Kandidat Ketua DPR dari Golkar, Fadel di Atas Angin
A
A
A
JAKARTA - Dua nama digadang-gadang jadi kandidat terkuat dari Partai Golkar untuk mengisi posisi Ketua DPR RI. Mereka adalah Bendum Golkar Setya Novanto dan Waketum Golkar Fadel Muhammad.
Guru Besar Ilmu Politik Universitas Indonesia Prof Amir Santoso mengatakan, pengalaman Partai Golkar yang sudah berdiri pada tahun 1964 itu diyakini membentuk insting politik dalam menentukan kadernya di posisi strategis.
“Tentu mereka tidak akan sembarangan mencari nama calon ketua DPR. Sebab, itu akan menjadi gapura partai di Pemilu 2019,” katanya melalui rilis yang diterima Sindonews, Selasa 23 September 2014.
Amir yakin, Partai Golkar akan selektif melihat track record, pengalaman dan loyalitas kepada partai politik. “Tentu bila ada kasus dugaan korupsi kepada salah satu calon, akan jadi poin minus baginya,” katanya.
Dia juga berharap, Partai Golkar mampu mempertimbangkan kader yang aman untuk diusung tanpa harus menanggung beban yang bakal merusak citra partainya sendiri.
Dengan memilih yang berpengalaman di pemerintahan dan legislasi, serta sudah menorehkan prestasi dan manfaat bagi masyarakat, tentu akan berdampak juga pada perolehan suara Partai Golkar di Pemilu 2019.
“Kalau hanya dua kandidat itu, Fadel di atas angin,” cetusnya.
Lagi pula, lanjut Amir, Fadel memiliki suara terbanyak saat pemilihan legislatif 9 April 2014. Dengan jumlah 636.654 suara, bekas Gubernur Gorontalo dua periode itu mampu meraih 163.054 suara. “Itu artinya Fadel mampu memberikan 25,61 persen suara untuk partai beringin.”
Sementara itu, Setya Novanto hanya mampu meraih 70.846 suara atau 5,64 persen dari 1.256.730 suara di dapilnya. “Saya kira, jumlah suara yang diberikan masing-masing kandidat untuk Partai Golkar juga akan jadi salah satu pertimbangan,” cetusnya.
Sebelumnya, Wasekjen Partai Golkar Tantowi Yahya mengatakan, partainya tengah menggodok sejumlah nama yang dianggap layak untuk disodorkan sebagai Ketua DPR. Pekan depan nama calon Ketua DPR, kata dia sudah bisa ditetapkan.
"Saya rasa dalam waktu dekat karena pelantikan beberapa hari lagi paling lambat minggu depan nama itu sudah di tetapkan oleh DPP," katanya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu 17 September 2014.
Namun, diakuinya belakangan ada dua nama yang mengkerucut yakni Bendahara Umum Golkar Setya Novanto dan Wakil Ketua Umum Golkar Fadel Muhammad. Tetapi masih tentatif sifatnya.
“Sekalipun ada dua nama sering digadang-gadang, Setya Novanto dan Fadel Muhammad. Namun, keputusan terakhir siapa yang ditetapkan partai sebagai pimpinan DPR itu akan melalui mekanisme pengurus,” pungkasnya.
Guru Besar Ilmu Politik Universitas Indonesia Prof Amir Santoso mengatakan, pengalaman Partai Golkar yang sudah berdiri pada tahun 1964 itu diyakini membentuk insting politik dalam menentukan kadernya di posisi strategis.
“Tentu mereka tidak akan sembarangan mencari nama calon ketua DPR. Sebab, itu akan menjadi gapura partai di Pemilu 2019,” katanya melalui rilis yang diterima Sindonews, Selasa 23 September 2014.
Amir yakin, Partai Golkar akan selektif melihat track record, pengalaman dan loyalitas kepada partai politik. “Tentu bila ada kasus dugaan korupsi kepada salah satu calon, akan jadi poin minus baginya,” katanya.
Dia juga berharap, Partai Golkar mampu mempertimbangkan kader yang aman untuk diusung tanpa harus menanggung beban yang bakal merusak citra partainya sendiri.
Dengan memilih yang berpengalaman di pemerintahan dan legislasi, serta sudah menorehkan prestasi dan manfaat bagi masyarakat, tentu akan berdampak juga pada perolehan suara Partai Golkar di Pemilu 2019.
“Kalau hanya dua kandidat itu, Fadel di atas angin,” cetusnya.
Lagi pula, lanjut Amir, Fadel memiliki suara terbanyak saat pemilihan legislatif 9 April 2014. Dengan jumlah 636.654 suara, bekas Gubernur Gorontalo dua periode itu mampu meraih 163.054 suara. “Itu artinya Fadel mampu memberikan 25,61 persen suara untuk partai beringin.”
Sementara itu, Setya Novanto hanya mampu meraih 70.846 suara atau 5,64 persen dari 1.256.730 suara di dapilnya. “Saya kira, jumlah suara yang diberikan masing-masing kandidat untuk Partai Golkar juga akan jadi salah satu pertimbangan,” cetusnya.
Sebelumnya, Wasekjen Partai Golkar Tantowi Yahya mengatakan, partainya tengah menggodok sejumlah nama yang dianggap layak untuk disodorkan sebagai Ketua DPR. Pekan depan nama calon Ketua DPR, kata dia sudah bisa ditetapkan.
"Saya rasa dalam waktu dekat karena pelantikan beberapa hari lagi paling lambat minggu depan nama itu sudah di tetapkan oleh DPP," katanya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu 17 September 2014.
Namun, diakuinya belakangan ada dua nama yang mengkerucut yakni Bendahara Umum Golkar Setya Novanto dan Wakil Ketua Umum Golkar Fadel Muhammad. Tetapi masih tentatif sifatnya.
“Sekalipun ada dua nama sering digadang-gadang, Setya Novanto dan Fadel Muhammad. Namun, keputusan terakhir siapa yang ditetapkan partai sebagai pimpinan DPR itu akan melalui mekanisme pengurus,” pungkasnya.
(kri)