Solar Impulse 2, Pesawat dengan Bahan Bakar Tenaga Matahari

Minggu, 25 Januari 2015 - 12:24 WIB
Solar Impulse 2, Pesawat dengan Bahan Bakar Tenaga Matahari
Solar Impulse 2, Pesawat dengan Bahan Bakar Tenaga Matahari
A A A
Teknologi dirgantara terus berkembang. Pesawat umumnya menggunakan bahan bakar avtur. Namun, kini hadir teknologi baru pesawat dengan bahan bakar tenaga matahari. Pesawat yang disebut ”Solar Impulse 2 ” mulai dikenalkan di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, pekan lalu.

Pesawat ini akan menjalankan misi penerbangan keliling dunia yang akan dijalankan dalam beberapa hari. Solar Impulse 2 merupakan pesawat bertenaga surya pertama yang mampu terbang dalam beberapa hari siang dan malam. Pesawat ini akan menjalankan misi penerbangan selama lima hari berturut-turut tanpa henti di atas Samudera Pasifik tanpa bahan bakar.

Pesawat ini akan mendarat sebanyak 12 kali selama menempuh perjalanan sejauh 35.000 kilometer. ”Kami akan menunjukkan bahwa teknologi ramah lingkungan dan penggunaan energi terbarukan dapat mencapai hal yang sebelumnya tidak mungkin,” ujar Bertrand Piccard, ketua proyek Solar Impulse, seperti dilansir Channel NewsAsia.

”Energi terbarukan dapat menjadi bagian yang diperlukan untuk saling melengkapi kehidupan manusia dan dapat membantu menyelamatkan sumber daya alam bumi,” sambung Piccard. Jalur penerbangan yang akan dijalankan dalam misi ini dipublikasikan pada Selasa (20/1) lalu di Abu Dhabi.

Perjalanan akan dimulai pada akhir Februari atau awal Maret mendatang. Sementara, pendaratan pertama akan dilakukan di Bandara Muscat, Oman. Perjalanan akan dilanjutkan melintas di atas Laut Arab menuju India, diteruskan ke Myanmar, China, Hawaii dan New York, Amerika Serikat (AS).

Pendaratan juga rencananya dilakukan di wilayah tengah utara AS dan bagian selatan Eropa atau Afrika Utara, tergantung kondisi cuaca. Dalam misi ini, sang pilot harus menerbangkan pesawat tanpa henti selama lima hari tanpa henti siang dan malam untuk melintasi Samudera Pasifik antara Nanjing, China, dan Hawaii yang berjarak 8.500 kilometer.

Untuk melakukan misi perjalanan keliling dunia, dibutuhkan waktu total selama 25 hari. Meski akan menjalankan misi penerbangan keliling dunia, pesawat ini hanya mampu melaju dengan kecepatan antara 30-60 mil per jam (sekitar 50-100 kilometer/jam). Dibutuhkan waktu selama lima bulan untuk menuntaskan seluruh misi ini.

Solar Impulse 2 melanjutkan kesuksesan proyek sebelumnya yakni Solar Impulse sebagai pelopor pesawat tanpa bahan bakar yang mampu terbang selama 26 jam pada 2010. Solar Impulse 2 membuktikan kemampuannya untuk menyimpan energi dalam baterai lithiumdari energi mataharidandigunakan untuk penerbangan malam hari. Menurut sumber dari pelaksana proyek ini, penerbangan tahun ini menandai puncak dari penelitian dan uji coba yang dilakukan selama 12 tahun.

Pembuat Solar Impulse 2 mengklaim bahwa ini adalah teknologi paling hemat energi yang pernah diterapkan pada pembuatan pesawat. Selain itu, rentang pesawat yang lebih lebar dibanding Boeing 747. Namun berkat desain yang inovatif, membuat beratnya lebih ringan dari satu unit mobil keluarga.

Pesawat dengan tempat duduk tunggal ini terbuat dari bahan serat karbon, memiliki sel surya yang ditempatkan di bagian sayap. Terdapat sebanyak 17.249 sel surya yang akan memberi pasokan tenaga kepada empat mesin dan juga baterai lithium yang dapat diisi ulang. Kecepatan terbang pada malam hari dibatasi untuk menghindari agar baterai pesawat tidak cepat habis.

”Solar Impulse 2 harus meraih apa yang belum dicapai oleh pesawat lain dengan terbang tanpa bahan bakar selama 5 hari berturut-turut siang dan malam dengan satu pilot dalam kabin tanpa tekanan,” ungkap Andre Borschberg, mantan pilot pesawat angkatan udara. Borschberg adalah salah satu pendiri dan petinggi di perusahaan yang menjalankan misi Solar Impulse 2.

Arvin
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7257 seconds (0.1#10.140)