JK Minta Perempuan NU Tingkatkan Kemampuan
A
A
A
JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) mengamanatkan kepada Fatayat Nahdlatul Ulama (NU), sebagai organisasi perempuan untuk meningkatkan peran dan kualitas perempuan menghadapi Era Masyarakat ASEAN (MEA) 2015.
Hal demikian dikatakannya saat memberikan sambutan di acara pembukaan Konferensi Besar (Konbes) Fatayat NU ke XV di Gedung Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (21/11/2014).
Konbes Fatayat NU kali ini mengusung tema 'Peran Strategis Fatayat NU bagi Indonesia Menyambut Era Masyarakat ASEAN (MEA) 2015'.
"Tugas Fatayat NU sebagai organisasi perempuan adalah memberi solusi kepada para anggotanya untuk menjalankan profesinya, meningkatkan kemampuannya. Bekerja sama untuk meningkatkan keterampilan," ujar JK.
Sementara itu, Ketua Umum Pucuk Pimpinan Fatayat NU, Ida Fauziyah mengatakan, MEA tahun 2015 diibaratkan seperti pisau bermata dua.
Sisi pertama membuka peluang seluas-luasnya bagi perkembangan ekonomi Indonesia karena bisa menjangkau sembilan pasar negara lain dengan lebih mudah. Namun di sisi lain, persaingan semakin ketat di pasar dagang ASEAN bahkan di dalam negeri.
"Apabila kita siap, akan menguntungkan bagi kita, tapi apabila tidak siap maka akan menjadi bencana bagi kita," kata Ida dalam kesempatan yang sama.
Hal demikian dikatakannya saat memberikan sambutan di acara pembukaan Konferensi Besar (Konbes) Fatayat NU ke XV di Gedung Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (21/11/2014).
Konbes Fatayat NU kali ini mengusung tema 'Peran Strategis Fatayat NU bagi Indonesia Menyambut Era Masyarakat ASEAN (MEA) 2015'.
"Tugas Fatayat NU sebagai organisasi perempuan adalah memberi solusi kepada para anggotanya untuk menjalankan profesinya, meningkatkan kemampuannya. Bekerja sama untuk meningkatkan keterampilan," ujar JK.
Sementara itu, Ketua Umum Pucuk Pimpinan Fatayat NU, Ida Fauziyah mengatakan, MEA tahun 2015 diibaratkan seperti pisau bermata dua.
Sisi pertama membuka peluang seluas-luasnya bagi perkembangan ekonomi Indonesia karena bisa menjangkau sembilan pasar negara lain dengan lebih mudah. Namun di sisi lain, persaingan semakin ketat di pasar dagang ASEAN bahkan di dalam negeri.
"Apabila kita siap, akan menguntungkan bagi kita, tapi apabila tidak siap maka akan menjadi bencana bagi kita," kata Ida dalam kesempatan yang sama.
(maf)