Gerai Tiket di Bandara Soekarno- Hatta Dihapus

Selasa, 03 Februari 2015 - 14:13 WIB
Gerai Tiket di Bandara Soekarno- Hatta Dihapus
Gerai Tiket di Bandara Soekarno- Hatta Dihapus
A A A
JAKARTA - Masyarakat nanti tidak akan lagi bisa membeli tiket di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Terhitung mulai 15 Februari 2015 mendatang, PT Angkasa Pura II akan menutup semua gerai yang menjual tiket di bandara tersebut.

Manajer Humas dan Protokoler BandaraInternasionalSoekarno-Hatta, Yudis Tiawan, menjelaskan bahwa keputusan menutup gerai tiket dilakukan untuk meningkatkan pelayanan publik diBandaraSoekarno-Hatta. Langkahini juga dalam rangka menindaklanjuti Surat Edaran Kementerian Perhubungan yang dikeluarkan 31 Desember 2014 lalu.

Surat bernomor: HK.209/I/ 16PHB. 2014 berisi instruksi agar seluruh pengelola bandara yang ada di Indonesia segera melakukan peningkatan pelayanan publik. Salah satunya meniadakan ruang penjualan tiket yang ada di gedung terminal penumpang. “Kami mengimbau kepada seluruh pengguna jasa bandara ketika sampai di terminal sudah memiliki tiket,” ujarnya.

Saat ini di Bandara Internasional Soekarno-Hatta terdapat enam gerai tiket, yakni Terminal 1A, B, dan C yang merupakan milik maskapai penerbangan Lion Air, Batik Air, Sriwijaya Air, dan Citilink. Di Terminal 2 terdapat gerai tiket pesawat milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia. Adapun di Terminal 3 terdapat gerai tiket pesawat milik maskapai AirAsia. Direktur Utama PT Garuda Indonesia (persero) Tbk M Arif Wibowo menyayangkan penutupan gerai tiket.

Dia menilai gerai tiket di bandara masih diperlukan untuk keadaan darurat yang tidak bisa ditangani dengan sistem dalam jaringan atau online. “Pelayanan di bandara masih kita perlukan. Banyak hal teknis yang harus ditangani tidak semata-mata penjualan,” kata Arif seusai penandatanganan kerja sama lindung nilai dengan sejumlah bank di Jakarta kemarin. Arif menyebutkan, berbagai hal teknis tersebut yakni pengembalian uang (refund ) tiket, “irregularities “ kargo, bagasi, dan lainnya.

“Irregularities kita harus transfer, belum lagi ada maskapai lain yang membutuhkan bantuan ke kita,” katanya. Dengan adanya penutupan tersebut, Garuda akan melakukan konsolidasi terlebih dahulu dengan seluruh maskapai untuk penyesuaian dan sosialisasi kepada masyarakat. Arif mengakui penutupan gerai tiket tersebut positif jika tujuannya untuk menghindari calo-calo tiket.

Dia mengaku sejumlahnegara jugasudahmelakukan hal yang sama. Tapi di Indonesia, menurut dia masih butuh penyesuaian. “Memang ‘common practice’ bandara di sejumlah negara tidak ada gerai tiket, tapi Indonesia butuh waktu untuk penyesuaiannya. Gerai tiket bandara menopang 10-15% dari pendapatan maskapai,” katanya.

Pengurus Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mempersoalkan peniadaan gerai-gerai milik maskapai di bandara. YLKI melihat langkah tersebut melanggar hakhak konsumen dan pelayanan publik. Menurut dia, beberapa gerai milik maskapai sangat diperlukan calon penumpang untuk keperluan mendadak.

“Bagaimana kalau konsumen itu membutuhkan tiket karena keperluan mendadak. Tentu mereka tidak akan sempat mengakses internet untuk memesan tiket via online ,” ujar Tulus saat dihubungi KORAN SINDO kemarin. Dia memahami keinginan untuk menghilangkan calo di bandara. Namun, menghilangkan calo tiket di bandara seharusnya merupakan tugas aparat bandara.

“Selama mereka konsisten menjaga bandara, seharusnya tidak perlu ada calo. Apalagi, masyarakat kita yang membutuhkan tiket mendadak tidak selamanya paham internet,” ucapnya. Tulus sekali lagi menegaskan bahwa penghapusan gerai di bandara akan merugikan konsumen. Apalagi untuk konteks penumpang Indonesia, mereka masih sangat membutuhkan gerai-gerai penjualan tiket.

“Bukan hanya dari sisi pembelian tiket, namun informasi lain juga selalu dibutuhkan penumpang melalui gerai-gerai di bandara, sebab terkadang ada pembatalan penerbangan secara tiba-tiba dan masalah teknis lain, di mana calon penumpang memerlukan informasi tersebut,” jelasnya.

Senior Manager Public Relations PT Garuda Indonesia Ikhsan Rosan mengatakan, pihaknya yakin Kementerian Perhubungan telah mengkaji terlebih dahulu sebelum memutuskan peniadaan gerai tiket pesawat di bandara. “Sisi kepentingan penumpang dan kemudahan yang saya lihat. Kita akan jalani, kitaakansosialisasi. Kalau Garuda sih memang sudah mudah sekali untuk pesan tiket, bayar bisa online,” ucapnya.

Selain instruksi penutupan gerai tiket, Kemenhub juga mengeluarkan empat instruksi lain. Instruksi dimaksud adalah melarangpenggunaantaksiyang tidak terdaftar untuk beroperasi di bandara, memberlakukan larangan merokok di area sisi udara (airside) dan di ruangan yang memiliki akses ke sisi udara, menyediakan customer service lounge bagi airlines untuk melayani kebutuhan penumpang, termasuk fare adjustment, dan meminta Bandara Soekarno- Hatta untuk menyosialisasikannya pada masyarakat dan pihak terkait.

Pengalihan Jalur

Sementara itu, pengalihan jalur kendaraan pribadi dan angkutan umum di Terminal 1 Bandara Internasional Soekarno- Hatta yang diberlakukan mulai kemarin terlihat semrawut. Jalur pertama yang sebelumnya digunakan pribadi, bus, taksi, serta bus karyawan maskapai penerbangan diubah menjadi jalur khusus bus umum dan taksi berstiker.

Di jalur ini pengelola bandara membagi menjadi dua lajur. Sebelah kiri yang berdekatan dengan lobi khusus taksi. Sedangkan lajur kedua digunakan bus umum seperti Damri dan Primajasa. Kesemrawutan terjadi kala para penumpang bus yang ingin turun tidak bisa menepi ke kiri dekat lobi. Mereka terpaksa turun di tengah jalan. Begitu pun penumpang yang akan naik bus, mereka terpaksa berjalan ke tengah jalur.

“Ini sangat membahayakan penumpang,” ujar Adi Bidakara, seorang pengguna jasa bandara. Sedangkan jalur kedua khusus pengguna kendaraan pribadi dan bus karyawan. Kesemrawutan terlihat saat kendaraan masuk ke jalur kedua setelah mengambil tiket parkir, harus antre karena belum selesainya pembangunan pintu keluar. Kemacetan di jalur kedua pun terjadi hingga 800 meter.

Tidak hanya itu, di dalam area parkir pun terutama di pintu keluar kendaraan menumpuk. Deputi Bidang Operasi dan Teknik Bandara Internasional Soekarno-Hatta Dani Indra Iriawan mengakui pada hari pertama ada kekurangan dalam pengalihan arus lalu lintas di Terminal 1. “Hari pertama pasti ada kekurangan seperti rambu untuk petunjuk pintu keluar masih kurang,” sebutnya.

Denny irawan/Ichsan amin/Ant
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6806 seconds (0.1#10.140)