New York Waspada Banjir Besar
A
A
A
NEW YORK - Badan Cuaca Nasional Amerika Serikat (AS) kemarin memperingatkan kemungkinan banjir besar di wilayah Buffalo, New York, menyusul cuaca hangat setelah sebelumnya salju menyelimuti sebagian besar area tersebut.
“Kami memprediksi akan ada kiriman air setinggi 1,5 meter hingga 2 meter dalam periode yang singkat saat ini,” ungkap Erie Executive County Mark Poloncarz, dikutip CNN. Poloncarz menambahkan banjir kemungkinan akan melanda hingga Selasa (25/11).
Banjir disebabkan oleh suhu udara yang meningkat mencapai 40 derajat Celsius yang membuat es yang sebelumnya menutupi wilayah Buffalo melumer. Pemerintah Erie, di mana wilayah Buffalo berada, mengambil sejumlah langkah antisipatif menanggulangi banjir yang diprediksi akan melanda. Mereka menyiapkan pompa- pompa berat dan pompa disel untuk menyedot air, termasuk karung pasir.
Petugas keamanan juga ditempatkan di sejumlah titik, bersamaan dengan helikopter, sehingga akan dengan sigap menyelamatkan warga yang kemungkinan terbawa arus banjir. “Cuaca yang menghangat akan membuat cair. Cair akan membawa air. Air akan membawa banjir. Itu adalah sesuatu yang sudah kita saksikan dalam waktu yang lampau,” kata Gubernur New York Andrew Cuomo.
Hujan salju yang terjadi sejak Kamis malam hingga Jumat siang, membuat sejumlah bangunan rusak, terutama bagian atap. Erie County Deputy Executive Richard Tobe mengatakan, sejak Kamis hingga Jumat siang, setidaknya 30 atap bangunan roboh karena tak kuat menyangga beban salju, ditambah hujan. Beruntungnya, situasi cepat terkendali pada Jumat.
Beberapa jalan bisa kembali dibuka, seperti New York State Thruway. Beberapa larangan berkendara yang bersifat lokal juga dicabut. Itu membuat truk pengangkut bahan makanan bisa mengirimkan barangnya ke toko-toko dan sopir yang terjebak dapat keluar dari kendaraannya. “Jika Anda tak memiliki tujuan penting, lebih baik tidak pergi ke mana-mana. Jalanan masih sangat berbahaya,” ungkap Cuomo mengingatkan.
Pasalnya, sejumlah jalanan sudah dibuka, namun salju dan masalah kendaraan yang terjebak masih menjadi persoalan yang harus dituntaskan dalam waktu dekat. Petugas di Erie County harus bisa membersihkan 2.900 meter jalanan yang saat ini masih tertutup salju sebelum membersihkan jalan di wilayah permukiman warga. Bencana sendiri mendapat perhatian serius karena menyebabkan korban tewas.
Sedikitnya, hingga Minggu, 13 warga dinyatakan tewas, salah satunya kakek berusia 68 tahun yang meninggal karena serangan jantung ketika berupaya membersihkan salju dengan menggunakan sekop di Cheektowaga. “Kakek meninggal karena serangan jantung. Mungkin dia kaget dengan bencana yang melanda,” ujar Juru Bicara Erie County Benjamin Swanekamp.
Sementara itu, gempa berkekuatan 6,2 skala Richter menerjang wilayah pusat Jepang, menyebabkan 39 warga terluka, tujuh di antaranya cedera serius. Gempa terjadi pada Sabtu (22/11) pukul 08.00 dengan kedalaman 10 kilometer di pusat episentrum, di utara Prefektur Nagano, barat laut Tokyo.
Pemerintah pada Minggu mengonfirmasi bahwa gempa tersebut telah melukai 39 warga, menghancurkan sejumlah rumah, merusakkan pipa-pipa air, dengan kerusakan terparah terjadi di area-area pegunungan.
Sugeng wahyudi/Arvin
“Kami memprediksi akan ada kiriman air setinggi 1,5 meter hingga 2 meter dalam periode yang singkat saat ini,” ungkap Erie Executive County Mark Poloncarz, dikutip CNN. Poloncarz menambahkan banjir kemungkinan akan melanda hingga Selasa (25/11).
Banjir disebabkan oleh suhu udara yang meningkat mencapai 40 derajat Celsius yang membuat es yang sebelumnya menutupi wilayah Buffalo melumer. Pemerintah Erie, di mana wilayah Buffalo berada, mengambil sejumlah langkah antisipatif menanggulangi banjir yang diprediksi akan melanda. Mereka menyiapkan pompa- pompa berat dan pompa disel untuk menyedot air, termasuk karung pasir.
Petugas keamanan juga ditempatkan di sejumlah titik, bersamaan dengan helikopter, sehingga akan dengan sigap menyelamatkan warga yang kemungkinan terbawa arus banjir. “Cuaca yang menghangat akan membuat cair. Cair akan membawa air. Air akan membawa banjir. Itu adalah sesuatu yang sudah kita saksikan dalam waktu yang lampau,” kata Gubernur New York Andrew Cuomo.
Hujan salju yang terjadi sejak Kamis malam hingga Jumat siang, membuat sejumlah bangunan rusak, terutama bagian atap. Erie County Deputy Executive Richard Tobe mengatakan, sejak Kamis hingga Jumat siang, setidaknya 30 atap bangunan roboh karena tak kuat menyangga beban salju, ditambah hujan. Beruntungnya, situasi cepat terkendali pada Jumat.
Beberapa jalan bisa kembali dibuka, seperti New York State Thruway. Beberapa larangan berkendara yang bersifat lokal juga dicabut. Itu membuat truk pengangkut bahan makanan bisa mengirimkan barangnya ke toko-toko dan sopir yang terjebak dapat keluar dari kendaraannya. “Jika Anda tak memiliki tujuan penting, lebih baik tidak pergi ke mana-mana. Jalanan masih sangat berbahaya,” ungkap Cuomo mengingatkan.
Pasalnya, sejumlah jalanan sudah dibuka, namun salju dan masalah kendaraan yang terjebak masih menjadi persoalan yang harus dituntaskan dalam waktu dekat. Petugas di Erie County harus bisa membersihkan 2.900 meter jalanan yang saat ini masih tertutup salju sebelum membersihkan jalan di wilayah permukiman warga. Bencana sendiri mendapat perhatian serius karena menyebabkan korban tewas.
Sedikitnya, hingga Minggu, 13 warga dinyatakan tewas, salah satunya kakek berusia 68 tahun yang meninggal karena serangan jantung ketika berupaya membersihkan salju dengan menggunakan sekop di Cheektowaga. “Kakek meninggal karena serangan jantung. Mungkin dia kaget dengan bencana yang melanda,” ujar Juru Bicara Erie County Benjamin Swanekamp.
Sementara itu, gempa berkekuatan 6,2 skala Richter menerjang wilayah pusat Jepang, menyebabkan 39 warga terluka, tujuh di antaranya cedera serius. Gempa terjadi pada Sabtu (22/11) pukul 08.00 dengan kedalaman 10 kilometer di pusat episentrum, di utara Prefektur Nagano, barat laut Tokyo.
Pemerintah pada Minggu mengonfirmasi bahwa gempa tersebut telah melukai 39 warga, menghancurkan sejumlah rumah, merusakkan pipa-pipa air, dengan kerusakan terparah terjadi di area-area pegunungan.
Sugeng wahyudi/Arvin
(ars)