhadap berbagai isu ekologi secara global.
Kaitannya dengan educopolis, contoh salah satu kampus yang telah mengembangkan dan melaksanakan konsep ini adalah Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Sejak 2011 UGM telah melakukan serangkaian terobosan guna mewujudkan misi sebagai kampus educopolis di antaranya adalah pengadaan sepeda kampus sebagai sarana transportasi mahasiswa ramah lingkungan di area kampus, aktivasi kartu tanda mahasiswa (KTM) yang terintegrasi dengan penggunaan sarana transportasi publik dan yang sedang tren saat ini adalah pengadaan mobil listrik bertenaga hibrida yang nantinya bisa digunakan untuk orang lanjut usia dan penyandang difabel yang sedang beraktivitas di Kampus UGM.
Akhirnya prinsip penerapan konsep kampus educopolis seyogianya juga mampu diterapkan oleh kampus-kampus lain di Indonesia sebagai stimulus dan akselerator terwujudnya kampus berkualitas global dan berwawasan lingkungan.
Harapannya kampus-kampus di Indonesia kelak mampu menjadi rujukan tidak hanya banyak kampus di ASEAN, tetapi juga dunia.
Ari Akbar Devananta
Mahasiswa Jurusan Teknologi Hasil Perikanan, Pengurus Masyarakat Ilmuwan dan Teknologi Indonesia (MITI) Kluster Mahasiswa UGM
Tingkat kemajuan suatu negara dapat dilihat dari kualitas perguruan tingginya. Karena itu, sudah seharusnya PT sebagai lumbung lahirnya para insan cendekiawan bangsa menjadi ujung tombak dalam penyelesaian berbagai permasalahan bangsa. Sudah saatnya bagi pihak kampus segera berbenah menjadikan kampus sebagai kampus yang kondusif untuk belajar dan mendukung berbagai potensi luar biasa yang dimiliki para mahasiswa.
Berbicara mengenai pengelolaan kampus yang kondusif untuk belajar. Hal ini tentu diperlukan konsep kebijakan tentang pengelolaan lingkungan kampus yang integrated , comprehensive, dan sustainable sehingga menunjang terwujudnya konsep tersebut. Dan konsep tersebut bernama ”educopolis ”.
Istilah educopolis sendiri terdengar masih asing, tetapi hal tersebut justru sebaliknya bagi para warga kampus yang concern dalam hal pengembangan kampus. Educopolis merupakan upaya-upaya yang dilakukan untuk mewujudkan kampus dengan kondisi lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran, pengembangan sinergi interdisiplin keilmuan, dan tanggap terhadap berbagai isu ekologi secara global.
Kaitannya dengan educopolis, contoh salah satu kampus yang telah mengembangkan dan melaksanakan konsep ini adalah Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Sejak 2011 UGM telah melakukan serangkaian terobosan guna mewujudkan misi sebagai kampus educopolis di antaranya adalah pengadaan sepeda kampus sebagai sarana transportasi mahasiswa ramah lingkungan di area kampus, aktivasi kartu tanda mahasiswa (KTM) yang terintegrasi dengan penggunaan sarana transportasi publik dan yang sedang tren saat ini adalah pengadaan mobil listrik bertenaga hibrida yang nantinya bisa digunakan untuk orang lanjut usia dan penyandang difabel yang sedang beraktivitas di Kampus UGM.
Akhirnya prinsip penerapan konsep kampus educopolis seyogianya juga mampu diterapkan oleh kampus-kampus lain di Indonesia sebagai stimulus dan akselerator terwujudnya kampus berkualitas global dan berwawasan lingkungan.
Harapannya kampus-kampus di Indonesia kelak mampu menjadi rujukan tidak hanya banyak kampus di ASEAN, tetapi juga dunia.
Ari Akbar Devananta
Mahasiswa Jurusan Teknologi Hasil Perikanan, Pengurus Masyarakat Ilmuwan dan Teknologi Indonesia (MITI) Kluster Mahasiswa UGM
(ftr)