Diplomat Harus Aktif Promosikan Produk Budaya
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah mengajak warga Indonesia yang berada di luar negeri, terutama yang bekerja sebagai diplomat, ikut bergotong-royong membangun Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian.
Para diplomat juga dituntut aktif kampanyekan produkproduk budaya Indonesia. ”Kita berkumpul hari ini bersama para diplomat, wakil terbaik bangsa ini, untuk berdiskusi terkait politik luar negeri, strategi kebijakan luar negeri, dan perlunya perubahan mental diplomat Indonesia sebagai perwakilan RI dalam membawa kepentingan Indonesia di luar negeri,” kata Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani saat menjadi keynote speaker dalam rapat kerja bersama para diplomat Indonesia di luar negeri, di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, kemarin.
Puan mengatakan, pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla mengusung sembilan agenda strategis yang dinamakan Nawacita. Agenda Nawacita hanya dapat terwujud jika mendapat dukungan dari seluruh warga negara. Namun, perubahan mental menjadi faktor yang sangat penting sebelum agenda Nawacita dijalankan secara bergotong-royong oleh seluruh warga negara. Itu mengapa, Puan menekankan, pentingnya keberadaan para diplomat atau perwakilan pemerintah di luar negeri.
”Saya berharap perwakilan Republik Indonesia di luar negeri berperan aktif memperkenalkan dan menjalankan gagasan revolusi mental bersama masyarakat Indonesia di luar negeri, khususnya pelajar dan mahasiswa dalam rangka memperkuat karakter dan jati diri bangsa,” kata Puan.
MenurutPuan, paradiplomat dapat berperan menyosialisasikan keberhasilan pelaksanaan program-program pemerintah, termasuk di bidang pembangunan manusia dan kebudayaan. Salah satu bentuk nyata yang dapat dilakukan para diplomat, lanjut Puan, menjadi wakil pemerintah dalam promosi produk-produk budaya.
”Dengan demikian, kita akan memperkuat produktivitas dan inovasi di dalam negeri dan sekaligus menjadikan budaya nasional terus tumbuh dan berkembang. Inilah revolusi mental dalam bentuk nyata yaitu membangun kekuatan ekonomi nasional berbasiskan pada budaya nasional,” ungkap Puan.
Secara bersamaan, kata Puan, para diplomat Indonesia juga harus menjadi garda terdepan untuk melayani secara maksimal warga Indonesia di luar negeri. Salah satu bentuk yang dilakukan, lanjut Puan, memberikan perlindungan dan kesempatan kerja bagi tenaga kerja migran. ”Tugas para diplomat terakhir yang juga tidak kalah penting adalah mengimbau kepada para mahasiswa Indonesia yang telah selesai pendidikan agar kembali ke Tanah Air. Ajak mereka untuk bergotongroyong membangun bangsa,” ucap Puan.
Hal senada disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi. Menurutnya, cara pandang atau mindset para diplomat Indonesia harus diubah supaya program strategis pemerintah bisa terwujud. ”Ini memerlukan satu perubahan mindset yang drastis dari semua diplomat Indonesia,” ujar Retno.
Atas dasar itu, kata Retno, dirinya sengaja mengumpulkan para diplomat di Jakarta untuk menyelaraskan langkah dan strategi diplomasi dan politik luar negeri Indonesia. Para diplomat pada masa mendatang juga diposisikan sebagai pihak yang mengenalkan Indonesia secara ekonomi.
Retno mengatakan, para diplomat ditempatkan di luar negeri oleh pemerintah untuk memperjuangkan kepentingan bangsa dan negara. ”Diplomasi ke depan tidak akan berjalan tanpa kepentingan rakyat dan kepentingan nasional,” ujar dia.
Rahmat sahid /okezone
Para diplomat juga dituntut aktif kampanyekan produkproduk budaya Indonesia. ”Kita berkumpul hari ini bersama para diplomat, wakil terbaik bangsa ini, untuk berdiskusi terkait politik luar negeri, strategi kebijakan luar negeri, dan perlunya perubahan mental diplomat Indonesia sebagai perwakilan RI dalam membawa kepentingan Indonesia di luar negeri,” kata Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani saat menjadi keynote speaker dalam rapat kerja bersama para diplomat Indonesia di luar negeri, di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, kemarin.
Puan mengatakan, pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla mengusung sembilan agenda strategis yang dinamakan Nawacita. Agenda Nawacita hanya dapat terwujud jika mendapat dukungan dari seluruh warga negara. Namun, perubahan mental menjadi faktor yang sangat penting sebelum agenda Nawacita dijalankan secara bergotong-royong oleh seluruh warga negara. Itu mengapa, Puan menekankan, pentingnya keberadaan para diplomat atau perwakilan pemerintah di luar negeri.
”Saya berharap perwakilan Republik Indonesia di luar negeri berperan aktif memperkenalkan dan menjalankan gagasan revolusi mental bersama masyarakat Indonesia di luar negeri, khususnya pelajar dan mahasiswa dalam rangka memperkuat karakter dan jati diri bangsa,” kata Puan.
MenurutPuan, paradiplomat dapat berperan menyosialisasikan keberhasilan pelaksanaan program-program pemerintah, termasuk di bidang pembangunan manusia dan kebudayaan. Salah satu bentuk nyata yang dapat dilakukan para diplomat, lanjut Puan, menjadi wakil pemerintah dalam promosi produk-produk budaya.
”Dengan demikian, kita akan memperkuat produktivitas dan inovasi di dalam negeri dan sekaligus menjadikan budaya nasional terus tumbuh dan berkembang. Inilah revolusi mental dalam bentuk nyata yaitu membangun kekuatan ekonomi nasional berbasiskan pada budaya nasional,” ungkap Puan.
Secara bersamaan, kata Puan, para diplomat Indonesia juga harus menjadi garda terdepan untuk melayani secara maksimal warga Indonesia di luar negeri. Salah satu bentuk yang dilakukan, lanjut Puan, memberikan perlindungan dan kesempatan kerja bagi tenaga kerja migran. ”Tugas para diplomat terakhir yang juga tidak kalah penting adalah mengimbau kepada para mahasiswa Indonesia yang telah selesai pendidikan agar kembali ke Tanah Air. Ajak mereka untuk bergotongroyong membangun bangsa,” ucap Puan.
Hal senada disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi. Menurutnya, cara pandang atau mindset para diplomat Indonesia harus diubah supaya program strategis pemerintah bisa terwujud. ”Ini memerlukan satu perubahan mindset yang drastis dari semua diplomat Indonesia,” ujar Retno.
Atas dasar itu, kata Retno, dirinya sengaja mengumpulkan para diplomat di Jakarta untuk menyelaraskan langkah dan strategi diplomasi dan politik luar negeri Indonesia. Para diplomat pada masa mendatang juga diposisikan sebagai pihak yang mengenalkan Indonesia secara ekonomi.
Retno mengatakan, para diplomat ditempatkan di luar negeri oleh pemerintah untuk memperjuangkan kepentingan bangsa dan negara. ”Diplomasi ke depan tidak akan berjalan tanpa kepentingan rakyat dan kepentingan nasional,” ujar dia.
Rahmat sahid /okezone
(ars)