Biarkan Jokowi Bekerja

Sabtu, 25 Oktober 2014 - 19:30 WIB
Biarkan Jokowi Bekerja
Biarkan Jokowi Bekerja
A A A
NUR INTAN FADILLAH
Mahasiswa Jurusan Asuransi Syariah Fakultas Syariah dan Hukum.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Senin, 20 Oktober 2014 lalu, merupakan hari bersejarah bagi Indonesia karena sejak saat itu Indonesia resmi memiliki pemimpin baru, Jokowi dan Jusuf Kalla, para pemimpin yang telah dipercaya rakyat untuk mengemban amanah selama lima tahun ke depan. Sebagai kepala negara, tentunya sulit untuk memimpin bangsa yang memiliki jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa dalam keadaan bangsa yang masih di jajaran negara berkembang.

Tentunya ini menjadi tantangan bagi pemerintah baru agar dapat menyejahterakan bangsa. Jumlah warga miskin yang kian meningkat, harga bahan pangan yang terus melonjak tinggi, banyaknya jumlah pengangguran, angka kriminalitas meningkat, dan masih banyak lagi permasalahan negeri ini. Karutmarut bangsa yang bervariasi menumbuhkan beragam harapan masyarakat yang telah disandarkan di pundak Jokowi-JK, menjadi tugas berat bagi sang presiden dan wakilnya.

Sosok Jokowi yang rendah hati dan merakyat berhasil menarik perhatian masyarakat hingga memenangkan Pemilu Presiden 2014. Tentunya itu menjadi poin tambahan bagi Jokowi agar semakin dekat dengan rakyat selama masa kepemimpinannya, sembari beliau bekerja keras untuk memajukan bangsa ini tentunya.

Namun, tugas pemimpin negara tak hanya dekat dengan rakyat. Menyejahterakan bangsa serta membawa Indonesia dari jajaran negara berkembang menjadi negara maju adalah sedikit contoh. Rakyat sudah terlanjur menaruh harapan.

Saat artikel ini ditulis, belum genap seminggu Jokowi memimpin Indonesia. Belum ada hasil yang signifikan dari kepemimpinan Jokowi karena masih dalam masa transisi. Rakyat jangan dibiarkan menunggu. Rakyat sudah jenuh untuk keluar dari jeratan masalah. Transisi itu tidak boleh lama-lama, pemimpin bangsa ini harus segera tancap gas karena begitu banyak pekerjaan rumah yang harus dikejar.

Namun, bukan berarti juga kita sebagai rakyat jadi tidak sabaran. Biarkan dulu presiden kita bekerja meracik strategi untuk memimpin Indonesia. Sebagai warga negara, tugas kita yaitu mendukung dan mengawasi segala kebijakan yang disusun keduanya. Kami pun siap mencermati dan mengkritik jika kebijakan tersebut melenceng dari yang telah diungkapkan saat kampanye lalu.

SABTU 25 OKTOBER 2014
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4222 seconds (0.1#10.140)