Aparat Makin Represif

Sabtu, 29 November 2014 - 13:26 WIB
Aparat Makin Represif
Aparat Makin Represif
A A A
Aparat penegah hukum dan keamanan baik polisi maupun tentara menggunakan kekerasan dalam tugasnya sehari-hari adalah hal yang lumrah. Bahkan kedua lembaga tersebut adalah institusi yang dilegalkan oleh konstitusi untuk menjalankan fungsi represi negara dalam suatu kehidupan bernegara.

Namun sayangnya sebagai institusi yang memiliki kewenangan tersebut rupanya aparat baik polisi maupun tentara menggunakan kekerasan itu tidak pada tempatnya, baik terhadap sesama aparat maupun kepada rakyat yang harusnya mendapatkan rasa aman. Lihat saja belakangan ini kita dibuat jenuh dengan berbagai berita mengenai tindak kekerasan yang dilakukan aparat terhadap sesamanya maupun terhadap rakyat yang tidak berdaya.

Bulan ini saja aparat baku tembak di Batam, Kepulauan Riau, untuk suatu alasan yang sampai saat ini masih saja abu-abu. Rasa kecewa jelas menggelayut di hati rakyat negeri ini lantaran menyaksikan aparat Polri dan TNI bukannya memerangi musuh negara, tapi memerangi sesama aparat keamanan.

Kabar memilukan mengenai kekerasan aparat juga datang dari Makassar, Sulawesi Selatan. Seorang warga bernama Ary tewas dalam bentrokan antara mahasiswa Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar dengan polisi. Sampai hari ini penyebab tewasnya Ary belum bisa dipastikan, tetapi yang sudah jelas adalah dia menjadi korban kekerasan.

Memang sudah menjadi kewajiban polisi untuk memberikan keamanan bagi semua pihak, bahkan dalam suatu demonstrasi sekalipun. Kita juga mengetahui bersama bahwa suatu demokrasi ketika mengarah rusuh harus ditertibkan. Namun aparat kita harus mampu menahan diri untuk tidak bersikap terlalu represif hingga menimbulkan korban, apalagi korban jiwa.

Rakyat tahu bagaimanapun baik polisi maupun tentara sama-sama manusia yang memiliki emosi sehingga bisa saja tidak cukup kuat menahan amarahnya. Namun rakyat juga tahu bahwa aparat adalah orang-orang yang diberi pelatihan khusus untuk menahan emosinya agar tidak diobral di saat yang tidak tepat dan ke objek yang tidak seharusnya.

Kita bisa bayangkan apa yang akan terjadi jika kita terus bersikap lunak dan cenderung menerima saja ketika orang-orang yang oleh konstitusi diperbolehkan membawa senjata terlalu mengikuti dorongan emosinya. Selain itu belakangan di masyarakat muncul kehebohan ketika beredar beberapa gambar aparat mengejar mahasiswa yang berdemo di Pekanbaru, Riau, merangsek hingga ke dalam rumah peribadatan tanpa melepas sepatu.

Di sini kita harus mengingatkan aparat bahwa isu seperti ini adalah isu sensitif di negeri ini. Polisi harus memperhatikan hal-hal seperti ini agar mereka tidak menarik perhatian negatif dari masyarakat yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Dalam konteks ini kita harus mengingatkan aparat bahwa perkembangan teknologi informasi dewasa ini sudah sedemikian hebat.

Segala bentuk ketidakadilan atau penindasan yang terjadi oleh aparat terhadap rakyat dalam waktu yang sangat cepat bisa bergulung menjadi isu besar yang bisa menimbulkan keresahan dan kemarahan masyarakat (civil unrest). Lihat saja betapa berbagai gambar mengenai kekerasan aparat dengan cepat menyebar di media massa dan juga media sosial.

Tiba-tiba saja banyak rakyat Indonesia yang punya gambar-gambar bagaimana aparat memukuli mahasiswa dengan wajah beringas. Sudah barang tentu hal tersebut menimbulkan kemarahan. Semua rakyat pasti paham bahwa keberingasan yang ditunjukkan aparat tersebut adalah bentuk dari cara aparat untuk menjaga keamanan negeri ini sesuai dengan cara yang mereka mengerti.

Namun aparat juga harus paham bahwa cara-cara lama yang cenderung menebarkan teror rasa takut atas aparat sudah lama berlalu. Pola seperti itu hanya akan menimbulkan kemarahan bahkan bisa berujung pada kebencian di hati rakyat. Rakyat tahu bahwa aparat adalah kawan yang sama-sama berusaha memakmurkan negeri ini.

Maka rakyat tentu berharap atas sosok kawan yang bersahabat, bukan sosok kawan yang kasar. Seorang kawan yang baik selalu bisa tegas ketika kawannya melakukan kesalahan, tetapi dia tak akan beringas dan terlalu represif.
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9787 seconds (0.1#10.140)