Ini Sisi Sosial The Godfather dari Bangkalan
A
A
A
SURABAYA - KPK telah meringkus Ketua DPRD Bangkalan KH Fuad Amin. Mantan Bupati Bangkalan dua periode ini diduga terlibat suap suplai Migas di Bangkalan. KPK juga menyita uang miliaran rupiah dari hasil operasi tangkap tangan (OTT), Selasa 2 Desember 2014 dini hari.
Lora Fuad Amin Imron, begitu nama lengkap beserta gelar bangsawan Madura. Sosok Ra Fuad ini juga memiliki jiwa sosial terhadap orang yang kesusahan. Masih ingat kasus kerusuhan Sampit, Kalimantan Tengah? Tak terhitung berapa jumlah korban jiwa akibat kerusuhan yang terjadi sekitar Februari 2001 itu.
Akibat konflik itu, banyak anak-anak menjadi yatim piatu kehilangan orang tuanya. Setidaknya ada lima orang anak yang dirawat oleh Ra Fuad. Mereka menempati rumah milik Fuad Amin di Jalan Raya Kupang Jaya Nomor 4-2, Surabaya. Di rumah yang sama, KPK melakukan penggeledahan lantaran sang empunya terlibat dugaan suap pengelolaan migas.
Saat KPK melakukan penggeledahan di rumah dua lantai itu, sekitar pukul 17.00 WIB muncul pemuda yang menempati rumah tersebut. Pemuda itu datang menaiki motor matic dan langsung masuk ke rumah melalui pintu sisi kiri. Seperti tergopoh-gopoh pemuda ini langsung masuk dan mengunci pagar.
Pemuda inipun langsung ngacir tanpa menjawab pertanyaaan wartawan. Dari keterangan warga sekitar lokasi, pemuda tersebut diketahui bernama Solah. Pemuda ini merupakan salah satu di antara pengungsi akibat kerusuhan Sampit. Solah diasuh oleh Ra Fuad sejak kecil.
Menurut warga sekitar, di rumah megah itu sebenarnya ada lima orang. "Awalnya ada lima orang pengungsi Sampit yang ditampung di rumah itu. Yang tiga pergi, saat ini yang tersisa masih dua orang. Soleh dan temannya," ujar warga yang tinggal tak jauh dari rumah tersebut.
Solah disekolahkan hingga perguruan tinggi oleh Ra Fuad. Sampai saat ini dia masih duduk di salah satu universitas di Surabaya. Solah juga diketahui, pada pagi hingga sore bekerja di salah satu perusahaan swasta.
"Sore sepulang kerja biasanya menyalakan lampu dan menyirami tanaman di halaman rumah," tambahnya.
Menurut warga, Solah dikenal sebagai anak pendiam dan tertutup. Meski demikian, dia kerap bergaul dengan para tukang becak sesama Madura di sekitar lokasi. "Dia enggak pernah bergaul dengan warga," ujar Jatmiko warga yang lain.
Masih cerita warga itu, sejak tersiar kabar bahwa Ra Fuad tertangkap, dua orang yang menempati rumah tersebut tidak terlihat.
Seperti diberitakan sebelumnya, pasca tertangkap tangan pada Selasa dini hari 2 Desember 2014, KPK menetapkan ayah Bupati Bangkalan Makmun Ibnu Fuad sebagai tersangka atas dugaan suap suplai migas dan pembayaran ke Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Beberapa rumah milik Fuad, baik yang ada di Bangkalan maupun di Surabaya, digeledah KPK. KPK juga menyita uang miliaran rupiah dari tangan Fuad Amin Imron saat OTT.
Lora Fuad Amin Imron, begitu nama lengkap beserta gelar bangsawan Madura. Sosok Ra Fuad ini juga memiliki jiwa sosial terhadap orang yang kesusahan. Masih ingat kasus kerusuhan Sampit, Kalimantan Tengah? Tak terhitung berapa jumlah korban jiwa akibat kerusuhan yang terjadi sekitar Februari 2001 itu.
Akibat konflik itu, banyak anak-anak menjadi yatim piatu kehilangan orang tuanya. Setidaknya ada lima orang anak yang dirawat oleh Ra Fuad. Mereka menempati rumah milik Fuad Amin di Jalan Raya Kupang Jaya Nomor 4-2, Surabaya. Di rumah yang sama, KPK melakukan penggeledahan lantaran sang empunya terlibat dugaan suap pengelolaan migas.
Saat KPK melakukan penggeledahan di rumah dua lantai itu, sekitar pukul 17.00 WIB muncul pemuda yang menempati rumah tersebut. Pemuda itu datang menaiki motor matic dan langsung masuk ke rumah melalui pintu sisi kiri. Seperti tergopoh-gopoh pemuda ini langsung masuk dan mengunci pagar.
Pemuda inipun langsung ngacir tanpa menjawab pertanyaaan wartawan. Dari keterangan warga sekitar lokasi, pemuda tersebut diketahui bernama Solah. Pemuda ini merupakan salah satu di antara pengungsi akibat kerusuhan Sampit. Solah diasuh oleh Ra Fuad sejak kecil.
Menurut warga sekitar, di rumah megah itu sebenarnya ada lima orang. "Awalnya ada lima orang pengungsi Sampit yang ditampung di rumah itu. Yang tiga pergi, saat ini yang tersisa masih dua orang. Soleh dan temannya," ujar warga yang tinggal tak jauh dari rumah tersebut.
Solah disekolahkan hingga perguruan tinggi oleh Ra Fuad. Sampai saat ini dia masih duduk di salah satu universitas di Surabaya. Solah juga diketahui, pada pagi hingga sore bekerja di salah satu perusahaan swasta.
"Sore sepulang kerja biasanya menyalakan lampu dan menyirami tanaman di halaman rumah," tambahnya.
Menurut warga, Solah dikenal sebagai anak pendiam dan tertutup. Meski demikian, dia kerap bergaul dengan para tukang becak sesama Madura di sekitar lokasi. "Dia enggak pernah bergaul dengan warga," ujar Jatmiko warga yang lain.
Masih cerita warga itu, sejak tersiar kabar bahwa Ra Fuad tertangkap, dua orang yang menempati rumah tersebut tidak terlihat.
Seperti diberitakan sebelumnya, pasca tertangkap tangan pada Selasa dini hari 2 Desember 2014, KPK menetapkan ayah Bupati Bangkalan Makmun Ibnu Fuad sebagai tersangka atas dugaan suap suplai migas dan pembayaran ke Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Beberapa rumah milik Fuad, baik yang ada di Bangkalan maupun di Surabaya, digeledah KPK. KPK juga menyita uang miliaran rupiah dari tangan Fuad Amin Imron saat OTT.
(kri)