Buah Bakau Disulap Jadi Bahan Bakar Mesin Perahu

Jum'at, 28 November 2014 - 10:29 WIB
Buah Bakau Disulap Jadi Bahan Bakar Mesin Perahu
Buah Bakau Disulap Jadi Bahan Bakar Mesin Perahu
A A A
Tak dapat dimungkiri melambungnya harga bahan bakar minyak (BBM) makin membuat sulit hidup masyarakat tak mampu. Tak terkecuali kalangan nelayan yang menggantungkan hidup dari melaut.

Saat musim hujan disertai angin kencang seperti sekarang, banyak di antara mereka memilih berdiam di rumah. Singkatnya, hujan dan angin kencang adalah masa paceklik bagi mereka. Kondisi ini menjadi inspirasi bagi Sukron Nursalim, mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), Jurusan Teknik Kimia, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur.

Dia mengolah buah mangrove atau bakau menjadi bahan bakar alternatif khusus mesin perahu. Inovasi ini juga terinspirasi dari keberadaan hutan bakau di pantai timur Surabaya (pamurbaya) di wilayah Kecamatan Gunung Anyar serta Rungkut. Nyxil biodiesel adalah nama yang disematkan untuk bahan bakar baru itu.

“Prinsipnya, tanaman untuk bisa menjadi bahan biodiesel adalah bukan tanaman pokok pangan. Selain itu tumbuhnya tidak menggunakan lahan tanaman pangan dan ramah lingkungan,” tutur Sukron. Setelah mencari literatur di sana-sini dipadu riset, akhirnya Sukron dan timnya menjatuhkan pilihan pada buah bakau yang lantas dikonversi menjadi biodiesel.

Selain memberi pilihan penggunaan bahan bakar bagi nelayan, lebih membanggakan lagi temuan ini meraih gelar juara dua dalam Marine Innovation Technology Competition (MITC) 2014 belum lama ini. Secara ilmiah, daging buah bakau diperkirakan memiliki kandungan minyak sebesar 40%.

Minyak ini kaya akan asam lemak berantai sedang (C8 - C14), khususnya asam laurat dan asam meristat. “Sehingga minyak ini dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel,” urai Sukron. Biodiesel berbahan buah bakau karya mahasiswa asal Kebumen ini memiliki kelebihan. Di antaranya memiliki nilai ekonomis yang rendah dan bahan bakunya mudah didapatkan.

Ini menjadi pembeda Nyxil Biodiesel dengan bahan bakar lain sehingga berhasil menjuarai MITC. Meski baru tahap penelitian laboratorium, Sukron dan timnya optimistis bisa mengembangkan ide tersebut hingga benar-benar terealisasi. Untuk itulah, mereka berencana mengikutkan hasil penelitian ini ke Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). “Semoga penelitian kami bisa didanai pemerintah agar bisa terus berkembang,” dia berharap.

Soeprayitno
Surabaya
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6105 seconds (0.1#10.140)