1.400 Anak Difabel Dapat Program Khusus
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 1.400 anak berkebutuhan khusus atau difabel mendapatkan program keterampilan.
Pembinaan tersebut diberikan kepada kaum difabel di Kalimatan Selatan. Pembinaan yang diberikan pemerintah setempat itu dilakukan sejak tahun 2010 melalui program Senyum Pelangi.
"Program ini lahir dari hasil kami blusukan ke berbagai desa. Setelah dihitung-hitung, ternyata penyandang difabel di daerah kami mencapai 1.400 orang. Kami berpikir keras agar ini bisa ditangani secara serius, maka lahirlah program yang kami namakan Senyum Pelangi," tutur Bupati Banjar Sultan Khairul Saleh saat menghadiri acara Roda untuk Kemanusiaan, Sri Lestari's Inspirational Journey 2014 di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (12/10).
Acara Roda untuk Kemanusiaan, Sri Lestari's Inspirational Journey 2014 digelar United Celebral
Palsy (UCP) yang juga dihadiri Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Robert Blake, Kedutaan Jepang, USAid serta sejumlah aktivis kemanusiaan lainnya.
Untuk diketahui, Sri Lestari adalah penyandang difabel yang bertekad melintasi seluruh wilayah Indonesia dengan menggunakan motor roda tiga.
Perempuan berkerudung itu tidak bisa berjalan normal seperti umumnya, dia terpaksa menggunakan kursi roda.
Dengan motor yang dirancang khusus, kini Sri Lestari melintasi 3.200 kilometer lebih dari Aceh hingga Jakarta. Dijadwalkan, Sri Lestari akan singgah di Martapura, Kabupaten Banjar pada 5 November 2014 nanti.
"Kami berharap kedatangan Sri Lestasi ke Martapura nantinya bisa memberikan motivasi yang besar kepada para penyandang difabel di daerah kami agar bisa terus berkarya dan berkerja nyata. Untuk menggugah dan memberi spirit membangun bangsa ini," tambah Khairul.
Para penyandang difabel di Kabupaten Banjar dibekali keterampilan seperti di bidang desain, menjahit, fotografi, dan perbengkelan serta berbagai bidang lainnya sesuai dengan minat masing-masing.
Dia mengatakan, pembinaan kaum difabel meliputi pelayanan kesehatan gratis di Rumah Sakit Ratu Zalekha.
Kegiatan itu melibatkan Dinas Sosial, Dinas Pendidikan serta Dinas Kebudayaan, Pariwisata,Pemuda dan Olahraga. "Kalau ada yang perlu pelayanan kesehatan, mereka langsung dilayani secara maksimal tanpa dipungut biaya," tutur Khairul.
Dia menjelaskan, sejak tahun 2012 Pemkab Banjar telah menjalin kerja sama dengan UPC Jogjakarta untuk memberikan bantuan berupa kursi roda khusus bagi para penyandang cacat.
Dia mengharapkan bisa menjalin kerja sama dengan banyak pihak pada masa mendatang dalam membina kaum difabel.
"Masalah ini kan tanggung jawab kita semua sehingga harus kita atasi bersama-sama. Semakin banyak pihak yang terlibat, maka semakin mudah kita menjalaninya," tuturnya
Pembinaan tersebut diberikan kepada kaum difabel di Kalimatan Selatan. Pembinaan yang diberikan pemerintah setempat itu dilakukan sejak tahun 2010 melalui program Senyum Pelangi.
"Program ini lahir dari hasil kami blusukan ke berbagai desa. Setelah dihitung-hitung, ternyata penyandang difabel di daerah kami mencapai 1.400 orang. Kami berpikir keras agar ini bisa ditangani secara serius, maka lahirlah program yang kami namakan Senyum Pelangi," tutur Bupati Banjar Sultan Khairul Saleh saat menghadiri acara Roda untuk Kemanusiaan, Sri Lestari's Inspirational Journey 2014 di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (12/10).
Acara Roda untuk Kemanusiaan, Sri Lestari's Inspirational Journey 2014 digelar United Celebral
Palsy (UCP) yang juga dihadiri Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Robert Blake, Kedutaan Jepang, USAid serta sejumlah aktivis kemanusiaan lainnya.
Untuk diketahui, Sri Lestari adalah penyandang difabel yang bertekad melintasi seluruh wilayah Indonesia dengan menggunakan motor roda tiga.
Perempuan berkerudung itu tidak bisa berjalan normal seperti umumnya, dia terpaksa menggunakan kursi roda.
Dengan motor yang dirancang khusus, kini Sri Lestari melintasi 3.200 kilometer lebih dari Aceh hingga Jakarta. Dijadwalkan, Sri Lestari akan singgah di Martapura, Kabupaten Banjar pada 5 November 2014 nanti.
"Kami berharap kedatangan Sri Lestasi ke Martapura nantinya bisa memberikan motivasi yang besar kepada para penyandang difabel di daerah kami agar bisa terus berkarya dan berkerja nyata. Untuk menggugah dan memberi spirit membangun bangsa ini," tambah Khairul.
Para penyandang difabel di Kabupaten Banjar dibekali keterampilan seperti di bidang desain, menjahit, fotografi, dan perbengkelan serta berbagai bidang lainnya sesuai dengan minat masing-masing.
Dia mengatakan, pembinaan kaum difabel meliputi pelayanan kesehatan gratis di Rumah Sakit Ratu Zalekha.
Kegiatan itu melibatkan Dinas Sosial, Dinas Pendidikan serta Dinas Kebudayaan, Pariwisata,Pemuda dan Olahraga. "Kalau ada yang perlu pelayanan kesehatan, mereka langsung dilayani secara maksimal tanpa dipungut biaya," tutur Khairul.
Dia menjelaskan, sejak tahun 2012 Pemkab Banjar telah menjalin kerja sama dengan UPC Jogjakarta untuk memberikan bantuan berupa kursi roda khusus bagi para penyandang cacat.
Dia mengharapkan bisa menjalin kerja sama dengan banyak pihak pada masa mendatang dalam membina kaum difabel.
"Masalah ini kan tanggung jawab kita semua sehingga harus kita atasi bersama-sama. Semakin banyak pihak yang terlibat, maka semakin mudah kita menjalaninya," tuturnya
(dam)