Politik untuk Kebaikan

Rabu, 08 Oktober 2014 - 12:50 WIB
Politik untuk Kebaikan
Politik untuk Kebaikan
A A A
DINAMIKA politik di Tanah Air masih tinggi. Atau mungkin sebagian pihak mengatakan masih memanas. Kata masih memang menunjukkan, sebelumnya atau tepatnya beberapa bulan sebelumnya tensi politik memang sangat memanas karena pemilihan wakil rakyat (legislatif) dan pemilihan presiden dan wakilnya (pilpres).

Dikatakan tensi tinggi atau memanas, karena pada pilpres terjadi dua kubu yang bersaing dan kondisi ini baru dialami oleh bangsa ini. Sebelumnya, pilpres diikuti lebih dari dua kubu yang membuat tensi politik tak sepanas 2014.

Kata memanas seolah menunjukkan bahwa terjadi kompetisi yang sangat kuat dan cenderung melakukannya dengan cara-cara yang kurang tepat atau tidak etis. Namun jika kita mau memikirkan lebih tenang, mungkin politik ini lebih dikatakan semakin dinamis. Memang, kenyataannya politik itu sangat dinamis.

Tarik-ulur dukungan, lobi antarkelompok atau antarpribadi, tawar-menawar atau bargaining , atau upaya-upaya lainnya untuk dapat meraih kekuasaan (jika politik diterjemahkan sebagai meraih dan mempertahankan kekuasaan).

Saat ini di Indonesia ada dua kubu politik yang tengah berkompetisi adalah Koalisi Merah Putih (KMP) yang diprakarsai Partai Gerindra dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) yang diprakarsai Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Pascapilpres yang dimenangkan kubu KIH, kubu KMP berhasil menang dalam beberapa produk politik salah satunya pemilihan pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Pada saat ini, persaingan keduanya memasuki babak baru untuk memilih pimpinan Majelis Permusyawaratan Perwakilan (MPR). Siapa yang berhasil ”menguasai” MPR mungkin akan bisa kita lihat dalam waktu dekat ini.

Jika melihat perseteruan antara KMP dan KIH mungkin sebagian pihak akan menjadi apolitik karena melihat betapa pertarungan politik seolah jauh dari etika ataupun kesantunan. Pendapat tersebut boleh saja karena kacamata yang digunakan untuk mendefinisikan politik adalah meraih kekuasaan lantas mempertahankannya. Namun jika melihat beberapa pengertian dan tujuan politik, mungkin sikap apolitik jadi bisa dihindarkan.

Dari beberapa literatur mungkin bisa disarikan ada empat pengertian politik. Pertama, politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik. Kedua , politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan di masyarakat.

Ketiga, politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara. Keempat, politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama (teori klasik Aristoteles).

Mungkin masih banyak pendapat atau definisi atau bahkan teori tentang politik, namun empat definisi di atas mungkin sudah sedikit mewakili. Jika dilihat, tujuan dari politik adalah mewujudkan kebaikan bersama sesuai teori klasik dari Aristoteles.

Bersama dalam hal ini adalah semua masyarakat yang menghuni negara ini atau bahkan seluruh manusia di bumi ini. Pengertian pertama dan kedua pun jika ditelaah akan bermuara pada masyarakat, sedangkan ketiga yang secara tersurat tidak menyebut kata masyarakat atau publik.

Toh, jika disimpulkan tujuan penyelenggaraan negara adalah masyarakat juga. Mungkin dari keempat definisi tersebut, pengertian dari Aristoteles yang lebih bermakna filosofi. Bahwa tujuan dari dinamika politik yang saat ini terjadi di negara ini adalah untuk mewujudkan kebaikan bersama. Perseteruan politik antara KMP dan KIH yang kita sebut dinamika politik bangsa ini akan lebih baik dilihat dari sisi tujuannya, yaitu mewujudkan kebaikan bersama.

Akan lebih baik kita sebagai masyarakat untuk tidak semakin memperkeruh dinamika politik saat ini dengan dugaan-dugaan yang belum tentu benar. Demi menjaga kebaikan bersama, kita sebagai masyarakat yang menyaksikan atau menjadi bagian dari dinamika politik tersebut untuk selalu berpikir positif terhadap dinamika politik saat ini, karena politik memang untuk kebaikan masyarakat.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6796 seconds (0.1#10.140)