Prestasi Sepak Bola

Senin, 10 November 2014 - 08:36 WIB
Prestasi Sepak Bola
Prestasi Sepak Bola
A A A
Akhir pekan lalu, masyarakat Indonesia disuguhi tontonan menarik, yakni pertandingan final sepak bola Indonesia Super League (ISL) 2014.

Tak hanya menghibur, pertandingan yang akhirnya dimenangi Persib Bandung atas Persipura lewat adu penalti ini sungguh berkelas. Kedua klub membuktikan kemampuannya dengan permainan yang sangat cantik. Meski ada sejumlah pemain asing, kemampuan pemain kita tak bisa dinafikan begitu saja. Ini bukti bahwa Indonesia sebenarnya punya potensi yang besar untuk memajukan sepak bola.

Indonesia boleh disebut sudah memiliki modal besar untuk mewujudkan kejayaan sepak bola anak negeri di tingkat regional, bahkan tingkat dunia. Sayang, hingga saat ini kita hampir tak pernah bisa membawa tim sepak bola kita berbicara lantang di luar negeri. Tercatat prestasi terakhir Indonesia adalah menjadi juara cabang sepak bola di ajang SEA Games tahun 1991 di Manila, Filipina.

Setelah itu, kita benarbenar puasa gelar. Tim sepak bola kita selalu kandas di tengah jalan ketika bertanding di ajang internasional. Kita akui tak sedikit upaya dilakukan untuk mendongkrak prestasi bola kita. Mulai dari banyak bermunculan sekolah sepak bola profesional hingga kompetisi antarklub dalam negeri. Berkarier menjadi pemain bola di Tanah Air juga cukup menjanjikan meski belum menjadi cita-cita yang favorit.

Bahkan, pada sebagian masyarakat, menjadi pemain bola juga mulai memiliki gengsi tersendiri. Kita pernah punya tim Primavera yang sebetulnya sangat diharapkan bisa menjadi bibit prestasi Indonesia di kancah dunia. Namun harapan itu pupus. Mereka juga tak bisa berbicara banyak. Belum lama, harapan sepak bola kita mulai muncul dengan penampilan gemilang tim U-19 asuhan Indra Sjafri yang mengalahkan Korea Selatan untuk meraih tiket Piala AFC diMyanmar.

Namunupaya tim yang dikapteni Evan Dimas ini akhirnya gagal total. Mereka gagal melaju ke babak berikutnya setelah tak berdaya melawan Uzbekistan, Australia, dan Uni Emirat Arab (UEA). Apa yang salah dengan sepak bola kita? Ada sejumlah faktor yang membuat sepak bola kita hanya bisa jadi jago kandang.

Pertama , masyarakat belum mendukung sepenuhnya olahraga ini. Sepak bola belum menjadi karier yang favorit di kalangan masyarakat kita seperti menjadi dokter atau PNS. Banyak orang tua yang masih meragukan olahraga ini bisa memberikan masa depan yang baik bagi anak-anaknya sehingga masih sedikit orang tua yang merelakan anaknya untuk all out berkarier di sepak bola. Ini tentu sangat berpengaruh pada kemajuan olahraga ini.

Kedua , pemerintah kurang serius untuk melakukan pembinaan pemain sepak bola. Hal ini bisa dilihat dari masih minimnya anggaran yang digelontorkan untuk memajukan sepak bola Tanah Air. Meski bukan segalanya, dana merupakan faktor yang sangat penting dalam mengembangkan olahraga rakyat ini.

Ketiga, sudah bukan menjadi rahasia umum lagi bahwa pembinaan sepak bola Indonesia sudah masuk dalam ranah politik. Kita melihat bagaimana banyak pihak yang saling rebut pengaruh untuk menguasai PSSI demi kepentingan politik tertentu. Tentunya hal itu sangat berpengaruh pada nasib sepak bola kita karena tidak dikelola secara profesional.

Keempat, tidak ada rasa kebersamaan bagi pengembangan sepak bola di Tanah Air. Bahkan di PSSI sempat terjadi dualisme kepengurusan yang juga berujung pada munculnya dua kompetisi. Akibatnya, tidak ada soliditas saat kita harus bertarung di ajang internasional. Sebaliknya, yang terjadi adalah saling jegal. Menyedihkan memang, tapi itulah kenyataannya. Berangkat dari kenyataan di atas, sudah saatnya kita bersatu.

Sudah saatnya kita memikirkan kepentingan bersama yang lebih besar, yakni kejayaan sepak bola Indonesia. Pemerintah dan masyarakat sudah saatnya juga total untuk mendukung pengembangan olahraga kita, termasuk sepak bola. Jangan menyerah! Ayo kita dukung segala upaya bagi kejayaan sepak bola Indonesia.
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5169 seconds (0.1#10.140)