Tebing 30 Meter Longsor, Warga Cipakem Kuningan Terisolasi
A
A
A
KUNINGAN - Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Selasa (20/1) siang telah menyebabkan tebing di Desa Cipakem, Kecamatan Maleber, Kuningan longsor.
Akibatnya, akses jalan warga desa pun tertutup longsoran tanah. Berdasarkan informasi yang dihimpun, ambruknya tebing terjadi pada Selasa (20/1) sekitar pukul 16.00 WIB. Tebing setinggi 30 meter itu ambruk dan menutup jalan hingga 1 meter dengan panjang 20 meter. Ironisnya, tidak jauh dari situ, longsor juga terjadi di dua lokasi berbeda di ruas jalan yang sama.
Bahkan, terdapat dua mobil yang terjebak di antara lokasi longsor sehingga memaksa penumpangnya melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. “Ada unit mobil yang terjebak longsor, namun beruntung tidak sampai tertimbun. Kini dua mobil itu masih tertahan di lokasi menunggu proses pembersihan jalan dari material tanah selesai,” ungkap Kepala Desa Cipakem Uci Sanusi di lokasi longsor kemarin.
Menurut Uci, longsor yang terjadi di tiga titik itu praktis menghentikan total akses jalan warga di Desa Cipakem yang penduduknya mencapai 6.400 jiwa. Adapun jalan kecil menuju Kecamatan Maleber kondisinya sudah rusak parah sehingga tidak mungkin dilalui, sekalipun menggunakan kendaraan roda dua.
“Untuk sementara, aktivitas warga menuju pasar atau tempat kerja dan anak-anak sekolah terpaksa libur karena sulit dilalui. Mudah-mudahan proses pembersihan jalan dari material tanah dengan menggunakan alat berat bisa tuntas hari ini (kemarin) agar aktivitas warga bisa normal kembali,” harap Uci. Masyarakat dan petugas BPBD Kuningan dibantu aparat Polres Kuningan dan TNI sendiri sudah melakukan proses pembersihan material tanah dari jalan raya sejak kemarin pagi.
Dengan menggunakan peralatan seadanya, proses pembersihan sangat sulit dilakukan dan hanya menghasilkan jalan setapak untuk bisa dilalui pejalan kaki dan pengendara motor. Sementara untuk tumpukan tanah yang menggunung dilakukan dengan menggunakan alat berat milik Dinas Bina Marga yang baru tiba di lokasi siang harinya. Musibah tanah longsor itu mendapat perhatian dari Wakil Bupati Kuningan Acep Purnama dan Kapolres Kuningan AKBP Joni Iskandar.
Terbukti, satu kompi pasukan Dalmas diturunkan untuk membantu membersihkan jalan dari material longsor. Apalagi, Acep meminta proses pembersihan material longsor selesai hari itu juga agar akses warga bisa kembali normal. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kuningan Agus Mauludin mengatakan, pihaknya telah mengupayakan pembersihan jalan berjalan cepat agar hari ini warga sudah bisa kembali beraktivitas seperti semula.
Sementara di Pekalongan, Jawa Tengah, lebih dari seribu rumah warga di dua kecamatan di Kota Pekalongan, Jawa Tengah terendam air dalam dua pekan ini akibat hujan deras di Kota Batik itu. “Sudah sekitar dua pekan daerah ini terendam, yakni sejak 4 Januari. Airnya sulit dibuang, jadi tergenang terus,” kata Undi, 40, warga Kelurahan Pasir Kraton Kramat, Kecamatan Pekalongan Barat.
Camat Pekalongan Utara Joko Setiawan mengatakan, hampir seluruh kelurahan di Kecamatan Pekalongan Utara terendam air. “Sejauh ini memang belum ada bantuan karena belum ada yang mengungsi. Syaratnya dari BPBD harus ada yang mengungsi,” tukasnya.
Mohammad taufik/Prahayuda febrianto
Akibatnya, akses jalan warga desa pun tertutup longsoran tanah. Berdasarkan informasi yang dihimpun, ambruknya tebing terjadi pada Selasa (20/1) sekitar pukul 16.00 WIB. Tebing setinggi 30 meter itu ambruk dan menutup jalan hingga 1 meter dengan panjang 20 meter. Ironisnya, tidak jauh dari situ, longsor juga terjadi di dua lokasi berbeda di ruas jalan yang sama.
Bahkan, terdapat dua mobil yang terjebak di antara lokasi longsor sehingga memaksa penumpangnya melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. “Ada unit mobil yang terjebak longsor, namun beruntung tidak sampai tertimbun. Kini dua mobil itu masih tertahan di lokasi menunggu proses pembersihan jalan dari material tanah selesai,” ungkap Kepala Desa Cipakem Uci Sanusi di lokasi longsor kemarin.
Menurut Uci, longsor yang terjadi di tiga titik itu praktis menghentikan total akses jalan warga di Desa Cipakem yang penduduknya mencapai 6.400 jiwa. Adapun jalan kecil menuju Kecamatan Maleber kondisinya sudah rusak parah sehingga tidak mungkin dilalui, sekalipun menggunakan kendaraan roda dua.
“Untuk sementara, aktivitas warga menuju pasar atau tempat kerja dan anak-anak sekolah terpaksa libur karena sulit dilalui. Mudah-mudahan proses pembersihan jalan dari material tanah dengan menggunakan alat berat bisa tuntas hari ini (kemarin) agar aktivitas warga bisa normal kembali,” harap Uci. Masyarakat dan petugas BPBD Kuningan dibantu aparat Polres Kuningan dan TNI sendiri sudah melakukan proses pembersihan material tanah dari jalan raya sejak kemarin pagi.
Dengan menggunakan peralatan seadanya, proses pembersihan sangat sulit dilakukan dan hanya menghasilkan jalan setapak untuk bisa dilalui pejalan kaki dan pengendara motor. Sementara untuk tumpukan tanah yang menggunung dilakukan dengan menggunakan alat berat milik Dinas Bina Marga yang baru tiba di lokasi siang harinya. Musibah tanah longsor itu mendapat perhatian dari Wakil Bupati Kuningan Acep Purnama dan Kapolres Kuningan AKBP Joni Iskandar.
Terbukti, satu kompi pasukan Dalmas diturunkan untuk membantu membersihkan jalan dari material longsor. Apalagi, Acep meminta proses pembersihan material longsor selesai hari itu juga agar akses warga bisa kembali normal. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kuningan Agus Mauludin mengatakan, pihaknya telah mengupayakan pembersihan jalan berjalan cepat agar hari ini warga sudah bisa kembali beraktivitas seperti semula.
Sementara di Pekalongan, Jawa Tengah, lebih dari seribu rumah warga di dua kecamatan di Kota Pekalongan, Jawa Tengah terendam air dalam dua pekan ini akibat hujan deras di Kota Batik itu. “Sudah sekitar dua pekan daerah ini terendam, yakni sejak 4 Januari. Airnya sulit dibuang, jadi tergenang terus,” kata Undi, 40, warga Kelurahan Pasir Kraton Kramat, Kecamatan Pekalongan Barat.
Camat Pekalongan Utara Joko Setiawan mengatakan, hampir seluruh kelurahan di Kecamatan Pekalongan Utara terendam air. “Sejauh ini memang belum ada bantuan karena belum ada yang mengungsi. Syaratnya dari BPBD harus ada yang mengungsi,” tukasnya.
Mohammad taufik/Prahayuda febrianto
(bbg)